my favorite poems of all the time

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Halo, apa kabar?

puisi puisi favorit sepanjang masa
pict: Ichigo121212, Pixabay

Mendadak ingin membuat postingan mengenai puisi-puisi favorit yang sifatnya sepanjang masa alias nggak bosen-bosen. Sebenarnya rencana membuat postingan ini sudah ada sejak lama, hanya saja kala itu baru teringat dua judul. Nah, baru-baru ini di kepala tiba-tiba memutar satu puisi kesukaan jaman-jaman di dengarkan saat kuliah.  Jadi yasudah, inilah beberapa puisi favorit:

  • The Quiet World - Jeffrey McDaniel

puisi the quiet world
sumber: Norinski, tumblr

Saya lupa kapan pertama kali bertemu ini puisi, tapi sejauh yang saya ingat langsung jatuh cinta sampai sekarang. Kata dan kalimatnya itu sederhana dan mudah dimengerti saja oleh non native speaker, nggak juga menggunakan kata-kata yang terlalu puitis. Namun ketika membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat langsung mengucap semacam "wah, idenya jenius".

Selain itu, penggambarannya juga dalam dan intim oleh sepasang yang sedang saling bersua melalui telepon namun dengan keterbatasan. Kata-katanya itu kan, terbatas ya. Jadi setelah ditunjukan nih ada kuota kata-kata dalam puisi itu, kemudian dilanjutkan dengan sisa hari untuk bersama dengan sang kekasih.

Ini kalau orang lagi jatuh cinta atau sayang-sayangnya, bakal ikut kerasa dan suka juga saya rasa sama puisi ini. Jadi gini, kadang tuh ada momen kaya "ini nyata nggak sih" kalau lagi berdua dan sama-sama jatuh cinta. Sesederhana duduk bersama, ngobrol, tapi bahagianya kebangetan. You name it gitu lah.

Saking sukanya dulu, sampai-sampai menjadikannya untuk musikalisasi puisi. Udah gitu (lagi muji nih ceritanya) dapet temen yang bisa gitaran dan suaranya bagus, makin kerasa bagus aja ini puisi. Busetz pakai z. Untuk musikalisasi puisi dapat dilihat di: The Quiet World

  • On Children - Kahlil Gibran

puisi kahlil gibran
sumber: ubuy(dot)co(dot)id


Nah kalau On Children ini justru didapat dari artikel dengan domain strategimanajemen. Hahahah. Unik sekali dari artikel bertema karir malah justru nemu puisi bagus dan jadi favorit juga sejauh ini. Ya memang sih, isi puisinya ini juga masih relevan dan saya rasa melintasi dimensi waktu. 

Kala menemukan puisi ini kan masih versi terjemahan ya, tapi justru karena versi bahasa Indonesia rasanya jadi lebih bikin ✨mindblowing✨. Kemudian seakan-akan pas juga nih, terutama bagi anak yang sedang mencari jati dirinya dan mencari tanpa terikat dari apa-apa yang sebelumnya diturunkan dari orang tua. 

Kala itu, kutipan puisinya seperti ini (sedangkan versi full nya ada di gambar sebelumnya):

on children
sumber: strategimanajemen(dot)net


  • Puisi Tanpa Judul - Soe Hok Gie


soe hok gie puisi
sumber: @bysoehokgie (Twitter)

Kalau ini dapatnya dari film Gie, meskipun pernah juga membaca di bukunya juga. Memang puisi ini belum ada judulnya, tapi isinya....romantis sekali. Puisi terakhir Soe Hok Gie yang dibawakan Nicholas Saputra ini akan terasa berbeda sekali jika didengarkan di dini hari. Favorit saya adalah bagian:

Mari sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik, dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak'kan pernah kehilangan apa-apa.

  • Derai-Derai Cemara - Chairil Anwar

puisi derai derai cemara
gambar diambil dari: @bilikpenyair (Twitter)


Jadi dulu waktu baru bertemu dengan Sampai Jadi Debu yang dibawakan oleh Banda Neira, otomatis jadi penasaran dengan karya-karya lainnya. Turns out jadi menemukan Derai Derai Cemara yang dimusikalisasikan dengan apik juga oleh Banda Neira.

Jadi tahu juga kalau puisi ini merupakan karya dari Chairil Anwar, yang terkenal dengan mampus kau dikoyak-koyak sepi itu. Ada satu bait yang sangat saya sukai dan dulu pernah didengarkan berkali-kali, yaitu:

Hidup hanya menunda kekalahan 
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah 
Dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan 
Sebelum pada akhirnya kita menyerah

Sepertinya dulu juga sempat membuat cerita pendek yang terinspirasi dari bait ini. Mungkin karena ngomonginnya mengenai hidup dan kehidupan itu sendiri. Sedangkan manusia sendiri mencoba menerka, hidup itu apa, apa perannya, dan ada suatu masa ketemu jawaban yang malah berbeda dari apa yang selama ini dicari. Selain itu juga memang, akan ada waktunya sendiri kita akan kembali pulang.

  • Puisi Adam A Abednego

Kalau ini sebetulnya saya menemukan di Instagram pemilik puisinya, tapi memang menurut saya bagus dan teringat melulu. Isinya seperti ini:

puisi abednego

Kalau sedapetnya saya membaca, ini mengandung kerendahan hati untuk bersabar pada suatu hal. Untuk bersabar padahal ingin sekali lari mengejar dan mengejar. Tapi memang perlu diri ini dahulu yang dibentuk, dikurangi perlahan-lahan yang meracuni atau kurang baik, dan untuk lebih bijak lagi. Waktu pertama membaca, memang posisinya lagi pas karena gusar dan merasa terlalu tertinggal.

***
Nah kalau teman-teman bagaimana nih? Ada nggak satu puisi yang dari awal pertama kali tahu kemudian masih menjadi favorit sampai sekarang? Kindly tulis di komentar ya, barangkali bisa jadi tambahan favorit saya juga hihi.

Tidak ada komentar

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.