Jika diberi kesempatan adakah hal yang akan dilakukan di masa lalu, saya tak akan mengubah apa-apa kecuali mengumpulkan semua buku catatan personal. Bukan, bukan diary sih bentuknya, malah cenderung random karena menuliskan cuplikan-cuplikan kejadian dalam hidup. Beberapa juga ditulis secara random dan spontan mengenai mimpi atau harapan.

Sepertinya seru jika memiliki setumpuk buku-buku tersebut dan membaca ulang. Dapat dipastikan saya akan kaget karena tak merasa menuliskan hal tersebut, atau sekaligus takjub karena seperti membaca pesan dari kapsul waktu bernama buku catatan. Sensasi membaca ulang ini pernah saya alami, ketika sedang decluttering ruangan dan menemukan buku catatan 4 tahun sebelumnya. Seiring dengan pertambahan usia terkadang perubahan itu tak terasa banyak berdasarkan ingatan. Namun ketika melihat catatan lama baru menyadari, bisa jadi yang berubah hanya satu dan dua hal namun perubahannya besar dan berpengaruh.

Saya terbiasa menulis random dan ekspresif di buku catatan, apa saja bentuknya. Sesederhana buku notes hasil souvenir seminar, acara kegiatan, atau dengan sadar membeli sendiri misalnya binder atau buku agenda. Pernah juga sih, memanfaatkan buku batik yang lebar dan panjang itu karena masih sisa banyak dari pelajaran Akuntansi. 

Isi dari catatan mengalir begitu saja; catatan reflektif, gambar-gambar, dan harapan. Saya juga suka menulis dengan random, kadang dari lembar depan buku, kemudian meloncat di belakang. Meskipun kadang merepotkan juga karena beberapa halaman jadi kosong hihi. Menyenangkan ternyata tuh, melihat buku catatan lama dan dahulu seperti terasa sekali semangatnya. Mungkin saat ini juga sama, jika dibaca di masa depan. 

Tahun ini saya merasakan pengalaman baru, di mana menulis secara manual rasanya seperti kembali pulang. Di sana saya merasakan kenyamanan untuk bisa menuliskan apa yang ada di benak secara bebas, perasaan juga jauh lebih lega karena seperti mengeluarkan emosi negatif. Maklum, menulis secara manual biasanya memang saya lakukan di sela-sela ada kegiatan mencatat manual juga. Misalnya ketika sedang kuliah, atau mencoret-coret tugas.

Kesibukan akan rutinitas yang lebih banyak bekerja di depan laptop, membuat saya tak sesering menulis secara manual lagi. Saya kira hal tersebut akan tak ada perbedaan, padahal menulis blog juga pasti ada batasannya dan dua hal yang berbeda. Ada sisa-sisa yang menumpuk yang belum dikeluarkan, akan timbul perasaan lega secara sendirinya ketika menulis di atas kertas.

Berangkat dari sana, timbul keinginan untuk mencari buku catatan dari berbagai jenis dan ukuran, mulai dari custom sampul, buku dengan kover yang lebih tebal, dan juga menilik buku catatan unik Hibkraft. Dari namanya, sudah terdengar memang khusus dan sengaja dibuat ya? Memang benar adanya juga sih, hihi.

Buat yang memang pecinta buku jurnal unik dan bisa dicustom, nama Hibkraft mungkin sudah tak asing. Saya sendiri takjub dengan produk yang ada, bisa dibilang produk Hibkraft lebih lekat dengan buku catatan dengan sampul kulit. Teknik binding dari buku catatannya juga berbeda-beda dari masing-masing produk yang ada.

Saya yakin, bagi yang menyukai buku catatan unik ini akan senang melihatnya dan 'naksir' dengan handmade journal Hibkraft ini. Desainnya khas, unik atau tidak pasaran, dan tentunya ini produk lokal juga. Perpaduan dari jenis kertas, teknik binding, dan juga desain cover akan mengingatkan pada suasana perbukuan di Harry Potter, atau vintage ala-ala gitu hihi.

Bagi saya pribadi, memiliki buku catatan unik dari Hibkraft seperti memiliki tingkat perasaan senang yang lebih, senang untuk menuliskan dan memiliki. Ternyata memiliki jurnal dengan desain yang unik juga membawa pengalaman tersendiri yang menyenangkan. Oh khusus untuk personal journal di Hibkraft ini pilihannya ada beberapa, misalnya Amabilis Handmade Journal, Jurnal Tenun Hibrkraft, SJP Personal Journal, hingga Travel Journal Trevi Pro yang sedang saya gunakan.

Jujur, mulut auto mengucap "cakep-cakep bener" ketika melihat display produk Hibkraft secara online di websitenya. Benar detail, rapi, dan nggak kaku walaupun dari kulit, terlihat passionate dalam urusan ini. Kemudian saya mencoba jurnal tipe Trevi Pro, alasannya karena bisa refill dan ukurannya pas untuk bisa dibawa ke mana-mana alias nggak makan tempat.

Ukurannya A6 dan dibalut dengan penutup karet di tengahnya, simpel untuk dibuka tutup dan bisa tetap rapi. Misal untuk mini journaling dengan menempel ini itu, bisa sekaligus untuk menyimpan kala belum diberikan lem. Isiannya brownpaper yang surpirisingly cukup tebal sehingga tinta tak menembus di halaman berikutnya. 

Karena once-again, Trevi Pro ini cakep banget, saya sempat sayang untuk mencoret-coretkannya. Tapi kan, itu fungsinya ya haha. Nah saya mengisi lembar awal dengan kata-kata afirmasi positif dan kata-kata yang sebut-saja semoga mengandung kemujuran dalam hidup dari seseorang. Menulis juga daftar gratitude list dan kata-kata untuk manifest, rasanya? Enak dan menyenangkan sekali! 

Trevi Pro ini karena ukurannya kecil, ternyata menjawab kesusahan saya ketika pergi ke mana-mana dengan slot terbatas atau tak mau membawa buku yang mempunyai berat lebih. Hihi, memang dari namanya saja lebih ke travel journal. Isinya kalau misal habis, bisa diganti atau disisipkan di tengah begitu saja kalau tidak mau terpisah. Cuma lama kelamaan, saya rasa saya butuh yang lebih besar nih kalau untuk tipe journaling yang lebih panjang. Saat ini terpantau naksir yang SJP Personal Journal. Jelang tahun baru, boleh kali ya nanti beli? Hihi.

Hibkraft sendiri sudah ada sejak 2013 lalu lho, malah sudah dirilis sejak 2011. Saya rasa, ide bagus juga menjadikan produk jurnal Hibkraft sebagai kado, mumpung menuju awal tahun yang biasanya mulai penuh dengan resolusi baru. Bagus juga sih buat catatan perjalanan, atau ya journaling tadi supaya nulisnya lebih niat dan nggak menyia-nyiakan buku catatan sekece ini.

Anyway, Hibkraft nggak sebatas punya handmade journal dan buku catatan aja, namun ada juga card holder, puch, totebag, dan lainnya. Menerima pesanan dalam jumlah banyak juga nggak hanya personal, namun untuk bisnis misalnya. Bakal kece kalau misal nih misal, ada brand yang menggunakan buku catatan Hibkraft sebagai souvenir.

Oh iya, teman-teman bisa mendapatkan produk Hibkraft baik melalui websitenya atau marketplace Tokopedia, ya. Selamat journaling!

***