Pagi
ini kelas digegerkan dengan hilangnya
Karang. Tentu saja, Karang adalah nama rekaanku untuk perempuan yang
senang bercerita dalam diamnya. Aku sendiri mengenal Karang 3 tahun yang lalu,
dia suka bercerita apa saja padaku dan selalu dia yang memulai dengan “PING!!!”.
Aku
melihat Karang berbeda dengan dulu, Karang yang sekarang nampak overthinking tetapi masih ambisius.
Karang tak banyak bicara, dan aku tahu dia sangat suka menulis dan begitu
tenggelam dalam dunianya saat membaca. Karang tahu bagaimana menjadi dirinya
sendiri, dia tak pura-pura seperti perempuan lain.
Bagiku, Karang sosok perempuan yang unik. Bisa menjadi
sangat pendiam di tengah keramaian. Namun bisa menjadi yang paling cerewet
ketika berbicara dengan sahabat atau teman ngobrol yang menurut dia menarik.
Benar, dia pemilih. Terkesan angkuh, namun itulah Karang. Cantik, karena
karakternya sendiri. Aku heran aku begitu mengenal dia, atau tak mengenal sama
sekali? Entahlah, yang aku tahu, ketika aku bersamanya, aku seperti bermain dengan
teman di masa kecil.
Karang
tak suka mengucapkan selamat tinggal. Bahkan Karang tak memberiku kabar. Aku
akan kehilangan pemilik sepasang mata coklat itu. Aku tahu, Karang hanya ingin
mengembara. Karang juga ingin ditepuk bahunya, bahu yang begitu kuat namun juga
rapuh. Karang kesepian.
“PING!!!”
“Karang, aku punya koleksi buku lama, kamu mau baca?”
Pending.
Kusesap aroma teh panas di kantin. Menghela napas.
Terlambatkah aku untuk menjadi satu-satunya teman Karang?
***
Write a comment
Posting Komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.