Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Hidup memang sedemikian
mengejutkannya. Ada kalanya sudah memersiapkan segalanya namun semuanya tak
sesuai rencana. Ada kalanya kita bertanya-tanya mengapa sangat berbeda
dahulunya ketika sangat teratur kemudian berantakan. Membuat bertanya-tanya di
usia yang sudah seharusnya ini itu justru malah masih berulaang kali membangun
hidup. Belum lagi perassan sebagai manusia tanggung atau manusia tengah-tengah,
mengerti dua-duanya namun tak dapat memihak. Tentu saja seringnya jalan di
tempat.
Mungkin, ini adalah tentang dealing with the negativity, masalah
utama manusia apa sih? Kayanya lebih ke suka comparingnya deh baik secara sadar maupuun tak sadar, ini tentunya
dipengaruhi latar belakang kehidupannya. Nggak mudah loh mencintai diri sendiri
seutuuhnya walaupun akun media sosial sudah mengikuti berbagai akun motivasi,
curhat sana-sini, nasihat motivasi juga cuma lewat bak angin. Hidup terasa
begitu cepat berjalan, saling mengejar, sedangkan ada yang masih terdiam di
depan cermin dan bertanya-tanya: “setelah ini apa?”
Atau ketika rasanya baru setahun
membelikan kado pernikahan teman SMPmu, kemudian dua bulan yang lalu kado sudah
berganti menjadi biskuit bayi 6 bulan dengan kemasan yang lucu, kaos kaki bayi, atau beanie, kemudian disusul dengan baju bayi laki-laki lucu (kalau kamu mau beli, bisa dicari di https://www.tokopedia.com/p/ibu-bayi/baju-sepatu-bayi/pakaian-bayi-laki-laki), jaket anak perempuan, atau sepatu-sepatu mungil.
Barang-barang yang sepatutnya dapat menyenangkan ibu muda, namun terasa asing
di tangan, apakah benar sebegitu bahagianya jika sudah menjadi ibu?
Sebenernya postingan tentang
opini random kaya gini udah banyak di blog ini, seperti Ngopi Dulu, atau
Sekumpulan Manusia Depresif Yang Mencoba Hidup dan Berarti. Tiba-tiba aja terpikir saat
kuliah sudah menginjak semester tua, semester tanpa main-main namun juga
terjebak dengan banyak standar, dan bisa membuat tak percaya diri. Ya, memang,
masing-masing manusia memiliki waktunya sendiri. Ada baiknya memang kita
mengurangi sifat membandingkan yang berlebih, karena ya nggak bisa semua
standar kita penuhi. Sebenernya kalau kita nyoba apa yang orang lain raih, atau
sebenarnya itu versi standar mereka—batin kita nggak bakal puas kok, atau nggak
lama. Mungkin menurut orang lain kita buruk di bidang ini ini itu, namun ada
beberapa bidang yang tentu kita lebih bisa—dan itulah yang bisa membuat alasan
hidup.
Rumit sih, tapi ya sambil
bertanya-tanya tentang hidup bisa sekalian menikmatinya. Salah satu biar nggak
lupa atau setidaknya punya persiapan adalah memiliki catatan, karena hidup juga
sebenarnya repetisi loh, cuma beda lingkup dan waktu saja. Jadi nggak perlu
memulai dari awal lagi, atau setidaknya udah ada di fase “saya pernah berada di
kondisi seperti ini.”
Saya percaya hidup selalu
memiliki banyak sisi, atau dikerucutkan menjadi dua sisi yang selalu saling
berhubungan. Jika sedang dalam masa kehilangan diri sendiri, merasa terjebak,
susah sekali untuk bersyukur bahkan demotivasi, tetaplah bertaut pada jiwa
seerat-eratnya. Bisa jadi kita mengkaji ulang, bahwa titik saat ini adalah
titik terbaik meskipun dulunya bukan impian, adalah semesta yang sedemikian
rupa memberi kejutan, membuat kita memahami lebih dalam “rahasia-rahasia” mengenai
hidup.
***
Semua gambar diambil dari kamera ponsel pribadi
udah lama gak baca tulisan kayak gini T.T baguuuus
BalasHapusTerima kasih Uniiii :D
HapusSetuju banget, nikmati dan syukuri setiap fase hidup kita..
BalasHapusIya kak :D
Hapus