Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Saya sedang berada di fase lumayan bosan dalam aktivitas blogging ini, tapi ketika coba ditinggalkan sejenak ternyata masih bingung. Keadaan stuck ternyata tidak menyenangkan sekali. Selayaknya mengubah tatanan ruangan jika saya bosan, maka saya mencoba dan mempertimbangkan untuk mengganti judul blog.
Betul, here we go again.
Menyoal Kelahiran Bebas Definisi
Saya juga mengujar kepada seorang teman akan kegusaran ini. Terpikir mengubah judul blog artinya sedang berada dalam krisis, apakah sebaiknya mempertahankan atau sudah saatnya berpindah. Bebas Definisi sendiri lahir pada tahun 2019, sesuai dengan pemikiran dan kondisi saat itu di mana setiap orang bebas memiliki definisi tanpa terikat pada satu hal.
Energi masa muda sekali, ya. Hahaha.
Sebenarnya pun di tahun-tahun sebelumnya sempat ada lonjakan pergantian nama, seperti Paperticle namun terdengar terlalu ilmiah dan sempit. Sempat juga muncul nama Roket Kecil, namun ternyata tak cocok juga dipikir-pikir sampai sekarang. Hingga lahirlah nama Fumi, singkat dan mungkin sedikit terbaca dengan membingungkan. Maka dari itu, inilah mengapa postingan ini terbentuk.
Ada alasan mengapa saya sudah tak lagi nyaman dengan nama Bebas Definisi, saya merasa bahwa blog ini perlu memiliki identitasnya sendiri secara teteg (bahasa Jawa) atau kokoh. Benar memang, mengikuti penulis blognya yang telah mencoba banyak nama dan hal bernama kebebasan, waktu-waktu tersebut telah selesai. Seiring juga telah menemukan berbagai variasi jawaban, memang waktunya sudah selesai dengan nama Bebas Definisi.
Pergantian nama ini juga bebarengan juga sih dengan ganti username di media sosial. Kalau di medsos sebenarnya hanya mengganti satu huruf, tapi ternyata beneran bikin lega dan ada kebaruan semangat. ((bahasanya old sekali)
Saya berpikir bahwa untuk hal ini akan lebih tepat dengan Redefinisi. Seiring manusia bertambah tua dan langkahnya sudah bertambah ke mana-mana, berganti pula sudut pandang pada satu hal yang sama dulunya. Adalah suatu hal yang mujur pula jika defisinya bergeser dari hal baik ke yang lebih baik, dari hal buruk ke hal yang baik-baik.
Fumi dan Mengapa
Ketika nama Fumi muncul, sama seperti calon pendahulunya yaitu Paperticle dan Roket Kecil. Sama-sama saya simpan terlebih dahulu karena barangkali, hanya keinginan sesaat. Bedanya, kali ini Fumi terpikirkan terus-menerus selama berminggu-minggu, atau bahkan sekitar hampir dua bulanan kala itu. Betul, mirip dengan orang yang sedang jatuh cinta: kepikiran terus.
Dengan segala pertimbangan dan melewati nasihat kalau nanti tak akan bagus sementara di SERP, akhirnya saya memilih mengganti nama. Dari pada terlalu lama, dari pada terlalu lama memendam juga. Sudah waktunya juga untuk mencoba mencintai kembali satu blog ini dengan cara lain. Hasilnya adalah tak menyesal, ada rasa nyaman dan kelegaan di sana.
Fumi sendiri yang sangat amat KISS alias keep it short and simple (and memorable) ini sebetulnya sesederhana diambil dari nama sendiri, yaitu Marfa Umi. Barulah kemudian iseng mencari arti kata ini di mesin pencari dan menemukan artinya berikut:
Pokoknya udah jatuh cinta duluan dengan arti letter/writing saat pertama kali ketemu. Soalnya pas banget sama blog gitu kan yang isi utamanya teks. Serta mengandung harapan juga apa yang ditulis akan tersampaikan pada yang entah memang mencari, atau sekadar lagi iseng. Suratnya nyampai gitu.
Arti-arti lain juga nggak kalah cakep-cakep, makin dicari dan dibaca rasanya seneng banget hahaha. Ya sudahlah, berarti fix mengganti nama blog ini menjadi Fumi. Tibalah waktunya sudah mendefinisikan blog ini secara teguh dan penuh doa serta harapan melalui nama ini. Pun sepertinya tahun yang bagus juga untuk berganti.
Itulah, selamat datang kelahiran barunya a.k.a Fumi, dan terima kasih banyak-banyak Bebas Definisi.
***
Update 7 Juni 2022
Saya lupa memasukkan poin ini dan alih-alih menyisipkannya dalam tulisan, saya menuliskannya di section tambahan.
Perihal ganti nama ini juga melalui proses keheranan terlebih dahulu pada musisi Rara Sekar. Setelah dari Banda Neira dan Daramuda, Rara kemudian membuat lagu-lagu dengan wajah yang baru dan terlihat berbeda dari ciri khas sebelumnya. Nama sebagai pengarangpun baru, bukan lagi Rara Sekar melainkan hara.
Kala itu, saya tak mengerti apa sebab pergantian nama ini. Barulah ketika merasakan sendiri bahwa suatu hal yang baru (terutama lebih ke kelahiran baru dalam bentuk apapun) juga perlu wadah yang lebih cocok, salah satunya dengan nama ini.
Selain itu, saya makin mempercayai bahwa kata memiliki kekuatan. Kekuatan itu akan lebih kuat lagi jika memiliki akar kuat yang menopang. Demikian juga terhadap nama baru untuk judul blog ini.
Pas buka blog ini kaget juga kok udah ganti nama
BalasHapusTernyata ada filosofinya juga ya marfa. Terus kalau kita udah terngiang-ngiang dengan nama itu sampe kepikiran terus terusan, memang paling pas kalau segera direalisasikan
Dear Mba Ainun, thank you so much ya sudah notice :D betul terngiang2 mulu, barangkali seperti menemukan jodoh gitu hihihi
Hapus