Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Hola, apa kabar?
Selamat tahun baru, btw. Harapannya semoga selalu yang terbaik dan untuk yang lebih baik terutama dari dua tahun sebelumnya. Semoga sama-sama mendapatkan keajaiban dan keberlimpahan dalam hal yang baik-baik, aamiin.
I have no idea bagaimana menulis postingan untuk akhir tahun dan awal tahun ini, malah lebih ke tidak mempunyai rencana apa-apa dan juga tak memiliki ide. Sekali-kali gitu lah istirahat dari kebiasaan, ternyata seru juga.
Kebosanan Luar Biasa
Plus, di tahun 2021 saya merasa lelah sekali untuk menulis blog. Tahu sih memang sudah merasa sangat bosan, lebih bosan karena suasananya gitu dan kangen ngeblog versi menggebu-nggebu. Saya jadi merasa ada penurunan karena merasa tak berkembang, dan ternyata hal tersebut membuat sedih. Bahkan untuk ikut lomba blog sudah berkurang dan bulan-bulan terakhir tak mengikuti apa-apa. Selain itu, menulis postingan kerja sama jadi mepet deadline atau bahkan terlewati.
Ternyata, kebosanan pada hal yang disukai ini lebih berbahaya dari sekadar merasa malas atau tidak mood. Karena jadi bingung mau mengisi kembali energi dengan apa, atau jadi overthinking. Perubahan terasa sekali di mana memulai rasanya sangat berat, terus bawaanya badan auto shut down dan meminta tidur. Hey hey, di mana kesukaan dan keantusiasan itu? Bahkan ketika sudah menjeda dengan aktivitas lain, nggak ada perubahan berarti.
Yang Coba Disampaikan Kebosanan
Namun saya sadar bahwa hal ini bukan untuk dibiarkan untuk maunya seperti apa. Hal ini butuh waktu, benar. Hal ini butuh jeda, benar juga. Hal ini membutuhkan kesabaran, amat benar! Saya mencoba menganalisis, apakah yang sedang disampaikan kebosanan ini. Apa yang sedang disampaikan dari dalam lubuk hati, barangkali pertanda untuk hal yang lebih penting. Sejenis sedang adanya perang antara keinginan dan kebutuhan, antara pikiran sendiri, ramai bener.
Di sisi lain, meskipun merasakan kebosanan, idealnya sih menghilangkan kebosanan ini terlebih dahulu agar segar kembali. Namun yang saya lakukan ya tetap melakukan kebosanan ini juga, setidaknya jadi ada satu dua hal yang selesai. Terlihat memaksa, namun saya rasa jika kebosanan dan kelesuan ini dibiarkan akan terus menimbulkan hal yang jauh lebih tak enak. Dijalani memang tak enak, namun tinggal milih nggak enak yang mana? Kira-kira begitu.
Akibat kebosanan dan malah jadi kepikiran ini itu, saya jadi sering rethinking dan refleksi untuk terus mengolah semangat dari dalam diri dan untuk pikiran tetap jernih. Di sisi lain untuk tak langsung menyerah dan pasrah karena seakan selalu tahu jalan dan hasilnya bagaimana, di sisi lain untuk tetap diingatkan bahwa masih banyak hal yang dilakukan dan diperbaiki. Menghadapi situasi on dan off ini sungguh definisi dari benar-benar dilakukan setiap hari.
Kembali Pada Diri Sendiri
vibes fotonya enak buat dengerin lagu sendu dan berefleksi |
Untuk membantu mencerna apa yang sedang terjadi yang susah untuk diterima, saya mencoba melihat memori-memori ke belakang. Di saat rasanya saya tak bisa melakukannya dan tak mempunyai keberanian, saya mengingat kembali bahwa dahulu juga pernah mengalami kesulitan namun tetap mencoba dan akhirnya melaluinya. Melihat kembali lebih dalam pola-pola yang terbentuk, untuk menganalisis pergolakan batin yang ada saat ini.
Kadang saya juga merasa kondisi sudah final dan tak bisa diapa-apakan. Saya jadi paham bahwa keadaan mindset ini sangat penting, dan itu bukan hal yang otomatis berjalan. Lewat potongan-potongan ingatan mencoba merapikan kembali mengenai jalan atau path yang dipilih. Ini berkaitan dengan regret yang terus memberi tahu bahwa apa yang dipilih dan diambil adalah kesalahan, sementara pilihan lainnya seakan lebih baik.
Nggak ada tuh saat ini untuk mereset waktu atau mengundo apa yang dilakukan. Sekalipun bisa seperti di film Spider-Man No Way Home, juga sama-sama amsyongnya karena ada hal yang selalu dibayar. Kembali ke realitas, memang sudah saatnya makan dari sebab-akibat dan berusaha. Akan lebih mudah memang menilai suatu pilihan dengan selalu memasukkan konsekuensi yang ada. Jadi mikirnya nggak ngenes-ngenes amat. Lebih baik mulai terbiasa mempersiapkan hal tak menyenangkan dari pada selalu berharap hal-hal berjalan mulus.
Menghindar justru akan menghadapi semacam time looping, alias ketemu itu-itu saja dan terjebak di sana. Maka untuk sebelum hal-hal berubah jadi lebih buruk, segera moving forward. Betul, rasanya sangat nggak nyaman dan buang-buanglah perasaan harus menunggu mood terlebih dahulu. Karena kita selalu bisa beristirahat nantinya, namun kesempatan tak selalu bisa diulang.
Memisahkan dan Mengamati
Karena berkaitan dengan melihat perjalanan di masa lalu dan pilihan-pilihan yang diambil, saya juga melihat dari sudut pandang baru. Saya seakan melihat diri sendiri secara terpisah, bahwa hidup tampak berjalan dengan ketidakmujuran namun lihatlah bahwa ada jiwa fighter di dalamnya. Mengamati bahwa sahabat terbaik ternyata diri sendiri, yang suka selalu dipaksa, yang terpaksa diabaikan dengan tak mendengarkan diri sendiri.
Ia tidak marah dan terus mengalah, karena tahu bahwa yang akan menanggung ya diri sendiri juga. Tak menyampaikan apa-apa namun selalu mengingatkan. Tak memberi dorongan yang begitu besar namun selalu ada. Yang selalu bangga atas apa yang dilakukan apapun hasilnya, sama sekali tak menghitung perbandingan dengan manusia lain. Yang akan merasa lega dan bangga jika melakukan yang terbaik, meskipun cara yang dilakukan berbeda atau berlawanan dari yang sebelumnya. Toh, kita tak bisa berharap hasil yang sama dengan cara yang sama juga bukan?
Mari mengakhiri postingan ini dengan harapan penuh selalu diberikan kekuatan untuk menjalani, membangun kembali, menemukan dan tentu saja untuk hal-hal yang lebih baik dari saat ini. Tak perlu menargetkan best, namun trying to be better. Semoga 2022 adalah tahun yang memberikan hal-hal baik untuk kita semua!
***
Bener banget, pasti ada masa di mana kita merasa sangat bosan dan gak mau melakukan apapun, tapi rasanya masih lebih parah titik jenuh. Di mana semua perjuangan kayak sia-sia, gak hanya bosan, tetapi gak tahu melakukan apa. Nyiksa banget apalagi sampai seharian overthinking. :)
BalasHapus