Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Hari ini tepat 7 hari kepergian
dari pemeran Severus Snape, Alan Rickman. Awalnya sempet kaget tiba-tiba nama
Alan Rickman jadi trending topic di
Twitter, perasaan langsung nggak enak, dan ternyata emang bener, the-bravest-Slytherin-man itu pulang pada
usia 69 tahun karena kanker. Para pemain Harry Potter seperti Emma Watson,
Daniel Radcliffe, Evanna Lynch, Oliver dan James Phelps, Bonnie Wright, Matthew
Lewis dan sang penulis Harry Potter, JK Rowling mengungkapkan ekpresi berduka
cita yang mendalam di akun media sosial mereka. Seketika itu juga
Potterheads-sebutan untuk fans Harry Potter seperti berkumpul kembali dalam euphoria film Harry Potter baru di
bioskop.
Namun,
kali ini bukan kegembiraan, melainkan perasaan kehilangan yang sama untuk kedua
kalinya.
Baca juga : Nilai-Nilai Positif Yang Ada Dalam Harry Potter.
Meskipun memainkan peran Snape
yang dingin, sombong, galak dan hateable,
namun Alan Rickman adalah sosok yang hangat, cerdas dan murah senyum. Saya juga
awalnya membenci tokoh Snape, yang kemudian berubah setelah membaca spoiler novel Harry Potter and the Deathly Hallows.
Kalo nggak salah, saya pernah baca, menurut JK Rowling dua karakter yang perfectly fit dalam Harry Potter adalah
Severus Snape oleh Alan Rickman dan Luna Lovegood oleh Evanna Lynch, meskipun
menurut saya Hermione Granger cocok juga untuk wanita cerdas seperti Emma
Watson (kowe ki sopo, Mb!).
Padahal saya berharap Alan Rickman juga bisa menonton Fantastic Beasts and Where
to Find Them. Sosok lelaki yang nggak jauh berbeda dengan Snape, mengutip info
dari Harry Potter Indonesia, Alan menghormati keputusan istrinya
yang tak ingin memiliki anak walaupun dirinya ingin, wah suami yang baik ya,
coba kalo di sinetron Indonesia, yang ada suruh cari istri lagi. Seperti Helena
Bonham Carter, Nicolas Cage, Johnny Depp dan Robert Downey Jr, peran-peran film
yang dibawakan oleh Alan Rickman juga selalu khas dan totalitas, selain Harry
Potter, saya juga suka perannya di film Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet
Street.
Kepergian Alan Rickman
mengingatkan saya dalam kutipan salah satu iklan Thailand (bisa dilihat disini), yaitu: “the first place that dead
man will go is in the memory of someone, but the memories are good or not,
depending on what we do with that person when we alive”.
Yap,
merenung sedikit. Pernah kepikiran nggak bagaimana kita di mata orang-orang
setelah kita meninggal? Nah, seperti kutipan di atas tadi, yang pasti akan
berbeda-beda bagi setiap orang. Saya pernah bayangin, kalau saya meninggal
nanti jadi kayak berita macam “Orang ini terkenal pendiam dan jarang berbicara
semasa hidup”, jujur saja saya suka sebel sama kata-kata itu di televisi,
seperti karakter diam itu salah banget, padahal kan nggak juga. Bisa jadi orang
tersebut introvert, diam dalam karya. Coba tanyakan pada sahabatnya, seberapa
ekstrovert sang introvert itu. Lalu jadi inget kutipan di The Fault in Our
Stars yang diambil dari surat-tepatnya eulogy
Gus untuk Hazel: “See the thing is...
we all want to be remembered. We all
want to leave a mark, but not Hazel. Hazel is different.” Nah, semua orang
punya caranya sendiri bagaimana ia ingin dikenang, bahkan dengan cara tak ingin
dikenang seperti Hazel.
Baca juga : Sosok Mirip Severus Snape dalam Naruto, Siapa?
Namun yang pasti, kematian akan
datang pada siapa saja, waktunya sulit diterka. Tuhan percaya kita dengan
memberi kehidupan, percaya bahwa kita mampu membawa perubahan atau berguna bagi
sesamanya. Kecewa, hasil nggak memuaskan, penolakan-penolakan, stres udah jadi
normal dalam fase kehidupan. Lelah boleh, menyerah jangan. Segera bangun,
sesuai kata Alan Rickman “There's
a voice inside you that tells you what you should do”. Nox!
***
Sumber gambar :
nacion.com
fanpop.com
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.