Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Peringatan : Biar lebih greget, bacanya sambil dengerin lagi
Shannon LaBrie - Calls Me Home.
(Setiap jepretan punya cerita, dan dunia, inilah Akuntansi 3
SMK N 1 Banyumas angkatan 2012-2015.)
“It's hard to imagine that one day,
I won't go to school anymore but I'll be heading to work.
I'll be living on my own or with friends instead of my parents.
I won't have to ask for rides anymore because I can drive where ever I want to.
I'll be waking up to a special someone next to me.
I will have kids running around the house.
And so much more. I'm scared that I'm growing up too fast and time won't slow down.”
I won't go to school anymore but I'll be heading to work.
I'll be living on my own or with friends instead of my parents.
I won't have to ask for rides anymore because I can drive where ever I want to.
I'll be waking up to a special someone next to me.
I will have kids running around the house.
And so much more. I'm scared that I'm growing up too fast and time won't slow down.”
(9gag)
Masa
putih abu-abu telah berakhir. Benar-benar waktu yang singkat, padat dan kurang
jelas. Bagai menstruasi dan mimpi basah pertama pada remaja, saya tau cepat
atau lambat hal ini akan terjadi, namun perpisahan bukan suatu kali pertama
kita alami. Memang, selalu ada tangisan, namun kali ini kita menyertainya
dengan kedewasaan. Kita nggak mungkin nambah satu tahun lagi dan berebut kursi
dengan adik kelas. Yang ada sekolah over
siswa dan membludag. Saya juga ogah ngantuk-ngantuk ngebalancein Akuntansi.
Hih!
Perpisahan
selalu membosankan dengan akhir lost
contact, dan ketika bertemu kembali masing-masing menjadi orang asing.
Inilah yang orang-orang benci tentang perpisahan, disaat kita sedang
nyaman-nyamannya, kita berpisah. Kaya lagi sayang-sayangnya diputusin gitu.
Bertemu dengan lingkungan baru lagi, adaptasi lagi. Namun, waktu terus berjalan
dan kita harus tetap melangkah.
Saya
ingin bercerita, dulu pertama masuk SMK ini dengan rok biru kesempitan karena
timbunan makanan pasca UN dengan bergabung dengan anak-anak lain yang juga
mendaftar disini. Sebenernya, pilihan saya bukan SMK, tapi SMA, namun orang tua
menyarankan saya disini, singkatnya, saya mendapat kelas yang sampai sekarang
tanpa nama yang tetap, kelas Akuntansi 3.
Bukan bermaksud sombong,
dari SD sampai SMP saya termasuk orang lumayan agak pinter dikit, ini dalam artian menghafal kali ya. Saya termasuk
orang yang susah adaptasi, apalagi dengan situasi kelas yang kurang saya suka,
karena isinya cewek semua dan cowok satu, bakal membosankan, pikir saya. Saya
yang terlarut dengan kemalasan dan kurang niat belajar, akhirnya ranking saya
turun, nggak tanggung-tanggung, saya dapat ranking 28 pada waktu itu. Mendapat
nilai tiba-tiba jeblok tentu saja syok mengingat dulu saya orang yang sangat menomorsatukna ranking (sekarang sih selo), ditambah lagi kena marah orang tua,
sedikit tambah down. Jadi ada 3 hal yang naik turun drastis saat di SMK, emosi,
peringkat dan statistik blog. Namun akhirnya saya sadar, ini murni kesalahan
saya. Saya mulai memperbaikinya di semester 2, dan hasilnya? Saya malah ranking
30. Jangan tanya saya keturunan siapa.
Oh,
mengenai kelas, ternyata nggak seperti yang saya pikirkan, asyik dan gila.
Entah kenapa saya selalu mendapat kelas yang seperti ini, kompak dalam kebaikan
dan keburukan. Saya, yang dulu berniat menjadi anak baik-baik dan nggak melanggar
peraturan malah sebaliknya, ada saja peraturan yang saya langgar, sepele, nama
belum terpasang misalnya. Untuk hal seperti ini bagi saya dulu asing, karena
saya hampir nggak pernah melanggar peraturan masa SMP dulu, malas rusuh saja.
Tapi nggak apa-apa, apa yang selalu saya hindarkan Tuhan dekatkan. Saya jadi
tau betapa menyenangkannya dihukum bersama-sama. Kata Flynn Rider sih “This is just part of growing up. A little
adventure, a little rebellion. That’s good. Healthy even!”. Dan saya jadi
tau bagaimana rasanya peringkat atas dan bawah. Mungkin kalau nggak masuk SMK,
saya akan menjadi manusia sombong karena kelebihan sendiri dan nggak menghargai
siapapun.
Masa
SMK bukan masa SMA yang masih bisa cinlok layaknya SMP, paling cinta-cintaannya
sama STM. Namun masa SMK juga sama asyiknya dengan masa SMA. Karena lulusan SMK
dipersiapkan untuk menjadi tenaga yang terampil, maka kita lebih mandiri.
Termasuk jika sering nggak ada gurunya, kita mandiri kok. Mainan
sendiri-sendiri. Indahnya dunia. Anak SMK dan SMA jelas-jelas berbeda, bisa
diliat dari tweet mereka, pasti anak SMK selalu ada tweet “Order yuk sist” atau
kalo nggak online ya jualan offline. Siswa SMK juga lebih dewasa daripada SMA
saya rasa, karena mereka terbiasa mandiri, tapi sayang, untuk urusan SNMPTN
kuota SMK lebih sedikit.
Musuh bebuyutan dari masa ke masa.
Banyak
yang bilang bahwa jurusan Akuntansi itu unggul dan favorit, memang benar.
Kecuali untuk Umi Marfa, dulu saya nggak tau apa itu Akuntansi, ternyata
angka-angka. Sekali lagi, saya selalu menghindari angka, karena pasti kurang
bisa. Jika biasanya ada mahasiswa yang salah jurusan, saya sudah salah jurusan
dulu di SMK, tak apa, senggaknya tersesat di jurusan yang keren. Untung saja,
selalu ada teman yang membantu, jadi saya nggak herp-herp amat. Dan saya juga selalu ngakak ngenes jika ada orang
bertanya "Kamu jurusan Akuntansi ya, pinter dong!", kemudian saya
merasa sebagai pendosa karena saya anak Akuntansi yang gagal. Maafkan Rosi
bunda.
Mengenai
kelas, kita bercerita tentang kelas 2, lagi bebas-bebasnya dari belenggu masa
kelas 1. Dan dapet wali kelas yang katanya killer, tapi beliau adalah guru
favorit saya satu-satunya di SMK ini. Banyak yang kurang menyukai beliau, namun
saya justru jatuh hati suka. Beliau adalah guru antimainstream, disiplin,
tegas dan penyayang. Mungkin beliau mantan ABRI, namun yang pasti, beliau nggak
membeda-bedakan murid dan memotivasi sehingga saya nyaman jika sedang berada
didekatnya diajar olehnya. Karena dengan nyaman, belajar enak dan nilaipun
Hermione. Di kelas 2 ini juga ada Prakerin, kegiatan wajib bagi siswa SMK. Kita
bisa ngrasain gimana orang-orang bekerja tanpa digaji. Ternyata, kadang lumayan
santai ya, nggak kaya murid. Dari hasil Prakerin ini, saya jadi bisa bikin
amplop, kartu kuning dan tau rasanya nginep di kos-kosan temen.
Berlanjut
ke kelas tiga, (di SMK ini kelas 1 sampe 3 gak ganti, iya, seneng susah bareng
sampe mabok) sebenernya saya sudah mulai melihat kelas sudah mulai galau-galau
pasca Prakerin. Kelas 3 artinya serius, sering ketemu guru (ah sering kosong
kok), nggak ada main-main (sementara itu, saya masih refresh timeline setiap
hari) dan nggak boleh pacaran-pacaran dulu (dan saya tetep aja jomblo, nggak
ngaruh). Segalanya berubah, saya melihat perubahan dari masing-masing teman,
ada yang masih tunas, ada yang udah keluar pisang. Ada yang mulai rajin
ngelunasin kas, ribut ngurusin jurusan kuliah, bingung mau kerja atau kuliah
dan mulai rajin ibadah. Entah memang darisananya atau hanya merayu Tuhan agar
nilainya cemerlang. Tak apa, namanya juga manusia.
Beberapa
telah banyak menuliskan impian-impiannya dan beberapa juga masih bimbang dengan
dirinya, siapa dirinya dan apa tujuannya. Mungkin sekarang kita pelajar biasa, nggak
terkenal dan jomblo. Dan beberapa waktu lagi mungkin saja, nggak ada orang yang
nggak tahu tentang dirimu. Karena ternyata dirimu menantu Pak Jokowi misalnya.
Selanjutnya adalah misteri, dan kita berusaha sekeras yang kita mampu.
Karena corat-coret di seragam sudah terlalu mainstream
Sekarang
kita bukan lagi siswa. Kita akan bertemu lingkungan yang baru, menambah
pengalaman baru pula. Ucapan terimakasih yang istimewa untuk Arum--Tria--Gendhut--Netha--Al--Desi--Mahatma--Dwi--Eka--Ede--Pampam--Entika--Faiz--Fitria--Intan--Lani--Mariyah--Meli--Nely--Nuri--Popon--Resti--Eno--Rina--Dinda--Rosyi--Uni--Septi--Sofi—Sutri--Yuli yang telah berjuang bersama dan mengisi 3 tahun dengan memori berharga
yang akan selalu diingat (well ini agak lebay), kata orang, suatu tempat akan
indah bukan karena tempatnya, tapi karena orang-orangnya.
Semoga kalian selalu
dalam lindungan Allah dan kesuksesan menyertai kalian dimanapun kapanpun, suatu
saat, tunjukan pada semesta kalian sukses dibidang dan dengan cara kalian
sendiri. Terimakasih kepada semua guru, wali kelas (Bu Alivia, Pak Sasongko dan
Bu Suprihatiningsih) dan orang tua. Doa'kan kami agar menjadi pemuda-pemudi
bangsa yang berguna. Aamiin. Dan terimakasih untuk masa SMK, atas segala manis
dan pahitnya, dari sini, saya banyak belajar.
***
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.