Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
10 September kemarin adalah Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Well, sebenernya postingan ini nggak akan membahas topik itu secara detail, maksudnya yang teoritis, penjelasan, dan seterusnya. Tiba-tiba terinspirasi semacam ingin membuat postingan dengan tema reason to stay alive. Kebetulan sekaligus untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia 2021. Ketahuan sekali postingan ini lama di draft, haha.
Hampir dua tahun belakangan ini memang sedang tak bagus untuk kita semua. Secara personal, saya juga turut mengalaminya ditambah sebelum pandemi memang banyak hal-hal yang belum diselesaikan. Keadaan sekarang membuat saya banyaaaak sekali merenung dan bongkar pilah pikiran berulang kali. Mungkin sih seperti self-talk namun hanya pada pikiran. Kadang momen reflektif ini menyenangkan karena jadi lebih tenang, atau malah sebaliknya yaitu menimbulkan kecemasan.
Ada hari-hari di mana awan kelabu membawa mendung tiba-tiba dan tanpa alasan. Perasaan jadi tak enak dan tak nyaman, lebih merasa rendah diri, dan bawaanya ingin lebih banyak tidur dari pada bergelut dengan pikiran. Saya mempunyai indikator tersendiri ketiba tubuh mengalami hal seperti itu, dengan melabeli sebagai lampu merah, kuning, atau hijau--ya mirip-mirip lah sama lampu lalu lintas.
Menjadi lampu merah adalah ketika mulai enggan melakukan apapun bahkan yang biasa disenangi, menyalahkan diri sendiri akan penyesalan yang diulang-ulang, dan keinginan untuk menghilang. Perasaan-perasaan itu ada untuk disadari, perlu self-compassion dan pengingat untuk segera berbincang. Memangnya lagi kenapa? Apakah butuh istirahat?
Selain memiliki strategi koping untuk meredakan perasaan yang memburuk, saya selalu teringat kalimat mengena yang selalu ada di kepala dan berulang-ulang hingga akhirnya itu dijadikan sebagai pengingat. Salah satunya yaitu ucapan Keanu Reeves di film To The Bone yang kira-kira gini:
"Stop waiting for life to be easy. Stop hoping for somebody to save you. You don't need another person lying to you. Things don't all add up, but you are resilient. Face some hard facts and you could have an incredible."
Kalimat ini bukan kalimat yang kaya menampar namun justru menyadarkan dengan lembut dan tegas di dalamnya. Sayup-sayup seperti terdengar juga lirik lagu dari Pamungkas dengan judul Be Okay Again Today:
No one can save you but yourselfSo I hopeHoney, you choose to be okay again today
Tahu kok bahwa terkadang diri sendiri lah yang bisa menolong, semua perubahan dari diri sendiri. Namun ada kalanya ingin sekali ditolong dan dibantu, mungkin saat diri sendiri sedang berada di titik terendah. Tapi jawabannya not works in that way karena hidup bukan adegan film yang selalu ada pahlawan datang di waktu yang tepat. Setelah lumayan lama menunggu dan mempertanyakan, tiba-tiba jadi terpikir bahwa penantianmu selama ini lamaaa sekali karena justru letak pertolongannya adalah sangat dekat; versi dirimu yang jauh lebih baik. Prosesnya melalui go figure, membaca pengalaman, mengedukasi dari, membaca perspektif. That's kinda fun.
Perkataan dari Keanu Reeves selalu teringat dan selalu jadi quote andalan selain milik Albus Dumbledore. Kemudian semacam ada tambahan ketika saya menonton The Great Shaman Ga Doo Shim, yang mana series Korea yang sedang saya ikuti. Saya memilih menonton series ini karena latarnya sekolahan, dan pemainnya betul-betul masih muda. Mengobati kerinduan ke masa-masa sekolah yang dulu sebenarnya menyebalkan, tetap ada masa menyenangkannya juga karena tidak banyak pusing haha.
Kemudian di EPS 8, pemeran utama dalam drama tersebut berkata:
Jika melewati tahun ini dengan selamat, kau akan menjadi seniman webtoon yang amat terkenal.
Kalimat itu akan jadi biasa saja namun tidak karena kalimat tersebut pengulangan alias sudah pernah diucapkan di EPS 6 namun pada tokoh yang berbeda dan sedikit pembeda yaitu:
Jika bisa melewati tahun ini, kau akan berumur panjang.
gambar diambil dari: IQIYI |
Mungkin kata-kata seperti bisa dilewatkan begitu saja karena tema di drama ini memang tokoh utamanya dukun atau bisa melihat hal-hal ghaib. Namun jika dilihat lebih jauh, kedua kalimat sama yang di atas betul-betul memberikan pengharapan. Sebelumnya, ada lanjutan dari versi yang pertama dan bisa dilihat melalui gambar berikut:
Kata-kata itu tuh seperti memberikan pengharapan namun lagi-lagi yang melegakan hati karena seakan memberi kepastian. Cara yang sangat bagus bukan hanya untuk terus melanjutkan hidup namun menjalani hidup saat ini dengan sebaik-baiknya. Seperti hidup boleh berat tapi coba lihat, kita, badan ini masih punya kesempatan dalam bentu waktu. Please give yourself a chance, give yourself a chance.
Pilihan untuk tetap menjalani hidup ini kaitannya nggak jauh-jauh dari tujuan dan makna. Selain dibentuk dan diniatkan, pemaknaan itu juga bisa datang saat dalam proses perjalanan. Jadi memang, izinkan diri untuk mencoba lagi, mencoba lagi, dengan sesedikitpun apapun usaha itu. Karena usaha terbaik adalah usaha yang dilakukan pada saat itu.
The only thing that is ultimately real about your journey is the step that you are taking at this moment. That's all there ever is. - Eckhart Tolle
Back then, perihal eksistensi diri membawa saya ke banyak pertanyaan dan berulang-ulang terutama pada eksistensi. Nggak mungkin diciptakan dan ada kalau tanpa tujuan, pasi nih pasti ada misi yang dibawa. Nah dari hasil self-talk itu, entah kenapa rasanya seperti mendapatkan pencerahan yang menyegarkan biar menjalani hidup dengan asyik lagi. Rasanya jadi seperti ala-ala karakter fiksi dalam novel ataupun film.
Selain itu, ada hal lain yang bikin nambah semangat dan senang menjalani hidup yaitu dengan konsep amor fati. Mau apapun hal yang terjadi, percaya selalu ada senang susahnya—pokoknya sepaketnya deh. Dengan menggunakan konsep ini, hidup rasanya lebih tenang dan content dari sebelumnya. Maksudnya, hidup damai dan tenang tuh nggak harus nunggu semuanya tercukupi dan semua masalah beres, lagian masalah itu akan selalu ada.
Beside that, saya masih ingin menemui diri saya sendiri ketika usia lebih dewasa nanti (jika diberi kesempatan) yang lebih bijak dan apa yang dilakukan bagi sekitar dan orang tersayang. Masih ingin juga menemui dan mengalami perjalanan spiritual dalam hidup, masih ingin menemui pola-pola dalam hidup. Masih penasaran tulisan-tulisan blog ini akan membawa ke mana, karena saya percaya tiap tulisan memiliki takdirnya sendiri. Dan terakhir, masih ingin spread the kindness dimulai dari diri sendiri dulu, ketemu orang-orang yang hatinya baik, serta jadi tergerak juga. Masih ingin menemui manusia-manusia perpanjangan tangan Tuhan dan keajaiban-keajaiban. Life's short already dan percayalah waktu cepet banget berlaku. Jadi, mari lakukan hal-hal apapun sesuai apa kata hati yang terdalam.
Dalam proses menulis ini, saya harus menyertakan bahwa faktor pandemi juga berpengaruh. Awalnya hopeless sekali dan rasanya berada di titik terendah sekali. Berkali-kali denial dan rasanya ingin "bisa nggak sih, hal ini dihapus dalam hidup saya? Aduh, pengin deh jadi lagunya Nidji alias hapus aku" but now look! Blessing in disguise? Mungkin, namun saya masih tetap dihantui kecemasan sampai saat ini. Namun saya tahu, saya tidak sendiri dan saya tidak yang paling menderita sendirian, banyak yang sedang proses bangkit di luar sana.
Crying session starts. (gambar diambil dari: IG weare.survivors, kutipan diambil dari film Blackpink Light Up the Sky) |
Rasanya amazing setelah ditempa berkali-kali sama hidup dan babak belur malah justru sekarang semangat banget bukan lagi bangkit tapi hidup. Memandang masalah dan hal buruk yang menimpa pada diri bukan lagi sebagai kesialan tapi malah "let's screw it!". Well, belum sepenuhnya but I know I am getting better. Ternyata rasanya sangat, rilieving. Patokannya ya dari misi itu tadi, apa sih yang sedang dipersiapkan dan diri ini harus apa melainkan terus berusaha. Hal ini juga tertrigger dari pertanyaan dari dalam diri "ya masa sih, dwelling terus. Lo kalau bisa melewati masa ini, yang di depan tuh cerah-cerah semua!" Yessss, kata-kata ini mirip sekali sama Ga Doo-shim di atas, bahkan sebelum series ini tayang. Apa coba kalau tidak sedang resonate?
Terakhir untuk menutup tulisan ini, mengutip Yudhistira Agato dalam The Jakarta Post:
“Everyday you choose to be alive, you choose to win.”
***
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.