Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Assalamu’alaikum!
“Raihlah mimpimu, kejarlah citamu. Jangan pernah menyerah untuk menjadi yang terbaik.” – Liem Swie King.
Saya
jatuh cinta dengan cerita KING, dua-duanya, bukunya dan filmnya. Ternyata buku
karya Iwok Abqary yang saya baca 7 tahun yang lalu diadopsi dari film KING itu
sendiri yang disutradarai oleh Ari Sihasale. Berkisah tentang Guntur (dalam
film diperankan oleh Rangga Raditya), anak sederhana yang tinggal di Desa
Jampit, desa yang mencintai bulu tangkis begitu juga dirinya dan juga bapaknya.
Perbedaanya, bapaknya lebih suka jadi komentator permainan sedangkan Guntur
suka bermain dan juga dimarahi dan dihukum bapaknya karena kalah. Belum lagi
masalah yang seakan tiada henti. Tapi hal itu tak membuat cita-cita Guntur jadi
atlet bulu tangkis pupus. Dan dari sinilah cerita dimulai.
KING
menurut saya bukan tentang Guntur saja, namun semuanya. Dari segi hubungan
Guntur dan bapaknya, Guntur dan sahabatnya sampai keluarga Guntur dengan masyarakat
desa.
Dari
sisi anak dan bapak, Guntur adalah anak piatu. Sang Bapak (dalam dilm
diperankan oleh Mamiek Prakoso) mendidiknya dengan keras, alih-alih pukulan
atau tamparan, Guntur dihukum dengan berlari dan squat jump saat ia kalah bermain. Bapaknya pernah bilang:
“Gimana
mau jadi juara kalo ambekan aja susah!”
“Nggak ada ceritanya, anak cengeng jadi juara!”
“Ngono iku juara? Juara nomor pira kon? Juara opo?”
(Begitu yang namanya juara? Juara berapa kamu? Juara apa?).
Namun, Sang Bapak yang bersikap keras ini
karena punya tujuan, karena Sang Bapak ingin menjadikan Guntur kuat mental.
Sang Bapak takut jika dirinya terlalu lembek maka Guntur akan demikian.
Dari sisi
persahabatan. Guntur bukan anak yang terlalu ambisius, yang selalu semangat.
Ada kalanya Guntur lelah dengan amarah Sang Bapak, yang membuat Guntur serba
salah, jadi hopeless dan Guntur juga
digambarkan selalu berekspresi muka serius. Overthinking
mungkin. Dan Guntur yang kaku memiliki sahabat bernama Raden (dalam dilm
diperankan oleh Lucky Martin), yang ceria, humoris, nggak gampang ngambek dan
selalu banyak ide, meskipun idenya sangat herp.
Mereka bagai Kaneki dengan Hide.
Si Raden ini sangat peduli dengan Guntur, tipe
anak selo dan selalu mendukung Guntur meraih mimpinya dalam ucapan dan juga perbuatan.
Curiga ini Raden anak Pramuka. Raden rela nyari duit sama Michelle, ngamen buat
daftarin dirinya dengan nama Guntur di club bulu tangkis. Raden melakukannya
dengan senang dan ikhlas, dan tipe orang yang akan berteriak dan bertepuk
tangan paling keras saat Guntur bermain (lah nggak juga sih, waktu Guntur lolos
seleksi aja dia malah pingsan). Raden ini anak yatim piatu dan tinggal bersama
neneknya yang galak. Orang yang seperti Guntur emang selalu punya temen yang
seperti Raden, seperti di dunia nyata.
“Jadi juara itu yang penting mampu melawan diri sendiri.” – Kang Reno
Kemudian dari
segi Guntur dan masyarakat desa. Namanya juga desa, rame. Suka nonton
pertandingan bulu tangkis di tv rame-rame dan juga suka nolong. Seperti saat
Guntur berangkat seleksi, diantar oleh salah satu penduduk dengan mobil pick up. Begitu juga pas Guntur lolos
seleksi, malah sedesa bikin acara perpisahan segala. Dan juga ada bagian Bapak
Guntur dinasehati agar nggak terlalu keras sama Guntur, dan juga saat Guntur
diberi tahu bahwa bapaknya sangat menyayanginya, yang bekerja sampai dini hari
agar bisa membelikan Guntur sebuah raket. Masyarakat di sini juga lucu-lucu,
bikin ketawa.
“Kon juara tak gak, kon tetep anakku. Kon keliru tak gak, kon tetep anakku.” – Bapak Guntur(Kamu juara apa nggak, kamu tetep anakku. Kamu keliru apa nggak, kamu juga tetep anakku.)
Pada
akhirnya, “King” Guntur ini berhasil mengharumkan desanya. Berhasil bertemu
Liem Swie King, pebulu tangkis yang banyak prestasi,idola Bapaknya. Dari
sinilah saya belajar, bahwa kesuksesan selain kerja keras memang nggak bisa dilakukan diri
sendiri, selalu ada dorongan dari orang lain. Sayang sekarang susah cari
bukunya. Kenapa dulu itu buku perpus nggak dicolong aja ya.
Buku KING karya Iwok Abqary
***
Sumber gambar : indonesiafilmcenter.com, wikipedia.org, blibli.com.
PS : Saya baca dan liat film ini air matanya tumpe-tumpe.
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.