Pemuda Banyumas yang Mendulang Manfaat dari Sampah Berkali-Kali Lipat

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Siang hari yang terang namun tidak panas, sepeda motor yang saya lalui berjalan dengan kecepatan sedang di jalanan kabupaten. Selesai urusan penting kala itu, sehingga laju motor hanya mengikuti arus sembari menikmati suasana sekitar. Sedang nyaman-nyamannya, tibalah akhirnya berada di belakang truk pengangkut sampah menuju ke TPA. Walau memakai sudah memakai masker dan hanya dengan membaca ini, saya yakin baunya teringat dan dapat dirasakan menembus layar. Sebuah keadaan di mana ingin lekas menyalip atau berharap besar tak perlu ditambah dengan menemui lampu merah.

Saya jadi teringat berita di linimasa Twitter, atau yang sekarang sudah berganti nama menjadi X mengenai sampah menggunung di jalanan. Dalam satu minggu saja, terdapat cuitan mengenai permasalahan sampah yang sama namun berbeda lokasi. Tak terbayangkan betapa tidak nyamannya melewati atau bahkan beraktivitas di lokasi sampah menggunung tersebut, lingkungan yang bukan semestinya juga dapat tercemar.

Permasalahan Sampah Menggunung di Indonesia
Sumber gambar: tangkapan layar pribadi. 

Permasalahan sampah yang menggunung ini juga pernah dialami di Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Akibat TPA setempat ditutup, sampah jadi menggunung di pinggir jalan desa. Suatu hal yang tak biasa tentunya, bau tak sedap jadi hadir di tengah-tengah masyarakat dan terancam mempengaruhi lingkungan sekitar serta sumber penyakit.

Dari Sini, Awal Mulanya

Seakan semesta mendukung dan menjadi momentum, keadaan ini bertemu dengan niat baik seorang pemuda yang memilih pulang kampung beberapa lama setelah studinya rampung. Adalah Arky Gilang Wahab yang mendirikan Green Prosa pada 2018 silam untuk terjun mengatasi permasalahan sampah ini. Langkah Arky tidak sendiri, anggota masyarakat terutama petani dan peternak dilibatkan untuk menjajal satu metode ke metode lainnya yang paling cocok.

Budidaya Maggot Untuk Pupuk Organik
Budidaya Maggot Untuk Hasilkan Pupuk Organik dari Sampah Organik
Sumber gambar: YouTube Green Prosa


Dari metode composing atau membuat kompos dari sampah, hingga akhirnya mengubah haluan setir ke budidaya maggot atau larva lalat jenis Black Soldier Fly (Hermentia illucens L.). Makhluk-makhluk kecil inilah yang membantu usaha Arky dan organisasinya untuk mendekomposisi sampah dan menghasilkan pupuk organik yang kembali dipasarkan untuk para petani dan tentunya dengan harga yang lebih terjangkau.

Arky kemudian mengembangkannya menjadi budidaya maggot dan berjalan hingga ini. Ia berujar bahwa makhluk-makhluk mungil ini memiliki keunggulan seperti lebih cepat untuk mengompos sampah dibandingkan dengan metode biasanya dan dapat lebih irit lahan dalam prosesnya. Butuh waktu sehari untuk maggot menguraikan sampah menjadi kompos, sedangkan jika dilakukan dengan cara biasa membutuhkan waktu 24-45 hari. Dari satu kilogram maggot, terdapat 2 sampai 5 kilogram sampah organik yang dapat diurai sampai hasil akhir pupuk. Selain itu, jenis larva lalat ini juga tak menularkan bakteri maupun penyakit pada manusia.

Berawal dari 5gr Maggot

Pada awal melakukan pembuatan kompos ini, Arky dan Green Prosa mengumpulkan 5-10kg sampah tiap harinya dari lingkungan di desanya untuk kemudian diberikan maggot sebanyak 5 gram dan menghasilkan sampai 7 kilogram pupuk. Pupuk organik yang dihasilkan atas "hasil karya" maggot ini memiliki kualitas yang bagus, tak kalah dengan pupuk organik yang beredar di pasaran. Awalnya hanya dipasarkan ke petani-petani di sekitar, hingga sampailah permintaan terus mengalami peningkatan sampai ke skala nasional. Penggunaan pupuk organik pada petani ini bukan hanya dapat lebih menyehatkan tanah dibandingkan pupuk anorganik, namun juga kualitas padi yang lebih sehat.

Penguraian Sampah Organik dengan Maggot
Penguraian Sampah Organik dengan Maggot
Sumber gambar: YouTube Green Prosa

Tak hanya berhenti sebagai pengurai sampah organik menjadi pupuk, maggot yang telah rampung mengurai di usia 14 hari sebelum memasuki pra-rupa dan kemudian akan dikeringkan lalu dijadikan pakan ternak atau ikan. Maggot-maggot kering ini juga dijual dalam bentuk kemasan dan pasarnya lebih luas karena lebih aman di perjalanan. Produk maggot ini dapat ditemukan dan dipesan melalui akun Instagram mrmaggotbsf, sedangkan untuk beberapa kegiatan Green Prosa terdapat di akun Instagram greenprosa

Sampai saat ini, terdapat permintaan 1000 ton maggot kering per bulan sedangkan Green Prosa baru dapat menyanggupi sebanyak 120 ton, belum lagi terdapat permintaan dari sektor ekspor. Meskipun demikian, usaha terus dikerahkan dengan menggandeng mitra yang sampai ini sudah berjumlah lebih dari 70 dalam membangun fasilitas budidaya maggot.

Pengembangan budi daya maggot juga dilakukan oleh Arky dan Green Prosa dengan memperluas kerja sama dengan kelompok swadaya masyarakat dan juga dua tempat pengolahan sampah terpadu yang ada di banyumas (TPST Karangcegak dan Sokaraja Kulon) untuk pengumpulan sampah. Berkat kerja sama ini, 16 dump truck sampah dapat ia dapatkan per harinya untuk dapat diolah. Sebanyak 12 ton sampah organik juga didapatkan dari 5800 rumah dan 72 instansi di Kecamatan Sumbang dan Sokaraja per harinya. Jumlah ini tentunya dapat bertambah, seiring dengan kerja sama dengan banyak mitra dan terciptanya lapangan kerja baru.

Proses Pemilihan Sampah Organik
Proses Pemilihan Sampah Organik
Sumber gambar: YouTube Green Prosa

Mendapatkan Penghargaan SATU Indonesia Awards di Bidang Lingkungan

Atas kegiatannya yang dilakukan bersama ini, turut membantu mengurangi sampah yang ada di daerah Kabupaten Banyumas dan menghasilkan produk yang bermanfaat pula. Kepeloporan lulusan Teknik Geodesi ITB ini mengantarkannya sebagai salah satu penerima penghargaan SATU Indonesia Awards di bidang lingkungan pada tahun 2021. Untuk pribadi seperti Arky Gilang, penghargaan ini bukanlah untuk kepuasan pribadinya melainkan meluaskan manfaat dari apa yang dikerjakannya.

Arky Gilang Wahab
Sumber gambar: Instagram arkygilang, tangkapan layar pribadi.


Ia berujar dengan adanya penghargaan ini, kesempatan untuk memperluas manfaat menjadi lebih luas karena jadi lebih terbukanya koneksi untuk saling berkolaborasi dan menjadi percontohan bagi banyak daerah. Misalnya saat ini, beberapa daerah telah dilakukan replikasi progam budidaya maggot seperti Purbalingga, Pekalongan, Purwakarta, dan Kuningan.

Green Prosa yang telah menjadi PT ini direncanakan menjadi pilot project untuk carbon pricing di Indonesia. Hal ini karena aktivitas budidaya maggot untuk mengurai sampah menjadi pupuk ini turut berkontribusi mengurangi kadar karbondioksida yang ada di udara. Kita semua tahu bahwa salah satu efek kegiatan industri yang berjalan meninggalkan jejak karbon yang tidak kecil sehingga perusahaan yang melebihi batas emisi, diharuskan membayar pajak karbon.

Membutuhkan Banyak Tangan Untuk Saling Bekerja Sama 

Arky Gilang Wahab SATU Indonesia Awards
Sosok Arky Gilang Wahab
(foto oleh: Pradipta Pandu, Kompas)


Tahun 2018, Arky "hanyalah" pemuda yang sedang berjalan searah dengan ilmu yang ia pelajari yaitu perusahaan yang berkaitan dengan ilmu geodesi. Hatinya tergerak untuk membalas budi karena selama kuliah mendapatkan dibayari masyarakat banyak, kemudian ia memilih lingkungan terdekatnya sendiri. Perjalanannya sampai saat ini tentu saja juga tidak mudah, seperti efek pandemi yang membuat aktivitas ekspor menurun, sempat mendapatkan protes warga karena sampah yang belum sempat terolah, sampai beberapa permintaan bayaran untuk pengumpulan sampah organik. Hal-hal tersebut, tak membuatnya berhenti dan lekas dicarikan solusi-solusi terbaiknya.

Berawal dengan tujuan utama mengatasi permasalahan sampah, hasilnya justru semakin besar dan berdampak karena bukan untuk kelestarian lingkungan saja, namun juga memberi dampak finansial dan kembali bermanfaat untuk masyarakat (sirkular ekonomi). Arky Gilang Wahab, pemuda itulah yang mendulang manfaat dari sampah berkali-kali lipat.

Green Prosa yang didirikan Arky dengan melibatkan petani, peternak, komunitas, dan pemerintah daerah setempat menjadi bukti bahwa permasalahan sampah merupakan tanggung jawab bersama dan perlu saling bekerja sama. Hal ini karena kita sama-sama berada di garis yang sama, berada di kekhawatiran yang sama akan keadaan lingkungan tahun-tahun ke depannya serta nasib generasi-generasi penerus. Semoga kepeloporan Arky Gilang Wahab bukan berhenti sebatas sebagai sosok inspiratif, namun juga semakin banyak langkah-langkah yang bergerak dan berdampak.
***

Tidak ada komentar

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.