Blogsphere, Momentum, dan Alasan Masih Berada di Sini

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Seminggu sebelum Hari Blogger Nasional, saya mengetahui pengumuman info lomba tahunan bergengsi—bedanya, tahun ini tidak ada tulisan BLOG di sana. Padahal tahun-tahun sebelumnya selalu ada, bersanding dengan kategori video, animasi, dst.

bebas definisi


Perasaan saya tentu saja sedikit kaget, meskipun sudah memperkirakan hal ini cepat atau lambat terjadi. Seperti sudah mempersiapkan hati karena dari akhir 2019, isu blog meredup sudahlah lama. Tapi nyatanya, sampai sekarang masih ramai saja tuh sebenarnya. Hanya tentu saja terjadi beberapa perubahan, namun tetap berwarna.

Kehidupan blog ini telah melewati banyak hal, dari bersaing dengan media online dan sekarang bersaing dengan platform-platform yang lebih menampilkan visual. Sekilas, tulisan memang terasa membosankan dan membutuhkan waktu cerna dalam pikiran yang lama. Tapi tulisan blog masih bisa di ctrl+f untuk kata kunci jika ingin lebih cepat, kalau video harus memperhatikan dahulu sekalipun ada keterangan time lapse. Intinya, tulisan blog ini tetaplah masih ada pembacanya.

hari blogger nasional

Ketika @arievrahman membuat cuitan mengenai masihkah ada blogger yang aktif ngeblog, bisa dilihat balasan-balasan yang bukan hanya ramai namun juga antusias. Saya jadi tergugah untuk menuliskan sedikit mengenai alasan masih ngeblog, padahal kemarin sempat ingin "puasa" dahulu karena takut apa yang saya tulis sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi ketika dipancing ide, kok ya ternyata masih ada aja yang bisa dielaborasi ternyata. Ajaib. So, here we go!

  • Wang, Lach

Hihi poin pertama langsung banget tembak bahasan mengenai penghasilan dari blog. Sebenarnya mau dimasukkan dalam poin terakhir tapi kok sepertinya minta dinomorsatukan. Saya sendiri tidak banyak sih jika dibandingkan bagi yang fokusnya full monetisasi, namun beberapa kali menyelamatkan dan membantu kekurangan kebutuhan sendiri.

Bahasan mengenai monetisasi blog ternyata masih sensitif karena salah satunya jadi penyebab mengapa atmosfir blogging tak seramai dahulu. Bahasan yang sebenarnya so last year karena mau bagaimanapun, transformasi itu ada dan itulah yang membuat bertahan. Pandemi ini memperlihatkan blogsphere jadi lebih ramai kembali dan variatif, ada yang blognya lebih dari satu dan memisahkan dengan blog personal. Ada yang mengkombinasikan menjadi salah satu aset personal branding dan seterusnya. Energi yang luar biasa dan menjadi percontohan bagi saya untuk tidak menunda ketika diberi ide.

Monetisasi blog juga memberikan banyak blogger untuk mengupgrade baik tampilan blog maupun tulisan. Saya juga senang melihat saling semangat dalam memperbaiki kualitas blog dan bertumbuh bersama. Tidak akan berbicara banyak namun hati turut penuh ketika membaca dari ngeblog dapat membantu sedikit demi sedikit penghidupan, dan terasa sekali di masa rentan saat ini. Dilengkapi dengan semangat dan terus memberikan usaha terbaik di dalamnya.

Perkara postingan organik, masih banyak sih kalau memang suka berselancar lebih dalam atau memilih-milih. Bukankah yang menyenangkan dari membaca tulisan blog itu ya, proses pencariannya itu. Atau kalau nggak mau repot harus mencari memilah, masih banyak pula yang blognya yang isinya lebih banyak tulisan personal, meski jangka waktu posting berjeda lama.

Tentu saja untuk poin ini bisa sepakat untuk tidak sepakat, dan saya memilih untuk memandangnya dari dua sisi. 

  • Karena Perkara Terbiasa

Rasanya ada yang kosong kalau belum melakukan aktivitas blogging walaupun sekadar membuka dashboard. Kadang juga cuma membuat judul kemudian ide dibiarkan sampai......3 bulan. Pas mau ngelajutin tulisan rasanya udah nggak semendebarkan saat pertama kali nemu ide. Ditambah kesibukan dan prioritas, ini menjadi hal biasa dan berulang.

Menurut saya, perkara biasa ini juga karena blog sudah menjadi bagian dari hidup. Apalagi saat ini di mana sering sekali merasa hampa dan kosong, atau merasa overthinking kemudian larinya lagi-lagi ke blog. Ada rasa rindu juga sudah beberapa waktu tidak menerbitkan postingan, yang terkadang tulisannya jelek aja belum. Namun itulah proses, itulah dinamika. Blog selalu bisa menjadi rumah untuk pulang, untuk merasa nyaman menuangkan apa yang ada di kepala.

  • Mencapai Titik-Titik Momentum

Banyak hal melalui blog ini jadi menemui momentum-momentum yang tak dikira dalam hidup. Misalnya jadi menulis mimpi, mencapai milestone, dan untuk mencoba lagi dari kegagalan. Mirip seperti connecting the dots, melalui tulisan-tulisan yang ternyata memiliki nasib ke mana mereka bermuara sendiri. Ini perlu tahunan dan tentunya terkadang bukan hal yang instan, tidak perlu ditunggu juga.

Membaca tulisan blog orang lain suka tanpa sadar menginspirasi tapi di tahun-tahun berikutnya. Dari awalnya hanya berkata "ingin deh, bisa merasakan hal tersebut juga" kemudian baru ngehnya saat mengingat atau ada hal yang membuat teringat. Menulis blog selain merawat ingatan juga merawat mimpi. Kalau baca-baca tulisan blog sendiri di masa lampau rasanya seperti menemukan bagian-bagian diri atau jadi seakan dapat pesan di masa kini, padahal ya diri sendiri yang nulis di masa lalu. Magis.

  • Catatan Online

Otak memiliki kapasitasnya sendiri dalam mengingat, ditambah faktor U yang semakin memilah mana yang penting jadinya sering lupa. Saya menggunakan tulisan blog salah satunya untuk catatan online, jadi kalau lupa tinggal searching nama blog dan kata kunci. 

Suatu ketika, ini berguna juga ketika bertemu seorang kawan dan bertanya rekomendasi akun Instagram yang membahas kesehatan mental. Saya menyebutkan beberapa yang diingat, namun beberapa lagi lupa. Apalagi selain yang saya lakukan kecuali membuka browser dan menuliskan: "umimarfa akun kesehatan mental" dan voila, daftar lengkap sudah ada di postingan yang pernah ditulis. Hehe.

  • Karena Menulis Blog Membantu Berpikir Runut

Aduh, udah kaya postingan-postingan tema menulis saja ini. Namun bagi saya memang seperti itu juga adanya termasuk dalam menulis blog. Blog itu kan jenis tulisannya bebas ya, dan untuk saya sendiri eksploratif. Kadang ingin bisa seperti A, tapi versi B lucu juga, atau C juga khas nih. Sembari eksplor itu juga menemukan bagaimana nyamannya tulisan sendiri.

Menulis blog yang awalnya cenderung untuk seru-seruan juga tak disangka bisa untuk belajar berpikir dengan urut serta tak ada poin yang terlewatkan. Pun karena kalau versi berbicara tuh ada satu dua hal yang tertinggal dan tak lengkap, ternyata menulis blog membantu dalam hal tersebut. Bisa jadi sebagai pengingat juga karena terkadang untuk menulis blog, butuh banyak referensi bacaan dan nanti ada proses merangkum kala nulis.

  • Blog Universe dan Magis yang Masih Terasa

Berada di sebuah komunitas blog satu dengan yang lain, berada di antara usia yang beragam, berada di antara jenis niche, di antara ciri khas tulisan membuat blogging ini seperti universenya sendiri. Alasan kuat lainnya masih "betah" ngeblog adalah magisnya masih terasa.

Bagaimana tulisan dapat membantu orang asing
Bagaimana tulisan dapat mengenalkan teman baru
Betapa dari satu tulisan blogger lain bisa memercik mimpi
Betapa seakan tulisan blog bisa menjadikan hati lebih hangat
Betapa tulisan blogger lain membuat saya, merasa tidak sendiri
Dan seterusnya...

Di poin pertama saya memang menyebutkan uang, yang salah satunya membuat proses blogging jadi berwarna. Namun yang membuat energi itu tetap ada adalah proses menikmati kala menulis dan atmosfirnya. Karena kekuatan dan yang membuat hati merasakan warna-warni banyak hal juga, karena tulisan itu sendiri.

Tak hanya sekali melihat satu dua nama yang awalnya ngeblog tumbuh menjadi apa yang di posisinya sekarang. Pijakan milestone yang tak disangka-sangka, bukan hanya nasib tulisan yang memiliki takdirnya melalangbuana ke arah takdirnya sendiri melainkan juga penulisnya.

  • Menghilangkan Kebosanan dan Mengusir Kesepian

Pandemi ini terasa sekali dengan mudah merasa bosan dan perasaan kosong, berkali-kali. Bosan akan rutinitas padahal yang dikerjakan ya hal yang disukai lama. Merasa kesepian karena secara natural sudah waktunya usia-usia produktif bekerja. Lawaknya, saya juga terkadang bosan sekali ngeblog namun untuk mengusir kebosanan itu ya dengan menyelesaikan utang-utang tulisan blog. Jadi obat muak akan kebosanan ini ya....menyelesaikan dan menghadapi. Hal yang baru dalam hidup namun saya tak kaget juga.

Dari sini juga secara otomatis muncul kata-kata puitis:

Kebosanan paling berbahaya adalah bosan pada apa yang kausenangi. Jika bosan pada hal yang tak disukai, kau masih punya kesempatan untuk: belajar menyukai atau mencintainya. Sedangkan jika sebaliknya, kau menghadapi jalan buntu dan frustasi di depanmu.

Sedangkan hiburan sesaat seperti scrolling media sosial dan menonton film (bahkan genre favorit) hanya memberikan waktu sementara, sementara menulis blog itu kan cukup menyibukkan. Jadi lumayan lah, menghindari lingkaran kebosanan, kesepian, dan bisa-bisa overthinking.

  • Karena Masih Ada Teman-Teman yang Menulis, Lah

Tentu saja karena masih ada teman-teman yang menulis blog, dong. Bukan, bukan saat blogwalking saja namun kesukaan akan tetap menulis dan mencurahkan energi serta cinta di dalamnya. Kalau baca postingan blogger lain tuh suka tiba-tiba dapet ide segar dan keinginan menulis bertambah kembali. Jadi, terima kasih teman-teman blogger untuk hal itu, ya!

  • Memberi Cukup Waktu Untuk Sibuk dan Menguraikan Emosi Negatif

Tahun ini sekaligus menjadi penegasan lebih pada poin ini untuk mengapa masih menulis blog. Mau ditahan-tahan, mau selalu dicoba dikelola, ternyata memasuki usia seperempat abad dan ditambah keadaan pandemi ini caur abis. Emosi negatif dari pengabaian, penolakan, orang-orang terdekat yang tiba-tiba berubah, atau nemuin diri sendiri jadi seperti racun bagi diri sendiri adalah nyata dan hal baru.

Dengan ngeblog ini membantu memberi cukup waktu—eh banyak sih malah untuk mengalihkan fokus dari emosi negatif tersebut. Ngeblog sendiri kan lumayan menguras fokus dan energi ya, apalagi kalau utak-atik, jadi perhatian juga teralihkan ke sini. Perasaan kosong dan kesepian terisi akan kesibukan-kesibukan ini. Lagi pula, masing-masing kehidupan udah dijalani sendiri dan tak selalu bergantung pada orang lain bukan? Uniknya walaupun aktivitas harian sudah ke blog, selalu ada ada yang entah bisa dikerjain di sini atau tiba-tiba dapet banyak PR karena error-error.

Mungkin ini kebiasaan dari 2019 lalu sih, di mana masa-masa mulai susah sekali ngajak temen buat makan atau nonton bareng. Lebih ngeselinnya lagi yang slow respon lah, yang terlalu banyak alasan lah, yang ada aja bikin kesel lah. Dari sana cukup menghabiskan energi, kemudian peralihan itu saya putuskan untuk blog. Jadi ruang kosong untuk entah menunggu atau overthinking "kenapa sih keadaan harus kaya gini?" jadi nggak terpikirkan, hahaha.

Tapi tetap diakui juga sih kalau tahun ini juga rasanya energi gampang banget habis padahal ngeblog adalah kesukaan. Performa juga sempat turun karena alasan bosan teramat sangat dan menginginkan hal baru. Mungkin karena berbenturan itu jadi caur juga, tapi selalu mencoba kembali lagi ke track walaupun sensasinya selalu aneh. But here I am.

  • Poin Terakhir: Belajar Sabar

Saya pernah ada di masa ketika menjadikan tulisan blog dan ngeblog hampir segalanya dalam belajar dan eksplorasi. Namun saya lupa atau tidak menyiapkan hati untuk menerima kegagalan atau akan masih banyak sekali yang tentunya lebih baik dari blog ini. Terutama saat mengikuti lomba blog, perlu hati yang besar untuk lebih banyak menyiapkan kekalahan. 

Berkali-kali juga kok ingin sekali vakum yang lama, namu ternyata kadang yang dibutuhkan waktu istirahat dan menjeda agar sama-sama enak. Sempat sedih, namun itu ternyata yang menguatkan juga untuk belajar sabar namun juga tetap bertahan dengan belajar. Mirip-mirip sama hidup lah, kita belajar sabar juga hahaha.

Selamat Hari Blogger Nasional, untuk teman-teman blogger semuanya (baik yang blognya masih aktif atau update terakhirnya dua tahun yang lalu)! Mari merayakan dengan bahagia~

8 komentar

  1. Nah mantep, memang banyak banget manfaat blog yang bisa bermanfaat untuk diri kita sendiri apalagi bisa jadi self healing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekaligus ya, kadang ada waktunya nulis serius, ada juga untuk menenangkan hati :)

      Hapus
  2. Perlu hati yang besar untuk lebih banyak menyiapkan kekalahan.

    Tipsnya sederhana sih untuk ini.. Tulis lalu lupakan. Jika menang itulah kejutan.

    Salam kenal mbak Umi.. Matur nuwun dah singgah di rumah maya saya yang sederhana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir, Kak! :")

      Hihi saya dulu suka menganut tulis lalu lupakan, kok sekarang malah suka melupakan slogan ini hihi. :D

      Hapus
  3. setiap poin yang tertulis disini kok kaya baca kisahku sendiri, ah iya sama, bolak balik terucap, ah iya aku juga, begitu aja terus sampe akhirnya ketemu kolom komentar. yuk kita sama2 terussss...

    BalasHapus
  4. Rasanya aku pun ga akan meninggalkan blog mba, walo makin banyak bloggers yg udh berpindah ke platform video. Terlalu banyak kenangan bareng blog ini 😄. Aku menulis memang hobi, malah udh sejak SD. Walo awalnya di buku harian.

    Skr zamannya digital, semua uneg2 aku pindahin ke blog, walopun blog yg khusus curhat sengaja aku private biar ga ada yg baca. Rasanya masih blm bisa kalo curhatan dibaca orang lain 😅. Jadi cuma tulisan kuliner dan traveling aja yg aku buka buat publik.

    Semua alasan di atas, kecuali yg cari cuan (masih blm tertarik kalo ini 😁), itu alasanku juga buat tetep ngeblog. Orang yang ga suka menulis, mungkin ga ngerti gimana jenuh dan stress bisa hilang hanya dengan menumpahkan uneg2 dalam bentuk tulisan 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi sama, mba Fanny. Karena memang udah kebiasaan dan nggak ada rasa terpaksa atau berat di sana, selalu lagi-lagi kembali. Pernah tiga hari aja nggak buka laptop, kok rasanya ada yang kosong padahal itu bentaar kan termasuknya hihi.

      Sesungguhnya, nanti kelak kalau aku udah cukup stabil incomenya pengin fullin blog ke tulisan personal gitu, entah nanti bikin lagi atau dibikin ekslusif. Hihi nah kaaan ini masih panjang juga mimpinya :'D

      btw, aku jadi penasaran sm tulisan Mba Fanny kalau lagi nggak bahas kuliner atau tempat, ngebayanginnya mungkin ga jauh-jauh spt Mba Creameno gitu, tp dg bahasa Mba Fan :3 :D

      Hapus

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.