Heartling (REVIEW)

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]


Judul Buku : Heartling
Penulis : Indah Hanaco
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Editor : Irna
Desain sampul dan isi : Iwan Mangopang
Harga : Rp 50.000,-
Jumlah Halaman : 256 hlm
ISBN : 978-602-03-1592-8
Sinopsis :
Monster!
Bagi Amara, monster itu bernama Marcello. Monster dengan kenangan-kenangan buruk.
Cowok. Sahabat. Gaun. Pemerkosaan. Rumah sakit.

Amara tidak lagi menginginkan hal-hal itu hadir di hidupnya.

Seakan takdir belum puas mengolok-olok Amara, monster itu tiba-tiba muncul menganggu hubungannya dengan Ji Hwan.
Tepat ketika dia berusaha membuka hati.

Apa yang harus Amara lakukan?

***

“Tragedi kadang membuat orang lebih cepat matang dibandingkan seharusnya.” – hlm 152

Firstly, thanks to Mba Indah Hanaco yang sudah mengirimkan Heartling ke saya.

                Jujur saja, ketika tahu buku ini diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, selama membaca Heartling saya hanya terfokus pada kekurangan-kekurangan di buku ini.
Baik, jadi mari kita mulai dari yang ‘kurang’ enaknya dulu. Margin atas dan bawah nggak seimbang, beberapa ingatan masa lalu Amara yang diulang-ulang di lembar-lembar awal, saya juga masih menemukan banyak kesalahan penulisan di sini, seperti di halaman 10 ada tulisan mosnter,tulisan tidaknggak di halaman 147, tulisan tidaktidak, ada juga tanpa spasi selepas titik, bahasa percakapan yang terlalu baku, misalnya “Mengizinkan aku”, “Aku merindukan Ji Hwan”, mungkin sebaiknya bisa dipersingkat dengan “Aku kangen Ji Hwan”. Tentang perceraian orang tua Amara juga kurang digali, kan sedih. Setelah membaca sekian lembar, akhirnya saya tahu kota tempat cerita ini adalah Jakarta, mungkin bakal lebih “klik” kalo diganti dengan “loe-gue”, bukan aku-kamu, untungnya juga bukan ayah-bunda, skip. Tentang cover, saya suka lolipopnya, tapi orangnya kurang suka, diliat galau, ini review maksa amat ya.

                Heartling bergaris besar menceritakan Amara Kameli yang mencoba bersosialisasi dengan dunia luar kembali setelah kejadian buruk menimpanya setahun yang lalu. Seperti biasa, tokoh Amara akan bertemu banyak orang-orang dengan berbagai karakter, untung juga penulis nggak menambah beban mental Amara dengan pandangan-pandangan sinis orang-orang, ya, karena hanya beberapa orang yang tahu kejadian tersebut. Lalu, bagaimana “petualangan” Amara akhirnya, baca sendiri di Heartling. 

                Tokoh Amara mengingatkan kepada diri saya sendiri, ya nggak lama inilah setelah 4 bulanan libur pasca Ujian Nasional, karena lebih sering di rumah, jadi kalo keluar rumah rasanya aneh, bahkan jadi super malu dan gemetaran, padahal ya nggak ada apa-apa.

Amara juga emosional dan keras kepala seperti saya, yang lalu ketemu tokoh Sophie dan sahabat lamanya, Brisha, yang memberi dampak positif pada kehidupan barunya, malah saya sempat berpikir harusnya cover berilustrasi tiga cewek saling rangkulan dari belakang, ya, karena ternyata Sophie dan Brisha memiliki masalah juga selain Amara.

                Lalu ada Seo Ji Hwan, duh mbak Indah, namanya harus SEO ya? Fyi, rank Alexa blog ini udah turun 1jt, hih! Ji Hwan ini lembut dan sopan banget, dari beberapa persamaan saya dengan Amara, apa saya juga kelak akan mendapat pria sebaik Ji Hwan? Haih.

Tentang Marcello da monstah, penulis menceritakan bahwa akhirnya Marcello anu, di sisi lain saya setuju, di sisi lain saya juga merasa terlalu cepat, lagi-lagi, ini review entah apa maunya.

                Pesan yang disampaikan dalam novel ini bagus kok, bahwa nggak ada salahnya kita mencoba kembali kehidupan yang baru, gampangannya move on, kita berhak bahagia, bahagia yang sebenarnya, masa lalu udah masa lalu, nggak usah dipikirin, dan inget juga dalam proses itu kita membutuhkan orang lain, nggak perlu banyak, yang kita butuhkan kualitas bukan kuantitas dan jangan pernah takut, kita nggak pernah sendirian, akan selalu ada tangan-tangan yang terulur dan merangkul dengan kuat dan hangat ketika kita berani membuka “pintu” itu. Karena, ada begitu banyak hal yang sangat sayang sekali untuk dilewatkan saat kita bersedih.

Menurut saya, novel ini juga bagus jika difilmkan.

Tidak ada komentar

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.