Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Bahasan mengenai milenial selalu
menjadi topik yang menarik tersendiri bagi saya. Mengenai gaya hidup, pandangan
politik, ide-ide, karya kreatifitas, sampai peran mereka terhadap perubahan di berbagai
aspek dalam kehidupan. Sebelumnya, udah tahu belum ciri-ciri milenial seperti
apa? Menurut saya milenial ini unik dan menarik lho, berdasarkan modul Statistik
Gender Tematik: Profil Generasi Milenial Indonesia ada beberapa ciri-ciri
milenial. Yaitu dekat dengan media sosial, kreatif dan punya passion,
produktif, dinamis, ingin serba cepat, open
minded, kritis, dan berani. Jadi, di balik gerakan mereka yang lahir antara
1980-2000 ini begitu cepat dan produktifnya, tetep ada kelemahan. Kelemahan ini
jika tak segera dilatih dan dibangun, masa depan bakal terancam.
Disebut Generasi Dinamis dan Kutu Loncat, Bagaimana Tantangan Milenial
di Masa Depan?
Gini, pernah mendengar berita
kalau di masa depan milenial bakal susah punya rumah? Ternyata yang disoroti
adalah pola konsumtif dan serta habit yang
buruk. Sebagai salah satu bagian dari milenial, saya juga merasakannya. Terbiasa
dengan yang serba instan, milenial seringkali mudah bosan dan menjadi kutu
loncat—loncat dari satu bidang ke satu yang lainnya. Menurut Firdaus Putra
(Direktur Kopkun Institute) milenial harus hati-hati dengan habit ini, milenial butuh gagal, jangan hanya berkarya dalam permukaan namun
harus mengakar. Jadi, nggak heran kalau sekarang melihat banyak milenial yang multitasking namun kerjanya tak tuntas,
medioker, dan sulit mengerjakan sesuatu dengan detail. Alasannya ya bukan untuk
romantisasi, namun membentuk mental yang kokoh di masa depan.
Kebiasaan-kebiasaan milenial
inilah yang membuat saya tertarik akan gaya hidup dari milenial ini. Dua hal
yang sedang saya sukai adalah literasi digital dan literasi keuangan. Topik
pertama tentu saja karena kedekatan milenial dengan gawai, bagaimana mereka
memanfaatkannya apakah hanya sebagai pengguna (user) atau memanfaatkannya sekaligus sebagai personal branding. Nggak heran, terutama di industri kreatif
sekarang, portofolio di media daring
dapat menjadi nilai tambah saat melamar pekerjaan. Kemudian mengenai literasi
sendiri adalah kemampuan menyerap dan menganalisis informasi yang begitu banyak
di media sosial. Mengenai literasi digital pernah saya tulis sebelumnya di postingan ini.
Yang kedua adalah mengenai
literasi keuangan yang masih jarang ada. Iya sih, di media sosial udah banyak
banget tips untuk mengelola keuangan, video di YouTube, atau akun-akun siniar. Namun menurut saya, milenial
butuh lebih, butuh pengalaman nyata. Milenial ini kan suka tantangan, pokoknya
selama punya energi lebih ya cenderung mengerjakan apa yang sedang berjalan
sekarang dan lupa bahwa ada masa depan yang dipersiapkan. Pengaruh media sosial
sendiri sangat kuat, takut kehilangan eksistensi di sana juga menjadi faktor. Apa
yang mereka baca dan apa yang mereka lihat dapat menjadi penentu akan kebiasaan
mereka.
Habit, Kunci Sukses Milenial
di Masa Depan
Setelah mengamati pola dari
masing-masing banyak bidang atau profesi orang, ternyata yang menentuka
kesuksesan justru dari hal kecil yang berulang-ulang atau habit. Benazio Rizki Putra dalam akun siniarnya yang berjudul Lifestyle
Mempengaruhi Produktivitas Kita? mengatakan habit bukan hanya mempengaruhi kesuksesan dalam karir, namun
kesehatan. Yang disoroti dua, yaitu makanan
dan olah raga. Terlalu banyak
makan dan memaklumi sebagai kebiasaan, akan memengaruhi produktivitas. Gampangnya, abis makan berat, ngantuk, jadinya suka
menunda. Belum lagi kalau jarang gerak, stamina
dan metabolisme menurun. Terdengar biasa memang, namun masih banyak yang belum
bisa belajar dari pengalaman orang lain.
Ada alasannya lho pola makan ini, yaitu menjamurnya
banyak jenis gerai makanan, snack, atau
minuman-minuman unik. Pengaruh media sosial juga, kalau belum nyoba yang viral-viral berasa ada yang kurang.
Jumlahnya juga banyak, ada yang baru tiap minggunya. Itulah mengapa kita memang
perlu untuk puasa media sosial akan
adiksi dan sugesti negatifnya, jangan mau jadi konsumtif berlebihan.
Pernah dengar nggak kalau masa
depan kita 5-10 tahun mendatang bisa diprediksi dari sekarang? Buku apa yang kita baca? Makanan apa yang
kita makan? Berapa kali olah raga dalam seminggu? Dan dengan siapa dan
lingkungan mana kita bergaul. Lagi-lagi bicara tentang kebiasaan, tanya
saja ke mereka yang punya passion,
pasti jawabannya nggak jauh-jauh dari kebiasaan. Nggak heran juga kenapa sampai
ada buku The Power of Habit yang
banyak dibaca di kalangan bisnis dan manajemen. Yodhia Antariksa, konsultan
manajemen di Perfomance Management Consultant juga berpendapat kalau habit yang
hebat bisa mengarahkan seseorang ke produktivitas dan kinerja yang unggul. Rene
Suhardono dalam bukunya yang berjudul Passion
2 Perfomance juga ngomongin kebiasaanlah yang membentuk kita dan menentukan
takdir kita.
Masa depan apa sih yang
direncanain, bukan hanya tubuh yang sehat dan pemikiran yang senantiasa kritis
dan terbuka juga kan? Perlu juga membiasakan perencanaan keuangan. Sudah
disebutkan sebelumnya perilaku milenial akan keuangan terhadap jajan di luar,
ternyata angka ini mencapai 23,3% pengeluaran habis di sini. Milenial cenderung
menghabiskan pendapatannya untuk memenuhi keinginan. Nggak sehat lho ternyata, dilihat dari berapa waktu
porsi untuk duduk, kandungan gula, belum lagi ditambah merokok. Dari hal kecil
yang luput untuk disadari, ada masa depan yang terancam.
Investasi Apa Saja Yang Perlu Dipersiapkan Milenial?
Selain habit yang mendukung produktivitas, ada yang perlu dibiasakan lagi
nih yaitu perencanaan keuangan. Milenial jangan cuma punya satu jenis tabungan,
harus dibagi-bagi. Kebiasaan ini lebih bagus dimulai sejak lajang, kalau
menurut Prita Ghozie dibagi menjadi pos ZAPFA yaitu Zakat (Sedekah), Asuransi, Present
Comsumption (say no to
ngutang), Future Spending, dan
Investasi. Kalau menurut Ahmad Ghozali ada 4 pos keuangan yaitu sharing, cicilan, saving, dan shopping.
Harus bisa mengendalikan keuangan agar hidup tenang, jangan
diperbudak.
Savings atau menabung, udah dibiasakan sejak kita milenial masuk
sekolah. Semakin kita dewasa semakin ngerti kita tak hanya menabung pada satu
pos saja. Ada untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang serta
dana darurat. Sekarang udah banyak nggak perlu ribet pakai fisik, ada layanan
aplikasi keuangan daring yang bisa masukin pemasukan kita ke pos-pos keuangan.
Jadi, masih ada alasan untuk menghamburkan uang?
“Never
depend on a single income, make an investment to create a second source.- Warren Buffet”
Kebebasan finansial, adalah
tujuannya. Caranya dengan kombinasi
keamanan finansial (pendapatan tetap), dan pemasukan pasif serta pemasukan
investasi. Kalau pemasukan pasif ini bisa dari sewa aset, hak paten, atau
waralaba. Tapi buat milenial baru yang baru memasuki dunia kerja dan baru akan merencakan
yang paling penting adalah pos-pos tabungan dulu, baru kemudian lanjut ke
investasi. Dua investasi untuk pemula yaitu reksadana dan emas. Ada juga
investasi yang sifatnya capital gain seperti
nabung saham, deposito, dan lain-lain. Banyak jenisnya, tinggal gimana kita
ngatur dengan detail. Namun, pernah terpikir untuk investasi dalam bentuk
asuransi terutama asuransi kesehatan?
Mengapa asuransi kesehatan menjadi lebih
penting sekarang karena bukan hanya kesehatan fisik lagi yang terancam namun
juga mengenai kesehatan mental. Bagusnya, pemerintah sendiri memang sudah
mendukung layanan kesehatan mental untuk bisa dicover dengan BPJS, namun
jumlahnya masih sedikit. Mengapa menjadi penting juga karena masa depan perlu
dipersiapkan bukan hanya bagian terbaik namun resiko-resiko yang mengintai.
Emang sih, rata-rata orang mau asuransi tambahan (selain BPJS) itu kalau sudah
bekeluaraga, nah kalau milenial yang masih lajang bagaimana?
Keuntungan Memulai Asuransi Kesehatan Sejak Awal Usia Produktif Bagi Milenial
Jawabannya tetep bisa, bahkan
melatih diri sejak awal. Biasanya juga masih banyak waktu buat riset asuransi
kesehatan mana yang akan kita pilih, jadi lebih teliti. Mulai mempersiapkan
asuransi kesehatan sejak awal punya beberapa keuntungan nih:
- Premi lebih ringan, ini
dikarenakan semakin banyak usia atau tanggungan nanti jumlah premi yang
dibayarkan akan lebih banyak. Premi ini akan selalu berjumlah tetap tiap
pembayarannya sampai jangka yang ditentukan kecuali jika memang mau menambah
layanan. Jadi lebih ringan bukan? Jika milenial bisa dengan mudah mengeluarkan
uang untuk membeli secangkir kopi, ada loh asuransi kesehatan untuk milenial
dengan harga tersebut contohnya M!Power oleh Sequis.
- Memberikan rasa aman, tentu
saja karena satu hal telah kita persiapkan.
- Melatih mengatur dana dengan
mudah, mana tabungan, investasi, dan asuransi. Jadi bisa mengatur keinginan
pribadi lebih dahulu sebelum financial
freedom.
- Perencanaan di hari tua, jadi masa tua atau pensiunan kita bisa
lebih tenang dan mengalihkan ke pendapatan yang sifatnya pasif.
- Meringankan biaya berobat dan
akses layanan inap. Nggak ada lagi proses layanan yang memakan waktu, bayangkan
jika kelak istri dan anak juga sama-sama terlindungi?
Pertimbangan dan Tips Memilih Asuransi Untuk Milenial
Nah, setelah mengetahui
keuntungan di atas, kita perlu teliti dalam memilih asuransi kesehatan untuk
milenial, yaitu:
- Sesuaikan antara kebutuhan dan anggaran. Harus seimbang ya, layanan asuransi apa yang kita
butuhkan misal kesehatan dulu, baru jiwa dan pendidikan atau yang lainnya.
Sesuaikan juga dengan jumlah pendapatan kita, dan kemampuan kita membayar premi
setiap periode yang ditentukan.
- Lihat bagaimana sistem asuransi
bekerja, tanyakan sampai mendetail jadi tak ada kemungkinan kerugian nantinya.
- Lihat daftar rumah sakit mana
saja yang kerja sama dengan penyedia asuransi kesehatan tersebut, dan lihat
juga ketentuan layanan rumah sakit apa saja yang bisa dicakup oleh asuransi.
- Bandingkan dan pelajari antar
satu penyedia layanan dengan yang lainnya. Jangan langsung tergiur dengan
layanannya namun teliti ketentuan lebih dalamnya. Untuk mengefisienkan waktu,
baiknya tanya ke senior-senior kita yang biasanya udah pengalaman dan paham
penyedia asuransi yang dipilih. Cara kedua juga bisa lihat siapa saja yang
memakai penyedia layanan tersebut. Salah satu yang jadi rekomendasi adalah
Sequis, Dona Agnesia bahkan menjadi agennya sekaligus perencana keuangan da
konsultan asuransi lho.
Emang
selengkap itu sih kalau buka websitenya,
nggak hanya asuransi namun investasi, rencana dana pensiun, karir, dan Sequis
sendiri sudah masuk Top 20 Financial Institutions 2018, Insurance Consumer Choice Award 2018, Service Quality Award 2018, dan terdaftar di OJK. Saya kira
dulu Sequis masih penyedia yang biasa-biasa saja namun salah, genks hihi.
Sering ngasih acara literasi keuangan dan asuransi juga ternyata yang disebar
media sosial maupun website. Jadi nggak hanya menawarkan kualitas layanan
mereka aja tapi memberikan visi, menyamakan visi pada calon nasabah mengapa
asuransi lagi-lagi sepenting itu.
Nah jadi buat yang pengin
ngeliterasi keuangan terutama bagian asuransi, bisa salah satunya baca-baca di
website Sequis dan Instagramnya sequisofficial, biasanya mereka ada acara mengenai asuransi
ini. Nah menurutmu literasi mengenai keuangan ini gimana? Bagi pengalaman yuk
kita belajar bareng!
***
Referensi bacaan:
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/23/073100420/bahaya-glorifikasi-generasi-milenial
https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/9acde-buku-profil-generasi-milenia.pdf
https://tirto.id/mengenal-perilaku-tak-setia-milenial-bCpy
https://tirto.id/milenial-pilih-latte-factor-atau-kesehatan-dixZ
https://tirto.id/bahaya-kesehatan-di-balik-gaya-hidup-anak-muda-bwg8
https://tirto.id/ke-mana-mengalirnya-uang-para-milenial-cv76
https://tirto.id/mengapa-generasi-milenial-sulit-mengelola-keuangan-eeDV
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/tips-investasi-untuk-pemula-di-kalangan-milenial-1533685945799530594
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/tips-kelola-gaji-di-awal-bulan-untuk-milenial-1538366003791845519?ref=bcjuga
https://tirto.id/jenis-jenis-investasi-yang-cocok-untuk-kaum-milenial-depG
https://tirto.id/mengapa-generasi-milenial-sulit-mengelola-keuangan-eeDV
http://strategimanajemen.net/2016/09/15/video-cara-jitu-membangun-habit-yang-produktif/
Referensi akun siniar:
LevelUp with Benakribo: Lifestyle Mempengaruhi Produktivitas Kita?
BukaTalks: dr. Andreas Prasadja – Tidur Produktif untuk Tubuh Lebih Sehat
BukaTalks: Prita Ghozie | Cerdas Finansial untuk Milenial
Finansialku Talk Podcast (Indonesia) – Yuk Mulai Investasi Pertama, Investasi Apa yang Cocok untuk Milenial?
Finansialku Talk Podcast (Indonesia) – Asuransi untuk Milenial, Apakah Perlu? Kenapa?
Finansialku Talk Podcast (Indonesia) – Bagaimana Mengurus Keuangan untuk Milenial Tanpa Harus Berhemat Parah
Finansialku Talk Podcast (Indonesia) – Bicara “Uang” untuk Generasi Milenial
Finansialku Talk Podcast (Indonesia) – 5 Cara Berinvestasi untuk Milenial
Finansialku Talk Podcast (Indonesia) – Halusinasi Financial Freedom, Masih Muda Sudah Mikir Financial Freedom?
Millenial Motivation Podcast – Success Habit – How to Build Positive Foundations For Your Day
Referensi buku:
The Power of Habit – Charles Duhigg
#Passion2Perfomance – Rene Suhardono
Your Job Is Not Your Career – Rene Suhardono
Done Is Better Than Perfect – Denny Santoso
Detail dan bermanfaat sekali tulisannya mbak
BalasHapusIya, kalau buat aku pribadi manajemen keuangan perlu banget, invest juga. soal asuransi yg awalnya buat aku ragu2 gitu, karena masih cari refrensi mau pakai asuransi kesehatan, dan lainnya ke mana?
Sepertinya Sequis bagus nih programnya mbak,
Makasih banyak buat artikelnya mba
iya tuh, eprlu lihat daftar rumah sakit mana aja yang kerjasama dengan sauransi bersangkutan. Kalau daftarnya banyak mantab tuh, recommended
BalasHapusDuhh referensinya banyak banget, uda kaya skripsi. Detil dan lengkap tapi di rangkum jadi 1 blog yang mudah di cerna. Aku cukup mudah memahami ringkasan ini. Dan yaaa.. aku termasuk yg penasaran sm buku the power of habit tapi gak kebaca2 sampe skrg
BalasHapusMenurutku mengatur keuangan perlu dan wajib.
BalasHapusApalagi kita bisa melatih mengatur dana dengan mudah, mana tabungan, investasi, dan asuransi.. Cekidot ah ke sosial medianya.
Yah anak milenial skrng emang kyknya makin mudah melihat gaya hidup org lain jdnya ya gtu deh, sampai ada yg lupa bahwa hidup di dunia nyata perlu berjalan dan butuh perencanaan, krn saat tua nanti entah siapa yang akan menanggung kalau gak disiapin sendiri....
BalasHapusJadi ada paket asuransi Sequis yang gak cuma asuransi tapi juga sejaligus investasi ya mbak? Zaman skrng kyknya begitu supaya uangnya gerak dan nasabah memperoleh keuntungan jg ya?
Aku sendiri sebagai anak milenial sadar akan asuransi kak, baik asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan. Karena zaman sekarang sakit itu mahal jadi emang harus mempersiapkan diri sebelumnya. kita ngga pernah tahu kapan kejadian buruk menimpa. lebih baik emang siapkan asuransi sejak dini, anggap saja asuransi kan ya
BalasHapusKebiasaan baik tuh harus dimulai sejak dini kaya asuransi ini. Milenial tuh sukanya macem2 kaya jalan, kulineran dan jangan lupa tetap jaga kesehatan
BalasHapusTulisannya lengkap banget, dan memang asuransi kesehatan penting banget apalagi zaman sekarang masalah kesehatan susah diprediksi
BalasHapusAku juga pernah nulis artikel yang mirip kayak gini, nih! Ehehe. Sebagai millenial yang awalnya memandang asuransi sebelah mata, terus sekarang masih berkutat dengan kebingungan pilih asuransi yang tepat. Coba ke websitenya Sequis dulu, deh~
BalasHapusliterasi keuangan memang penting digalakkan supaya milenial bisa lebih paham alias melek asuransi. Sequis ini bukan cuma asuransi ya? Bisa investasi juga gitu??
BalasHapusCoba deh nanti aku kepoin medsos'a*
Jaman sekarang emang wajib banget ya mbak sadar bahwa asurasi itu penting, mau asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa. Apalagi era milenial seperti sekarang asuransi itu sudah sangat mudah diakses.
BalasHapusKalau asuransi memang aku paling selektif dalam memilih soalnya ini perkara jangka panjang bahkan seumur hidup. Nah aku baru tahu nih sequis. Bagus juga ya produknya.
BalasHapusInformasi nya bermanfaat banget. Jadi was-was aku sampai hari ini belum mikirin asuransi, auto pengen langsung urus aja nih hari ini
BalasHapusDi usia 20an ini, aku sudah mulai mempertimbangkan untuk memilih asuransi kesehatan yang lebih baik diluar asuransi yang bekerjasama dengan pemerintah. Sesadar itu dengan pentingnya asuransi saat ini.
BalasHapusTerima kasih kak, informasinya bermanfaat banget.
Detail banget ulasannya, jadi paham betapa pentingnya berinvestasi di asuransi dan bagaimana pengelolaan keuangan yang tepat pula. Dan sebaiknya investasi ini memang perlu dimulai sedini mungkin ya
BalasHapusuwah iya nih, aku mau mainan investasi
BalasHapustapi investasi yang cocok buat aku
tapi kudu belajar dulu, hehe 💕
Sumpah, detail banget tulisannya, referensinya juga banyak. Kayaknya bisa nih bikin skripsi, hehe.
BalasHapusAku juga udah mikir sih mau asuransi nanti pas udah kerja. Bentar lagi aku mau masuk dunia kerja dan penting banget menurutku asuransi ini. Sejauh ini sih aku sudah investasi emas sama reksadana. Sebagai millenial, kita harus pinter muter uang untuk kebebasan finansial
asuransi kesehatan dimana" memang sangat penting bagi manusia agar di saat berinvestasi dan kerja memiliki cadangan atau back up untuk bisa selalu mendapatkan uang jaminan dari asuransi kesehatan. Harus bisa mencari asuransi kesehatan yang tidak abal-abal
BalasHapusMksh ya kak buat sharingnya.. 😊
BalasHapusWahh memang sih, kita harusnya menyadari hal tsb sedari sekarang ya. Semoga banyak dari kita yang menyadari hal ini sedini mungkin ya
BalasHapusKadang aku tuh kalau males gerak dan males olahraga terus bikin aku gampang sakit deh kalau jarang olahraga. Aku juga sedih karena aku belum begitu paham mengenai literasi keuangan. Harus banyak belajar nih aku.
BalasHapus