Assalamualaikum!
Hai! Ada yang takut sama ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa? Saya juga, tapi dulu.
Entah sejak tahun berapa udah “netral” sama ODGJ, saya nggak tau kapan
tepatnya, semacam terjadi begitu aja. Nampaknya postingan kali ini saya bakal
ngomongin perkara ODGJ yang saya ingat selama ini.
Saya
begitu menyukai hal-hal yang unik. Dan entah kenapa saya memasukan ODGJ ke
dalam golongan unik tersebut. Mungkin karena kalo saya lagi liat ODGJ selalu
mikir “mengapa kok orang bisa kena gangguan dan kehilangan kontrol atas
dirinya?”. Iya, karena menurut saya kontrol diri itu anugrah bagi manusia,
tanpa kontrol diri manusia nggak bisa bertahan dalam fase-fase sulitnya. Dan ODGJ
keliatannya bahagia mulu, tapi ODGJ itu sepanjang hidupnya merasa nggak sih
kalo dirinya “alive”?
Terus
tingkah-tingkah ODGJ. Mereka tingkahnya aneh-aneh, dimulai dari jalan-jalan
tanpa busana, bawa sampah kemana-mana kaya mau pindahan, bahkan adzan sebelum
waktunya di pasar. Sebenernya kasihan juga, kadang mereka diusir-usir orang,
atau dikerjain anak kecil. Eh, saya pernah juga satu bus sama ODGJ, duduk
bareng malah. Awalnya biasa aja karena dia diem dan bawa tas, tapi sempet
curiga sama aromanya, mareka kan jarang mandi, kek saya. Terus pas ada karyawan masuk bus dan duduk di depan si
dia pindah sambil senyum-senyum. Naksir mungkin. Yang kedua saat nunggu
jemputan saat pulang sekolah, saya lagi duduk, disamperin sama ibu-ibu dasteran
beserta aromanya juga, dia juga tanya “mau pulang dek?”, “iya bu”, selepas itu
dia ketawa-tawa liat jalanan. Marfa bersama orang-orang selo. Nunggu jemputan tak pernah segreget ini. Suatu sore yang
nikmat, coba kalo bisa selfie.
![]() |
sumber : https://www.tokopedia.com/bacabaca/membunuh-orang-gila |
Saya
juga pernah baca buku fiksi tentang ODGJ, judulnya “Membunuh Orang Gila” karya Sapardi Djoko Damono . Saya baca sekitar 7 tahun yang lalu di
perpustakaan sekolah. Sebenernya isinya kumpulan cerpen sih dan salah satunya memang
bercerita tentang seseorang yang membunuh orang gila, kok kejam? Daripada
penasaran yang semakin menggila, yok ah baca bukunya. Ini bukan promosi anyway.
Selain
buku, ada juga nih tentang iklan ODGJ. Nah, kayanya udah pada nggak asing deh
sama cara penyampaian iklan-iklan Thailand yang selalu menarik dan kadang bikin
terharu, seringnya sih tentang kehidupan, termasuk ODGJ.
Emang, kita bisa belajar dari mana aja, bahkan dari ODGJpun, kita bisa berguru. Kita
bisa belajar agar cuek terhadap cacian orang dan terus menggali kemampuan kita.
Kita juga harus berani menunjukan siapa kita tanpa malu. Jadilah gila yang
terus berkarya, namun juga imbang juga spiritualisnya. Jangan menjadikan harga
diri kita rendah karena gila akan harta, cinta, jabatan ataupun pujian. Lalu, kita
juga belajar bersyukur atas nikmat sehat untuk menjalani hidup. Terus dengan
cara apa kita memanfaatkan nikmat itu? Males-malesan?
***
Write a comment
Posting Komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.