Surat Untuk Lazuardi

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]

Mei 12, 2015

Senyum mana yang tak mengembang, pada karya untaian sajakmu
Lalu, apakah hanya aku yang merasakan dusta itu ada?

                 Rasanya sudah lama sekali, kapan terakhir aku merasa bahagia yang membuncah saat kau masih tinggal. Setiap hari dan detik menjadi sangat menyenangkan. Janji yang kau ucap masih terngiang di memoriku, tidak hanya celah, tapi meyesak dalam rongga.

                Sebenarnya aku lelah mengingatnya, hal yang sia-sia yang tak pernah kau sadari. Mengapa kita harus dipertemukan dalam detik yang cepat dan kau meroket menembus belantara. Jujur saja, aku selalu merindukan momen itu, rindu ini candu, namun, kebahagiaanmu juga kebahagiaanku. Aku tak bisa memaksamu tinggal, mungkin aku bahagia, tapi kau tidak. Sayangnya, rasa ini tetap ada sampai sekarang. Entahlah, sulit sekali membencimu. Sulit sekali menjadi baik didepanmu. Sulit sekali, akhirnya aku hanya sebatas pengagum dalam sepi. Dalam hidup yang mati. Aku tak pernah menyangka semelarat ini aku kehilangan sang pemberi semangat. Sekering ini rasanya berusaha lepas dari segala apa yang berhubungan denganmu. Pada awalnya kita memang sepasang asing yang tertawa bersama, lalu menjadi asing lagi dan dingin. Bolehkah kita selamanya menjadi asing saat pertemuan itu saja?

Kemudian, bertemu denganmu pada mentari ufuk subuh
Tertawa bersama lazuardi
Sebuah perpisahan pada kalutnya lembayung senja
Menyisakan malam gelap dan dingin yang tak berujung

                Kepada lazuardi biru yang tetap biru saat malam gelap, ku titipkan sepucuk singkat rasa, kepada angin kupercayakan agar terbang jauh berkelana hingga jatuh entah dimana.

                Apa kabar? Kau memang tak pernah benar-benar kembali, huh? 
***

Tidak ada komentar

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.