Mulai terasa juga sisi positif dari stay at home dan masih tinggal bersama orang tua saat usia dewasa muda, yaitu jadi mempelajari kehidupan rumah tangga itu seperti apa. Pasalnya kalau dulu mah cara pandangnya masih sebagai anak saja, kalau sekarang tentunya beda. Yang paling terasa adalah terkait kesehatan terutama perihal asupan harian, apakah sudah memenuhi kebutuhan nutrisi, dan apakah pola makan sudah memenuhi gaya hidup sehat.

Kemudian membaca bahasan di media sosial juga dari yang sudah mengalami sendiri bahwa kunci suksesnya diet bukan olahraga terus-terusan atau olahraga berat, melainkan menjaga pola makan. Jadi selama masih makan secara sembarangan dan tidak diatur, maka olahraga yang seharusnya memberikan manfaat akan tidak maksimal prosesnya. Minimal belajar untuk defisit kalori atau menyeimbangkan kalori yang masuk dan keluar.

Well, memang tak dipungkiri sih jajanan dan uhmm.. makanan cepat saji ini menggoda dan enak banget, belum lagi kalau harganya sedang murah atau promo. Tapi harga yang dibayar tak final sampai di sana, melainkan masih ada dengan risiko dalam bentuk gangguan kesehatan di masa mendatang. Ngeri ya.

Memang sih kalau belum merasakan efek buruknya, niat memperbaiki ke gaya hidup sehat ini mungkin akan kurang kuat. Namun kita bisa lho memulai tanpa harus merasa sakit terlebih dahulu. Soalnya, makan sembarangan memang enak dan menggoda, namun punya gaya hidup sehat akan lebih enak dan terasa ringan di badan. 

Bagi yang belum terbiasa, memang beraaat kok. Wajar karena belum familier dan tubuh juga butuh penyesuaian, namun kalau sudah lebih dahulu "kenalan" dan merasakan manfaatnya akan jadi pemicu agar terus meneruskan gaya hidup sehat ini. Namun tentu saja manfaat-manfaat besar tersebut dimulai dari langkah kecil pertama.

Kata mindful saat ini sudah bukan menjadi kata yang asing dan semarak diterapkan dalam keseharian. Efek kehidupan sekitar yang berjalan begitu cepat berganti membuat pilihan menjeda serta menjalani dengan penuh menjadi pilihan beberapa orang. Biasanya mindful lekat kaitannya dengan meditasi, namun sebetulnya dapat diterapkan sehari-hari termasuk untuk menjaga pola makan dengan mindful eating.

Sekilas, mindful eating ini bukan hal yang susah dilakukan karena memang sudah familier. Menikmati makanan tanpa distraksi sudah biasa dilakukan orang-orang dahulu jauh sebelum banyaknya hiburan yang dapat diakses melalui ponsel pintar. Konsep dari mindful eating sendiri dapat ditilik dari namanya yaitu mengonsumsi makanan dengan penuh kesadaran. Maksudnya yang bagaimana?

Jadi, mindful eating ini bukan hanya sekadar mengonsumsi atau menikmati makanan tanpa distraksi dan fokus pada apa saja yang sedang dikunyah, namun melihat dari sisi kebutuhan nutrisi dan juga porsi. Kebiasaan makan dengan penuh kesadaran ini akan melatih diri untuk mengatur apa saja yang seharusnya dikonsumsi tubuh, apa saja yang sebaiknya mulai dikurangi, apa saja makanan atau minuman yang perlu dijadwal, dan juga apa saja yang sebaiknya tak perlu dikonsumsi.

Manfaat dari mindful eating ini sendiri yaitu:

Makan bukan hanya sekadar untuk memadamkan rasa lapar, namun juga akan ada proses transfer energi yang akan kita gunakan sehari-hari. Makan dengan kenyang belum tentu durasi energi akan panjang dalam satu hari, atau bisa juga akan cepat lapar kembali jika tak memerhatikan asupan. Dengan mindful eating ini kita akan secara penuh memperhatikan apa saja yang masuk dalam tubuh, takaran porsi yang tepat, dan juga memperhatikan dari sisi nutrisinya. Membeli bahan makanan juga akan lebih bijak misalnya memilih mie tanpa MSG, bahan rendah lemak, atau tanpa tambahan pengawet. Tentu saja akan jadi efisien jika nutrisi yang tubuh butuhkan berasal dari makanan tanpa perlu mengonsumsi suplemen tambahan. Mengonsumsi makanan dengan mindful artinya memberikan asupan yang terbaik untuk tubuh kita.

Sajian makanan di piring kita sehari-hari berasal dari tempat yang jauh dari tempat yang kita tinggali saat ini. Prosesnya pun membutuhkan waktu tak sebentar untuk menumbuhkan bahan-bahan yang akan kita konsumsi dan nikmati. Dengan menerapkan mindful eating maka kita akan menghargai makanan tersebut akan karena manfaatnya yang akan terserap ke dalam tubuh kita. 

Jika teman-teman senang menonton drama korea maupun drama jepang, maka tak asing dengan kultur atau kebiasaan mengucapkan selamat makan sebelum makan maupun mengucapkan ungkapan syukur setelahnya. Hal tersebut memang ada tujuannya karena sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kehadiran beragam bahan yang menjadi satu untuk kebaikan tubuh.

Jangan salah, memilih asupan makanan dengan bijak bukan hanya berpengaruh pada kesehatan fisik namun juga kesehatan mental. Hal tersebut karena jadi memahami makanan mana saja yang baik dan apa yang harus dihindari karena misalnya dapat memicu kecemasan dari rasa berdebar-debar, rasa tak nyaman pada tubuh, atau keluhan pada sakit kepala. Dengan mindful eating pula kita jadi akan lebih merasa kenyang karena fokus pada makanan tersebut, bukan distraksi lain seperti sambil menonton video maupun berselancar di media sosial. 

Pernah nggak kalau pas lagi terlalu banyak makan atau bukan makan makanan tanpa MSG ini jadi berasa bersalah sama tubuh? Nah dengan mindful eating ini juga membantu sekali untuk merasa less-guilty, karena sistem pencernaan juga akan jauh terhindar dari keluhan atau efek makanan tersebut. 

Pernah mendengar bahwa efek skincare akan lebih maksimal pada kulit jika diimbangi dengan pola istirahat yang cukup dan pengaruhnya dari asupan makanan? Hal tersebut bukan hanya mitos karena apa yang kita makan berpengaruh pada kesehatan kulit. Ketika dengan mode mindful eating, maka ketika kita akan mengonsumsi suatu makanan akan bertanya terlebih dahulu apakah baik untuk tubuh, apakah baik untuk kesehatan kulit. Tentunya menjaga penampilan diri bukan hanya perawatan dari luar saja, namun juga perawatan dari dalam bukan?

Menyesuaikan porsi karena makan dengan penuh kesadaran ini akan membawa dampak positif bagi tubuh. Misalnya berat badan jadi lebih stabil dan tentunya gerak jadi semakin ringan, akan selalu lebih baik jika diimbangi dengan olahraga, namun tentu saja asupan makanan ini juga berpengaruh.

Pernahkah mengalami selepas makan alih-alih menambah energi, namun jadi mengantuk? Rasanya justru jadi tak enak bukan? Jika sudah begitu maka produktivitas justru akan terganggu dan berpengaruh pada performa. Hal tersebut terjadi memang karena tubuh sedang mode mencerna makanan, sehingga tenaga Untuk itulah peran mindful eating ini berada dengan membatasi porsi, jadi masih memiliki space atau tenaga agar tubuh memproses makanan namun juga tetap bisa mengerjakan tugas harian. Jadi bagi-bagi energi ya dan nggak berat sebelah, produktivitas juga jadi tetap terjaga pastinya.

Mindful eating ini melahirkan kebiasaan-kebiasaan baik yang saling mempengaruhi, sesuai dengan manfaat nomor satu di mana kita jadi lebih bijak dalam asupan makanan maka akan berpengaruh juga ketika membeli produk makanan atau belanja harian.

Saya pribadi juga menerapkan mindful eating ini dan jadi terbiasa mengecek terlebih dahulu kandungan nutrisi yang tertera dalam kemasan produk makanan yang ingin saya beli. Soalnya lumayan ngeri juga kalau dari rasa saja yang enak namun tak memberikan tubuh nutrisi yang berarti. Pun ditambah saya sedang mengurangi asupan gula dan garam harian, termotivasi dari bahasan di Twitter sih bahwa manusia modern sekarang tak perlu menunggu usia senja akan terkena risiko permasalahan pada kesehatan ini. 

Hal ini menjadi bahasan juga ketika bertemu dengan seorang teman, pada saat itu kebetulan sedang membahas mie instan. Ya, siapa yang menampik kelezatan mie instan apalagi ditambah cuaca hujan seperti kala ini bukan? Kemudian sempat terjadi celetukan kalau wah mie instan goreng tuh kadang inginnya nggak cukup satu, tapi kalau dua bungkus mah berasa bersalah ya sama tubuh hihihi. Ayo, siapa yang relate juga?

Solusi hal di atas jatuh pada pilihan untuk memilih mie instan sehat tanpa MSG dan terdapat kandungan vitamin di dalamnya. Lega ketika ada mie tanpa MSG ini terdapat pada Jiwa Pagi dari Kobe. Mie Jiwa Pagi ini sendiri terbuat dari sayur dan mengandung vitamin A, B2, B9, zat besi, dan juga zinc. Menariknya lagi mie ini juga lebih rendah lemak dikarenakan tanpa melalui proses penggorengan. Lebih dari itu, mie Jiwa Pagi juga tak mengandung pewarna buatan dan pengawet. Cocok deh untuk memenuhi keinginan ketika ingin menyantap sedapnya mie instan sehat. Untuk informasi nutrisi per sajian dari Mie Jiwa Pagi tertera di gambar di bawah ini ya:

Saya mencoba versi mie goreng dari Jiwa Pagi ini, ketika dibuka warna mienya hijau dan hanya ada satu bungkus bumbu saja. Saya kira kalau sejenis mie tanpa MSG ini rasanya akan lebih hambar, nyatanya rasanya tetap lezat dan bumbunya terasa pas manis gurih. Justru saya suka karena rasanya jadi light dan tak meninggalkan rasa di lidah setelah mengonsumsi. Terus, kadang tuh saya memang membatasi untuk makan mie instan karena tak sekali dua kali akan terasa pusing setelah makan, namun Jiwa Pagi ini aman dan tak membuat kepala pusing ringan. Oke mah ini, review jujur ya tentu saja.

Mie instant tanpa MSG Jiwa Pagi memiliki varian rasa seperti mie goreng, mie kuah rasa soto segeer, dan rasa ayam bawang. Sedap dinikmati sore-sore ditambah dengan sayur hijau untuk serat, irisan cabai rawit, dan juga telur untuk protein. Perpaduan yang mantap karena sudah tanpa MSG, bervitamin, juga rendah lemak! Cocok untuk yang sedang menjalani diet dan gaya hidup sehat yesh. Mi instan sehat ini dapat ditemukan di minimarket, supermarket, maupun online marketplace ya. Yuk mulai terapkan bijak memilih makanan dan memperhatikan asupan ke dalam tubuh kita!

***