Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Judul Buku : Broken Home ≠ Broken Dreams
Penulis : Chatreen Moko
Penyunting : Agus
Wahadyo
Desain Cover : ans
Penata Letak : andipz
Diterbitkan pertama
kali oleh : mediakita
Genre : Nonfiksi
Harga : Rp 35.000,-
Jumlah halaman :
viii+142 hlm
Sinopsis :
Buku ini berisi tentang kisah nyata beberapa anak yang mengalami broken
home. Mereka sanggup, mereka kuat, mereka sabar, dalam melewati masa-masa
sulit dalam hidupnya.
Masalah telah membuat
mereka menjadi pribadi yang dewasa, yang selalu berpikir positif. Mereka telah
membuktikan kalau menjadi anak broken home tidak berpengaruh pada masa
depan mereka. Kamu juga pasti bisa, jangan pernah menyerah. Percayalah, segala
sesuatu yang diawali dengan niat hasilnya akan bagus.
Jangan pernah menjadikan
broken home sebagai alasan untuk menghancurkan mimpi-mimpi kamu sendiri.
Kamu harus percaya diri, jangan malu, dan jangan biarkan kata “broken home”
menghalangimu dalam meraih cita-cita.
Dream, believe and
make it happen.
***
Saya suka risih sama orang yang suka bikin status macam “anak broken home, ya?
Pantes kelakuannya gitu.”, bawaanya pengin ngidupin Madara lagi, gitu aja terus
sampe Sarada jadi Hokage. Sejauh ini saya telah bertemu beberapa teman yang
berasal dari keluarga broken home, ada yang berkelakuan negatif ada juga
yang justru punya motivasi yang tinggi, saya aja kalah. Tapi, merekapun yang
dipandang negatif justru teman yang paling setia, mereka nggak akan membiarkan
kita jadi ikut-ikutan negatif, dan sebaliknya, kita sebagai teman juga harus
membawa mereka ke arah positif, karena ya, sekuat apapun mereka butuh
pendorong. Mama saya sendiri lahir dari keluarga broken home, mungkin
karena sudah kecil terpisah dari orang tua, Mama tak terlalu terbebani karena
Mama nggak tau apa arti cerai, sejak bayi diasuh nenek. Beda dengan mereka yang
orang tuanya bercerai saat sudah menginjak usia remaja, saat mereka sedang
mencari jati dirinya. Saya emang nggak ngerasain bagaimana rasanya menjadi
mereka, namun darah Mama mengalir dalam darah saya. Mama nggak dendam dan nggak
berperilaku negatif. Iri, nggak diperhatiin, nggak cukup kebutuhanya semua
sudah dirasakan Mama. Sekarang sih udah baik-baik aja. Udah akur. Mungkin
itulah alasan Mama menjadi wanita yang menurut saya, TOP banget.
Nah, dulu saya pernah mikir, “Emang yang dirasakan anak broken home saat
ortu mereka bertengkar gimana sih, mereka kok sampe ngerokok dan minum-minuman
gitu?.”
Ternyata emang berat,
saya kalo lagi denger orang tua bertengkar (dengan catatan : ini dalam masalah
rumah tangga biasa, paling besok selese) rasanya risih juga, mbok yo kalo mau
debat jangan di depan anak, gitu. Dan yang dialami anak bh lebih parah daripada
ini.
Ada satu teman saya yang juga anak bh, dia berbeda dari anak bh yang biasanya
saya lihat, dia punya muka yang benar-benar alami ceria tanpa topeng, ketika
saya tanya “Maaf, memang kamu nggak sedih Mama Papamu pisah, pernah kepikiran
nggak buat kabur dari rumah gitu?” dan dia jawab “Ya ampun aku masih mikir Fa,
emang kalau ortu cerai dunia kiamat? Kalau aku kayagitu aku malah menambah
beban mereka, aku nggak mau lah. Menyesali yang udah kejadian itu nggak akan
ngeubah apa-apa, mending kita nyari solusi untuk masalah itu, aku ya sedih tapi
kalau udah kejadian ya udah, mungkin ini jalan yang terbaik, darisinilah aku
belajar nerima kenyataan.” atau “Yang hancur itu mereka, masa hidup gue mau
ikut ancur?”
Nah, di buku ini, selain desain sampul yang eye-catching, lembar unik
ala note, dan hasil editing rapi, ada beberapa cerita nyata mereka yang mengalami tenang
isinya bukan curhatan cengeng, tapi bagaimana mereka menggebrak sukses,
bertahan, belajar dan tentang harapan-harapan mereka. Cocok dibaca siapa aja,
mereka yang bh, yang terutama para orang tua atau calon orang tua. Hey,
menjadi orang tua harus otomatis professional dewasanya, dan pernikahan bukan
main-main. Buat korban bh, hey, kalian masih punya sodara atau teman,
ya, mungkin mereka nggak bisa ngerasain bener apa yang kamu rasakan, tapi
mereka selalu ada, dan banyak jutaan mimpi yang harus diperjuangkan daripada
jadi negatif, kita juga bisa melihat beberapa public figure yang juga
korban bh tetapi mereka bisa sukses, contohnya SBY, Obama, Oprah Winfrey, Yoona
SNSD, Megan Young dan selanjutnya kamu. Buat umum, hey jangan pandang
negatif korban bh, daripada otak dibuat negatif-negatif mending bantu support
mereka, sekeras apapun mulut dan fisik mereka, mereka akan luluh juga dengan
rangkulan, pelukan dan gandengan tangan kita.
Adalah kutipan favorit saya dari Salomo Partogi Sihombing di buku ini halaman
60, “Dari cerita singkat hidup saya di atas, saya dapat berkata bahwa mengalami
yang namanya broken home bukanlah alasan untuk menjadi nakal atau liar,
justru bisa dijadikan pemicu untuk dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Tidak ada alasan untuk menjadikan rokok, pergaulan bebas, miras, brutal,
narkoba, dan lain-lain, sebagai pelarian karena broken home, itu
hanya alasan klasik dan hanya orang bodoh yang menggunakan alasan itu.”
Karena, betapa Tuhan percaya pada kalian dengan kasih sayangnya menunjukan
kepada orang lain artinya bersyukur.
***
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.