Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Hello guiesse, gimana kabar? Baik-baik aja
ya semoga.
Udah lama banget nggak berjumpa buat
bagi-bagi insight, boleh lah ya kali
ini bahas tentang passion. Ah enggak,
bukan yang tentang kejar passion itu
doang kok, justru kebalikannya sesuai judul di atas. Kemarin kebetulan
Alhamdulillah sempet jadi bahan buat sharing
juga di grup Motivation Night, jadi nggak ada salahnya kalau dibagi di blog.
Nah pertama-tama kita samain dulu nih passion itu sebenernya apa dan kenapa
sih kayanya kok sering banget digembor-gemborin buat kejar passion lah, kerja sesuai passion
lah, dan lain-lain. Di mana-mana ada baik di komunitas, pengembangan bakat,
kuliah, atau sekolah pra kerja atau kuliah. Singkatnya, passion ini adalah hal yang kamu lakukan berkali-kali secara
berulang, bisa jadi tiap bangun tidur sampai mau tidur lagi kepikiran, dan kamu
dengan semangat serta sepenuh hati melakukannya. Nggak cuma sampai di situ,
dalam menghidupi passion ini bukan
cuma dikejar, dicari, atau dimaksimalkan namun dalam perjalannannya kamu rela
keluar banyak modal dalam bentuk uang, tenaga, atau bahkan pikiran. Saya juga
setuju tentang kutipan tentang passion ini
dari Rene bahwa passion isn’t what you’re
good at but what you enjoy the most.
Passion
menurut saya kalau diseriusin juga yang menjadikan
kita berbeda dengan orang lain, baik identitas maupun visi hidup yang dibawa. Apa
yang membuat kita berbeda, dan nilai apa yang kita bawa. Nah dalam proses nyari
passion kita ini panjang, karena
salah satunya adalah panggilan dari jiwa kita sendiri. Untuk itu juga passion ini jadi unik karena nggak ada
standar atau ukuran pasti bagaimana kita menilai bagaimana terbaiknya kita,
nggak ada ukuran yang perlu dibandingkan dengan orang lain meskipun bidangnya
sama karena masing-masing memiliki ciri khas.
Bisa jadi juga passion ini adalah bentuk atau juga medium mengenai cita-cita kita
yang belum tercapai melalui alternatif lain. Misalnya dulu saya pengin banget
ngomong, pengin menginspirasi banyak orang melalui bicara namun belum
berkesempatan, maka saya menciptkan kesempatan tersebut melalui tulisan-tulisan
di blog. Meskipun interaksinya secara daring, namun tujuan tersebut tetaplah
tersampaikan padahal kita berbeda daerah. Passion,
saya kira dulu cuma selingan iseng saat waktu luang seperti hobi—namun
berbeda. Iya sih awalnya iseng, kaya ngeblog ini dulu mah emang murni pengin
bagi-bagi info sama pengalaman aja. Namun lama kelamaan perlu dong kenyamanan
pembaca, narasi yang bagus, domain yang berbayar, ikut komunitas, rajin blogwalking dan sebagainya.
Nah
mungkin ada yang masih nganggep passion itu
bentuknya nyata kaya nulis, public
speaking, musik, atau fotografi. Tapi nggak juga kok, nggak cuma sebatas
itu tapi juga hobi volunteering, mengajar,
pendengar yang baik, dan lain-lain. Saya kira juga passion saya ini ngeblog, namun ternyata ngeblog adalah salah satu
bentuk yang paling dominan. Passion saya
adalah suka belajar di multidisiplin ilmu, penasaran akan banyak hal, dan
mencoba banyak hal. Apa kemudian saya jadi pro
di segala bidang? Nggak juga walaupun penginnya sih iya. Nyahaha. Tapi
khusus bahasan di sini persempit lagi tentang passion ngeblog ini ya.
Well, sejak mulai dikit-dikit nyeriusin passion dalam ngeblog berniche lifestyle
ini banyak banget manfaat yang didapat. Yang paling banyak adalah
pengalaman, kemudian yang kedua yang tak kalah penting adalah menghindarkan
diri dari bucin membucin. Iya dari pada kangen-kangen aja sama people we can’t have mending ngejer passion sampai serius. Mantab. Iya
soalnya pernah nggak si kamu salto karena DA naik atau SS ngerampingin dikit? Nah
terus udah mulai masuk ke bahasan nih, kenapa sih ngejer passion aja nggak cukup?
Baca juga: Semua Akan Bilang “Passion Is Bullshit” Pada Waktunya, Namun Sebelum Waktunya: Kenapa Nggak Dituntaskan Dulu Aja Sih?
Baca juga: Semua Akan Bilang “Passion Is Bullshit” Pada Waktunya, Namun Sebelum Waktunya: Kenapa Nggak Dituntaskan Dulu Aja Sih?
Katanya, hal yang paling menyenangkan
adalah hobi yang dibayar. Ini kalau misal passion
kamu udah masuk ke ranah professional
atau pekerjaan ya, atau ada yang lagi rencana kerja dari passion? It’s good, namun menurut saya nggak cukup itu aja. Ketika
kita sedang mengejar passion, atau
sedang jadi pegiat suka kepikiran pertanyaan semacam ini nggak:
*Jangan-jangan passion ini cuma pelarian karena nggak bisa banyak hal seperti yang
orang lain lakukan
*Udah ngejer passion nih, cukuplah nggak perlu ke mana-mana lagi. Udah cukup
ngebawa ke kerjaan kok, pengalaman lebih, nyari apalagi?
Intinya sih, jangan karena passion kamu justru malah stuck dan malas. Terutama di era digital
sekarang, inovasi, ide, pengetahuan cepet banget berubahnya apalagi pola pikir.
Nggak ada jeda buat malas-malasan.
Otomatis, kita mau nggak mau perlu yang
namanya banyak belajar. Jangan dijadikan beban, mulai aja dari yang deket-deket
atau berhubungan dengan passion kita
saat ini dulu. Kolaborasi, perluas jaringan, upgrade terus skill sekaligus
passion. Kenapa demikian? Yes, passion mungkin bisa membawamu ke banyak
tempat salah satunya adalah dunia kerja. Namun hal tersebut akan tetap sia-sia
kalau mental kita tetep males-malesan, udah merasa PRO jadi seenaknya, nggak humble, nggak adaptif, dan nggak bisa
jadi problem solving. Atau lagi-lagi,
lupa kewajiban atau tanggung jawab utamamu saat ini karena keasyikan ngembangin
passion. Time management is the key!
Soalnya nih soalnya, sempet juga dapet insight dari Anis Saadah, passion aja ya emang bener nggak cukup.
Kamu perlu memasukan kerja keras, disiplin, dan terbuka pikirannya—yes, interaction with others. Saya masih
belajar juga sih, karena sehebat apapun kamu kalau nggak punya value atau punya habbit yang jelek ya sama aja bohong. Great achievements, great
attitude lah istilahnya. Tentang passion
ini nggak cukup saya juga ambil dari beberapa artikel:
Business
Insider
“To put it more succinctly: Don't follow your passion; instead work passionately toward the hard but worthy goal of making an impact.”"Yeah, we're always talking about following your passion, but we're all part of the flow of history … you've got to put something back into the flow of history that's going to help your community, help other people … so that 20, 30, 40 years from now … people will say, this person didn't just have a passion, he cared about making something that other people could benefit from."
Evernote:
Medium
“And then there’s the part that comes afterwards. Is success guaranteed? And if your passion doesn’t lead to success, does that mean you’ve failed — or does it just mean it’s time to find a new passion to pursue?“Passion doesn’t necessarily guarantee a straight shot to success, but understanding the relationship between the two can help you navigate the journey — and discover new things about yourself, your passions, and what success really means along the way.”“What’s more is that you need the ability to keep moving forward when things get hard — because no matter how passionate you are about something, at some point, the road is going to get a little bumpy.”“There’s a lot more to being successful than “following your passion.” It’s understanding how to find your passions, which passions are worth pursuing, when you need to push through the challenges, and when you need to throw in the towel.”
Bisa disimpulin juga biar ketika kita udah
nemu nih pola kegiatan kita di passion itu,
jangan egois buat diri sendiri aja. Malah
emang lebih bagus bisa memberi impact yang
positif bagi orang lain. Untuk itulah adanya dedikasi, persistence, dan tujuan terus menerus di dalamnya. Nggak bisa
dijadikan pegangan utama juga kalau mau ambil definisi sukses kalau dari passion aja, tapi challenge di dalamnya. Tapi dari sini saya ada pendapat lain juga,
sebelum memberikan impact pastikan
udah selesai dulu dengan diri sendiri—puas
puasin dulu egois buat diri sendiri di masa awal, pastikan juga egoisnya
terarah yas! Atur waktu dan energi kapan passionmu untuk quality time dirimu sendiri dan saat untuk memberikan manfaat pada orang lain.
Yang lebih penting dari ngejer passion adalah menjadi lifelong learner untuk saat ini. Saat
ini orang-orang hebat menerapkan menjadi pembelajar sepanjang masa, beda dengan
dahulu yang berhenti ketika menjadi fungsi dalam suatu pekerjaan dan nggak berkembang.
Untuk itulah saat ini saya percaya revolusi industri 4.0 selain berpengaruh
terhadap aspek kehidupan, juga berpengaruh terhadap perubahan cita-cita. Kalau
masa kecil kita dulu cita-cita hanya sebatas fungsi dan berhenti sampai jadi
jabatan fungsional, sekarang kayanya kok kurang kalau nggak berkarya dan berdampak.
Prosesnya yaitu melalui membiasakan habbit membaca buku, simpel dan nggak pernah kadaluwarsa. Mulai upgradelah bacaanmu tentang self-improvement, cara kerja, cara bepikir, dan ilmu pengetahuan. Gabunglah dengan lingkaran yang antusias akan produksi ilmu pengetahuan. Di sela-sela nyeriusin passion, jangan lupa carilah mentor-mentor yang dapat mengembangkan sayap dalam bidang tersebut. Akan lebih keren lagi kalau kamu sexy dalam passionmu tapi kamu juga punya skill dalam leadership, public speaking, handling people, problem solving, dan decision making. Banyak ya? Iya dong makanya. Nggak harus jadi ahli semua, namun minimal paham dasarnya.
Wah udah panjang aja ternyata, semoga nggak
bosen-bosen deh bacanya dan tentunya semoga bermanfaat. Kalau kamu ada bahasan
menarik tentang passion juga boleh
banget diskusi, siapa tahu munculin insight
baru. Don't forget to live your life and passionate your passion, see you!
Alhamdulillah, saat ini saya bekerja berdasarkan possion, jadi aja kerja rasanya main-main. Maksudnya kerja nggak kerasa kerja. Nyaman banget pokoke
BalasHapusAku bacanya pelan2 nih mbak :D Menarik bahasannya :D
BalasHapusIya kalau sudah menemukan passion emang sebaiknya lakukann dengan sungguh2. Trus berbagi juga sama org lain ya mbak :D
Paling sulit itu menemukan passion kita cocok dimana, selain berpakaian. Pekerjaan pun harus sesuai dengan passion dan job desk yg dimiliki. Dipaksa bagaimanapun klw bukan passionnya disana, dijamin stress dan tidak nyaman.
BalasHapusTerima kasih mba wejangan artikelnya.
Wuah iya looooh
BalasHapusPassionku ngeblog dan teman2 tau banget kalo aku seorang bloger dan ngeblog. Lebih dipandang aja gitu, bisa dapet duit dari hobi, hehe
Tapi ya gitu, ntah gimana nanti pas udah kerja. Ortu pengen aku PNS eee... padahal aku pengennya ya ngeblog wae
Passionku misalnya ngajar tapi ternyata materinya juga perlu dicek, ky ternyata aku ngajar sesuai background pendidikan ku eh malah pusing sendiri, sempat kena vertigo sehari, hedeh. Tp kalo ngajar blogging itu semangat. Itu artinya apa?
BalasHapusSetuju banget sama konsep life longlearner yang disinggung di atas. Di mana kita memang mesti terus belajar melampaui batasan usia, batasan pendidikan formal, dan seterusnya. Terima kasih buat peta pengetahuan soal passion ini ya, Mbak. Sukses terus :)
BalasHapusMenemukan passion tersendiri butuh perjalanan lumayan lama, lingkungan sangat mempengaruhi sih. Kalau sudah menemukan passion itu kita akan enjoy saat menjalaninya.
BalasHapusPaling seneng bahasannya begini niih...self improvement.
BalasHapusMeskipun aku uda emak-emak, tapi inginnya selalu maju untuk belajar banyak hal.
Karena belajar itu menyenangkan dan membuka cakrawala baru.
Semoga belajarnya pun mengikuti adab, sehingga ilmunya berkah.
jadi intinya kerjakan sesuai passionnya ya mba dan terus belajar dan belajar untuk menjadi yang terbaik dibidang passion kita dan jangan mudah cepat puas juga sih karena masih panjang perjalanannya
BalasHapuspassion saya membaca dan menulis
BalasHapusdari sekolah memang ini passion yang saya rasa
dan alhamdulillah cita cita juga sesuai passion dan terwujud
sekarang juga tetap aktif menulis
Saya masih nebak soal passion dan seperti nya kudu cepat mastiin passion lebih cocok kemana deh 👽
BalasHapusreviewnya kerennn kak, jadi tau passion hhe
BalasHapusInsight kamu bagus, aku jadi refleksi tentang passionku sendiri.
BalasHapusBerawal dari hobi lama-lama jadi passion, jadi blogger. That happen to me :)
Good motivation kak.. Thanks buat sharingnya. .😍
BalasHapusAku fikir untuk saat ini passion aku adalah ngeblog kak. Namun aku yakin ada hal yg lainnya. Motivator mungkin.
BalasHapusPassion menurutku memang dibutuhkan, tapi jangan sampai passion membuat kita terlena dan melupakan usaha. But.. menginspirasi banget fa
BalasHapusPassionku blog, tapi di sisi lain aku masih berapa "gak bisa apa-apa" di bidang lain. Aku ngerasa cuma bisa nulis doang. Di industri 4.0 dan kehidupan yang semakin dewasa, aku makin sadar ya memang nulis kelebihanku, tapi perlu juga belajar hal lain. Aku pemalu, tapi public speaking penting agar kita bisa menyampaikan ide ke orang lain. Ya, lewat nulis sih bisa, tapi kalau bisa lewat lisan, tentu akan lebih mampu mengembangkan diri
BalasHapus