Banyak
sekali hal yang baru sejak masuk dunia perkuliahan, auranya justru banyak
senangnya termasuk juga dengan segala pengalaman pahit dan segala kekhawatiran.
Jadi, buat adik-adik kelas 12 yang bimbang “Kuliah nggak ya”, kuliahlah dek,
percayalah kuliah itu menyenangkan, soal biaya? Banyak beasiswa, banyak jalan,
tinggal bagaimana kita yakin terhadap diri sendiri dalam memantapkan diri untuk
kuliah. Baik, selesai prolognya, sangat menggebu-ngebu ya?
Well, akhir Maret kemarin tepatnya
tanggal 31 (lahirnya sehari sebelum April Mop, makanya kalo bercanda suka
dianggap serius) saya resmi melangkah ke umur 19, umur terakhir belasan sebelum
memasuki kepala dua, waktu terasa begitu cepat padahal rasanya baru umur 17
kemarin. Saya kira hari akan berjalan seperti biasa seperti ulang tahun-ulang
tahun sebelumnya, kurang lebih tanpa kue, tanpa lilin, tanpa duit (ini kok kaya
pesugihan?), tanpa pesta dan perayaan dan memang saya nggak terlalu suka dengan
semua. Ulang tahun selalu cukup dengan doa dan harapan serta kado. Well, saya suka dikasih kado, everyone loves suprises, right? Kalau nggak ada yang ngasih pun, bisa ngado
diri sendiri. Nah, silahkan buat pembaca yang mau kasih kado, telat nggak papa
kok.
Sebenarnya,
saya mempunyai rencana mau ngadain syukuran kecil-kecilan di pantai asuhan atau
semacam penggalangan dana untuk pendidikan melalui blog, namun belum terlaksana
karena dadakan, mungkin tahun depan, saat pertama menginjak umur kepala dua, well, ini bukan riya, siapa tau aja ada yang mau ikutan silahkan.
Nampaknya,
semesta lagi nggak ngijinin umur 19 terlewati flat seperti biasanya. Jadi, hari dimulai saat pagi-pagi saya
membuka hp dan ada sms dari ibu:
“Udah shubuh, Mi?
Ulang tahun nggak di rumah, kepingin apa? Semoga tambah dewasa, tambah imannya,
sayang sama orang tua, sering kasih kabar sama orang tua”
Itu adalah SMS ucapan ulang tahun pertama kali dari ibu
saya, iya soalnya saya sekarang di asrama karena kuliah, terharu, dan memang
ibu saya overprotectif namun
kebebasan tetap milik anak, hampir tiap hari SMS pada anak gadisnya yang bandel
jarang kasih kabar. Dari SMS sederhana itulah saya begitu beruntung memiliki
seorang ibu yang sangat menyayangi dan mengerti saya, karena nggak semua anak
mendapatkan hal seperti ini. Kadang saya berpikir ibu yang sekaligus kakak
perempuan dan sahabat saya terlalu baik, apalagi sejak saya kuliah dan mencoba
lepas dari uang saku orang tua, hanya di depan ibu saya bisa menangis seperti
anak kecil. Berharap liburan semester ada drama korea yang menarik biar bisa
nonton bareng.
Selain dapet SMS LDRan sama Ibu, dapet juga ucapan dari temen jaman TK yang sekarang lagi kuliah di Semarang.
Follow saja instagramnya biar ramai
Kemudian
saya berangkat kuliah, pas pergantian dari kelas Grammar ke kelas Listening, si
Oliv tiba-tiba nyeletuk: “Marf, dicari anak Sasjep tuh, tapi aku bilang ada
kelas, jadi aku suruh nunggu jam 1 nanti”. Dari sini saya mulai curiga, saya adalah
tipe orang yang tahu siapa saja orang yang mengenal saya dan saya nggak punya kenalan sama sekali
dengan kelas Sastra Jepang. Pas kelas Listening kelar, saya malah ditahan sama
cewe-cewe kelas, bau-bau mau dikasih kue nih. Dan see, lagi mikirin tugas di gazebo bareng si Aji, dari belakang ada
yang bawain kue, kue pertama dalam hidup saya, saking bingungnya mau
berekspresi apa muka saya justru jadi datar dan dibilang “Marfa kok nggak
terharu sih, kok nggak nangis sih?” “Ya gua aja nggak tau El muka gua emang
gini”. Kemudian saya merasa beruntung lagi ditempatkan bersama orang-orang yang
menyenangkan, padahal saya cenderung memainkan sisi introvert saya di sini, padahal belum genap setahun kita bersama
dan mereka seakan nggak peduli, kita solid. Bunch
of thanks, Sasing B 2015! You guys
made my day! Kalian senyata-nyatanya kado bagi saya.
Dari Tinton. Well, he didn't give me a bucket of flowers but this. Terserah kalian memanggilnya apa, tusuk sate overload atau buat mukul kasur jemur. Namun ini adalah lambang dari tanggung jawab dan penanda bagi seorang pembelajar agar tak lelah mencari ilmu.
Dari Tinton dan Tata
Kejutan
belum berakhir sampai sini, lagi enak-enaknya gegoleran di asrama dan menikmati
WiFi, tiba-tiba Tata telepon “Ada duit nggak? Butuh nih aku lupa bawa, nanti turun
ya” dan pas lagi nunggu di lantai dasar, si Tata dateng sama Tinton, ngasih kue
dan kado, yang lagi-lagi saya bales dengan “Udah
ketauan kok kalian ngerjain saya, udah ketauan kok kalian mau ngasih ginian”
lengkap dengan muka datar. Untung saja mereka adalah alien yang begitu sabar
menghadapi sikap saya. Kue sama kadonya gimana? Ya saya terima nikahnya. Salah satu kado dari mereka adalah kaos “I'm a
Blogger”, well, orang mana yang nggak
bakal seneng kalo ada orang yang begitu mengerti hobi kita, sindirian juga sih
buat rajin posting.
Sketch by rifaldisati . Thanks big bro! Yang mau pesen bisa follow IGnya.
Dari bang Hendri.
Malemnya,
saya main ke sekre yang udah jadi kost-kosan kedua saya, markas kalo gabut
sedang melanda. Saya dikasih kado sama Time dan Mbak Puji, lengkap dengan
surat-surat alay, doa dan harapan. Ulang tahun nggak pernah seindah ini.
Sebelumnya malah dikasih donat sama Bang Hendri, temen online saya yang
sama-sama suka Harry Potter dan akhirnya ketemu di satu universitas, dan kami
sama-sama lahir bulan Maret, jadi ya sama-sama tuker kado gitu. Hari itu saya
perdana dapet kue ulang tahun dan sekaligus tiga, antara bikin gendut dan juga
ngirit sebagai anak kost-kostan. Lalu ada kiriman buku dari Dwi Putri, temen
online saya juga yang entah kenapa ngirimnya pas banget lagi suasana ulang
tahun. Actually these gifts are too
beautiful, kejawab juga pertanyaan Oliv yang;
“Marfa ulang tahun
keberapa sih yang paling berkesan?”
“Ya kemarin ini Liv, soalnya nggak ada yang ngedoain biar
cepet-cepet punya pacar”
Ada yang mau nambahin?
Sampai jumpa di postingan berikutnya!
***
Write a comment
Posting Komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.