Modus link palsu sudah cukup banyak digunakan oleh oknum penipu untuk mengecoh korbannya. Link palsu ini akan mengarahkan korban ke website yang dirancang oleh pelaku kejahatan. Website tersebut pun dibuat sangat mirip dengan website resminya untuk menurunkan kecurigaan dari korbannya.

Untuk menghindari kecerobohan ini, setiap orang perlu meningkatkan kewaspadaan dari dalam diri sendiri. Cari tahu juga berbagai cara untuk terhindar dari penipuan dan pencurian data lewat link palsu ini.

Link palsu biasanya disebarkan melalui pesan singkat ke smartphone korban. Hanya dengan mengeklik link saja, korban sudah langsung diarahkan ke link buatan dari penipu. Karena itu, simak cara terhindar dari modus penipuan link palsu di bawah ini:

Link palsu yang dikirim via pesan singkat untuk memudahkan korban mengekliknya. Namun, hal inilah yang perlu diwaspadai. Jangan langsung mengeklik link yang diberikan supaya tidak terkecoh. Perhatikan dulu dengan seksama link yang diberikan.

Cek alamat yang tertulis di link tersebut. Link palsu biasanya mengganti satu huruf dengan atau menambahkan kata-kata lain di sana. Berikut contoh link palsu yang sering muncul:

Sebuah website yang bertujuannya dipakai untuk scamming biasanya tidak tervalidasi. Website yang aman akan menggunakan tag “https” di bagian depannya. Selain itu, ada lambang gembok di samping alamat websitenya.

Saat ini memang modus penipuan ini semakin variatif dan dapat mengecoh calon korban jika tak berhati-hati. Untuk itu, kita juga dapat gunakan Google Transparency Report untuk mengecek alamat website yang mencurigakan tersebut. Cukup tautkan link website tersebut ke dalamnya dan akan muncul data dari website tersebut.

Website yang digunakan untuk melakukan tindak kejahatan biasanya banyak menggunakan iklan pop-up. Pop-up yang muncul bukan hanya mengganggu tampilan, tapi juga membuat performa perangkat menjadi lambat. Hal ini yang dimanfaatkan oleh pelaku phising untuk mulai mencuri data.

Untuk mengatasinya, atur blokir pop-up pada perangkat, baik laptop atau smartphone. Dengan begitu, tidak ada tampilan layar pop-up yang bisa mengecoh saat membuka website palsu.

Website palsu biasanya memiliki kaidah tata bahasa yang buruk. Pelaku kejahatan akan lebih mengedepankan tampilan sebuah website dan mengabaikan deskripsi tulisannya. Hal ini yang membedakan website dari link palsu dan website resmi.

Di samping itu, website penipu dari link palsu menawarkan promo yang tidak masuk akal. Cara ini dipakai untuk membuat orang yang tidak paham tertipu.

Langkah yang paling wajib diingat adalah tidak memasukkan data apa pun ke dalam website tersebut. Website palsu biasanya memberikan survei dan meminta pengunjungnya mengisinya. Anehnya, data yang diminta kebanyakan adalah data sensitif yang seharusnya tidak disebarluaskan.

Jika menemui hal seperti itu, segera abaikan dan tutup website palsu tersebut. Laporkan website tersebut supaya bisa ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang. Cara tersebut juga membantu orang lain supaya tidak menjadi korban berikutnya.

Jika memang sudah telanjur memasukkan data, nasabah BCA bisa melakukan ganti PIN di aplikasi BCA mobile. Pemilik rekening juga bisa melakukan blokir kartu untuk mencegah penggunaan kartu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Segera laporkan hal tersebut ke nomor telepon Halo BCA di 1500888, tanpa awalan 021, +62, dll. Selain dengan nomor tersebut, pengguna atau nasabah BCA bisa juga memanfaatkan aplikasi haloBCA yang bisa didapatkan atau didownload di AppStore dan Playstore.

Jangan lupa juga untuk sebarkan informasi bermanfaat dan penting ini ke orang-orang tersayang dan terdekat agar dapat memberantas dan terhindari dari modus penipuan. Untuk informasi lengkap lainnya seputar modus-modus perbankan terkini, kita juga dapat cek atau mengakses di https://www.bca.co.id/id/informasi/awas-modus agar aman dari modus penipuan.

***