Menonton Ganjil Genap, Menutup Bulan Juni dengan Manis

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Halo! Apa kabar? Udah lama ya nggak ngomongin film di sini, mumpung masih seger nih pengalaman menonton Ganjil Genap kemarin, gaskeun reviu tipis-tipis.

Film Ganjil Genap

Menonton Ganjil Genap ini tanpa direncanakan sebelumnya, sebelum banyak ramai dibicarakan di jagat media sosial. Wajar aja sih, ini adaptasi dari buku dengan judul yang sama yaitu Ganjil Genap karya Almira Bastar. Buku ini juga ramai dibicarakan baik di kalangan bookish maupun pembaca yang jarang-jarang termasuk saya. 

Motivasi nonton film ini bertambah kuat setelah melihat sutradaranya, Bene Dion. Film sebelumnya yang berjudul Ngeri-Ngeri Sedap langsung membuat saya tertarik untuk mengikuti karya-karya dari Bene. Keputusan tersebut tak salah karena pulang-pulang dengan perasaan lebih ringan dan sangat menikmati sepanjang menonton film. Ditambah lagi, saat itu di Rajawali Cinema Purwokerto sedang mengadakan diskon tiket dan film ini termasuk di dalamnya.

p.s: Saya menonton tanpa membaca bukunya terlebih dahulu maupun melihat trailer. Review mungkin mengandung spoiler.

Yup, jadi datang-datang ke bioskop murni langsung menonton aja. Rasanya akan nothing to loose jika filmnya tak memberikan pengalaman menonton tertentu, berhubung tiketnya juga dengan harga promo, mentok paling rugi waktu aja. Film ini dimulai dengan tokoh Gala (Clara Bernadeth), perempuan dewasa muda pekerja kantoran dan pasangannya, Bara (Baskara Mahendra), yang telah menjalin hubungan selama 8 tahun lamanya terhitung sejak saat di bangku kuliah.

Tahun demi tahun terlewati, dan tiap annuversary mereka memiliki satu perayaan meniup lilin di atas kue, kecuali pada tahun ke delapan. Bara tiba-tiba mengajak untuk berpisah, padahal Gala mengharapkan hal kebalikannya yaitu beranjak ke jenjang yang lebih serius, terlebih Gala juga sudah siap jika beranjak ke jenjang pernikahan tersebut.. Penonton turut diajak merasakan kebingungan Gala akan perubahan Bara secara tiba-tiba padahal hubungan mereka sangat dekat dan baik-baik saja. Ketika Gala bertanya alasan Bara memutuskan perpisahan, jawabannya adalah nggak ada lagi sparksnya. Sekilas dari alur ini, saya jadi teringat webseries Mengakhiri Cinta dalam Tiga Episode di YouTube. Gala mirip dengan Ayu, yang diputusin di mobil dan hubungannya sama-sama telah berjalan 8 tahun. 

Dari sini, saya mengira-ngira mungkin saja tokoh Bara ini tertekan dengan anjuran keluarga Gala untuk segera mempersiapkan pernikahan. Ternuata sampai akhir ternyata ya beneran, alasan bosen atau nggak ada sparksnya itu aja. Film berlanjut dengan luntang-lantungnya Gala menyembuhkan hati pasca hubungannya dengan Bara, hingga sampai bertemu karakter utama lainnya yaitu Aiman (Oka Antara)

Ditengah kekalutannya menata kembali hati, Gala dibantu dua sahabatnya yaitu Nandi (Joshua Suherman) dan Sidney (Nadine Alexandra). Proses tak kunjung membuahkan hasil karena dari sekian pria yang direkomendasikan, bayangan Bara terus-terusan membayangi dan hal tersebut menutup Gala untuk melihat sosok-sosok pria ini untuk mengenal lebih jauh. 

Bagaimana dengan Aiman? Well, ketemu Aiman ini juga nggak langsung semacem jadi pangeran penyelamat kaya di film-film princess, kemudian happy ending. Tokoh Gala juga secara sadar masih labil perihal memulai hubungan baru, yang artinya masih belum sepenuhnya move on. Kemudian Aiman juga ternyata punya attachment issues yang membuat dirinya tak siap dengan hal bernama komitmen. Malah justru tambah rumit kaaaan? Bukannya nemu yang langsung cocok, malah ada masalah lainnya wkwkwk.

---
Ada beberapa hal yang saya sukai dari film Ganjil Genap ini. Pertama, cerita yang ditampilkan realistis aka kehidupan sehari-hari kita banget. Saya suka tokoh Gala yang tahu benar apa yang ia inginkan, namun tetap mengalami juga kebingungan saat terjebak "memori nostalgia" bersama Bara. Untunglah karakter ini nggak dibuat ceroboh atau bertindak bodoh, memang cocok juga sih dengan karakterisasi dewasanya yang kira-kira ada di usia 27-28 tahun. Pada akhirnya yang dialami ini juga membawanya ke proses pendewasaan. Yang kedua adalah kesalingan antara Gala dan Aiman mengenal dirinya sendiri lebih dalam, memberi jeda, dan tidak terburu-buru. Yang terakhir, saya suka sinematografinya yang dibuat bergantian antara point of view dari Gala dan Bara.

Buat yang sedang mencari film romcom lokal dan menyukai cerita yang tuntas (tanpa gantung, tanpa meninggalkan sisa-sisa kesedihan), maka Ganjil Genap ini cocok untuk ditonton. Secara personal, film ini juga menyadi penyegar karena di tahun ini, saya cukup tak puas menonton dua film lokal. Bukannya nggak support ya, memang preferensi saja hehe. Anyway, pengalaman menonton mungkin akan berbeda ya dengan yang sebelumnya sudah membaca dan mengikuti bukunya. 

Ada yang sudah menonton Ganjil Genap juga?
***

2 komentar

  1. Ini postingan belum selesai kah? Kok di aku enggak ada tulisannya yaa cuma kalimat pembuka doang. Kalau udah lengkap reviunya kabarin yaaa, Fa. Mau bacaaaa :D

    BalasHapus

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.