Jumat 10
November kemarin saya pulang, padahal sekali lagi jarak hanya memang sekitar 16
kilometer saja. Jarak yang cukup dekat untuk pulang pergi namun saya memilih
untuk menghuni asrama mahasiswi universitas. Ada alasan tersendiri tentunya,
selain ingin menghemat waktu, juga karena konektivitas internet yang lebih baik
dan ingin berkegiatan organisasi yang kadang hanya sempat dilakukan malam hari.
Terdengar produktif ya? Padahal kadang mager-mageran di kamar tuh? Hahaha ya
ampun. Juga, kami hanya punya satu motor buat kerja bapak. Masa ya tega minta
beli motor baru yang lunasnya entah kapan meskipun mungkin orang tua sebisa
mungkin akan berusaha. Saya rasa pilihan saya sudah tepat, mengingat masih
bukan apa-apa, kan?
Baiklah,
kembali ke kepulangan ini. Kembali menempati kamar yang sama, ruang yang sama.
Sudah dua tahun saya kuliah. Mungkin bagi orang lain biasa saja, namun bagi
saya adalah suatu pencapaian besar mengingat dulu saya mau langsung kerja
sebagai lulusan SMK. Iya saya kuliah di sini aja udah bahagia banget, nggak
nyangka aja. Saya mah gampang bahagia, dan dulu sudah juga ngebayangin kerja di
mana, gajinya berapa, dan lain-lain. Namun di suatu ketika tiba-tiba saya
merasa kurang ilmu, dan langsung berubah jalur menjadi ingin kuliah dan
mengejar beasiswa. Ah kalau cerita ini bakal panjang, bisa dibaca di Antara Mimpi dan Kebahagiaan, Pembelajaran, dan Saya Di Sini.
Melihat
dinding-dinding kamar yang berbahan bata, tempelan-tempelan gambar random, dan tulisan
yang ternyata sudah lama sekali tak saya atur ulang, ada perasaan yang timbul
setelahnya. Betapa saya sejauh ini berasal dari kamar ini juga, termasuk blog
ini. Kamar ini juga salah satu bagian dari kisah-kisah rumah ini, perjalanan
dari yang awalnya dari dua insan manusia. Dulu ketika saya berangkat, saya sempat
khawatir kamar saya akan berhantu karena tak ditempati. Sebuah pemikiran yang
konyol, untung saja mama sering menggunakannya—sebagai gudang. Bapak saya juga
suka menggantung pakaiannya di sana, adik saya lebih suka menggunakan baju-baju
saya, sisanya terkadang kucing yang tidur-tiduran.
Baca juga:
Minggu Depan Pulang.
Saya
menyadari satu hal, selama dua tahun ini jarang sekali mendekor ulang kamar.
Pulang hanya untuk main dengan teman lama, nyobain tempat makan, dan kamar hanya
sebatas ruangan untuk tidur. Terlalu sibuk memerhatikan perubahan dunia luar
tanpa memerhatikan ruangan sendiri. Pada Sabtu saya membongkar isi lemari
berantakan, kemudian menyadari bahwa saya seakan membawa seluruh dunia saya ke
ruangan yang baru, yang lebih terang untuk mengejar mimpi dengan ingin mandiri
juga. Ya, sekilas seperti 9 Summers 10 Autunm, tak ada yang salah menjadi
ambisius namun jangan pernah melupakan latar belakang sebagai pengingat.
Sebagai arah ke mana kamu harus pulang jika hal yang buruk terjadi. Perjalanan masih
panjang, entah nanti akan kembali menempati kamar ini, atau justru
meninggalkannya lebih jauh. Dan, saya tak sabar menanti liburan semester untuk
mendekor ulang kamar. Ah, selesaikan dulu kencan dengan tugas-tugas ini,
nyahaha.
Write a comment
Posting Komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.