Bertumbuh: Mengingatkan Bahwa Hidup Tak Melulu Tentang Diri Sendiri, Ada Manusia Lain

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Halo, apa kabar?

Pernahkah kamu menemukan buku yang dari awal lihat ingin sekali dipunyai, rela benar-benar menabung untuk membeli, dan kemudian sangat menikmati tiap lembarnya? Saya baru saja menemukannya kemarin, judulnya Bertumbuh dan merupakan buku karya bersama dari Satria Maulana, Kurniawan Gunadi, Iqbal Hariadi, Mutia Prawitasari, dan Novie Ocktaviane Mufti. Buku ini berisikan kumpulan catatan perjalanan dan berbagai hal yang ditemui para penulis di kehidupan. Banyak kisah dari bermacam tema yang diangkat, masing-masing cerita membuat pembaca merefleksikan kembali pada setiap aspek kehidupan.

bertumbuh iqbal hariadi

Pertama kali tahu buku ini dari Iqbal Hariadi, nggak langsung beli dong waktu itu karena ternyata untuk harga di atas 70rb untuk buku bersama dengan tema kumpulan catatan. Nabung dulu sebulan, dan ini kebetulan pas sekali dengan tema buku ini, menahan dan sabar. Karena biasanya langsung beli buku yang diincar dari hasil recehan, jadi ya seperti kembali ke masa SMK—kudu nabung untuk barang incaran. Kebetulan juga dua minggu setelah buku diterima, justru ketemu salah satu penulisnya (Novie Ocktaviane) di acara Bekraf Writerpreneur Bogor. Waktu itu nggak ngeh dong soalnya pahamnya cuma Iqbal Hariadi belum ngepoin penulis yang lainnya. Padahal mah di grup sebelumnya udah ada daftar nama cuman nggak merhatiin, coba ya kala itu tahu jadi bawa buku buat sekalian minta tanda tangan hihi.

Saya kira, membaca buku ini harus tanpa jeda atau tanpa distraksi dari buku lain yang ingin dibaca. Pun, buku ini tak untuk dibaca dalam keadaan buru-buru atau membaca cepat karena tulisannya mengandung makna. Bisa dirasakan kok tulisan-tulisan di buku ini berangkat dari berbagai perjalanan dan ditulis dengan hati. Bukunya padat sebanyak 296 halaman dan dibagi menjadi 5 bagian, namun justru semakin dibaca semakin senang nggak ada rasa jenuh sama sekali. Kalau kamu suka mengikuti tulisan jurnal di media daring, buku ini semacam itu namun sudah dikompilasi dan bentuknya cetak.


“Lalu jika tidak berhasil, mereka akan belajar, mencari jalan keluar sampai tuntas, bukan sampai lelah, apalagi sampai bosan. Setiap tantangan bagi mereka adalah kesempatan dan peluang untuk memperkaya pemahaman. Setiap kritikan bagi mereka adalah pelajaran yang harus disikapi dengan serius, tetapi tidak sampai menggoyahkan kepercayaan dirinya. Setiap kegagalan adalah pengalaman yang menguatkan. “


Terus isinya apa aja? Nggak cuma tentang pengembangan diri lho ternyata. Awalnya saya kira semacam pilihan dan keputusan yang dibuat oleh anak-anak manusia, tak takut beda, dan menjadi pemberani dengan lantang. Saya kira juga akan menemukan pembelaan-pembelaan di sini namun justru kebalikannya, untuk menahan diri dan juga tak menjadi egosentris. Pas baca lembar demi lembar nggak cuma sekali nyeletuk “apa iya sih harus kaya gitu? Kan mumpung kesempatan banyak kenapa nggak puas-puasin nyoba, kenapa harus mehanan sedangkan orang lain juga berlomba-lomba?” Karenan memang ternyata sebanyak apapun yang kita kejar nggak bakal ada habisnya, itulah mengapa diciptakannya beragam manusia ya untuk berbagi peran masing-masing.

bertumbuh review buku


Karena, kita juga hidup tak sendirian. Memang, hidup akan banyak memberimu rasa marah dan kecewa karena merasa tak adil, tak dianggap, namun hidup juga yang akan memberimu hal-hal yang menakjubkan. Kita selalu bisa memilih apakah menjadi marah atau ramah pada hal-hal yang terjadi pada hidup kita terutama pada hal-hal yang tak menyenangkan. Kalau saya sih, lebih milih mengalamin dua-duanya dulu baru bisa memilih bagian mana yang lebih bijak. Pernah juga kok merasa kok kayanya hidup saya selalu bad luck ya, atau banyak yang telah saya lakukan kok hasilnya biasa aja atau kalah sama yang usahanya biasa aja atau effortless. Sedih dan kecewa, sempat menyerah, patah hati juga pernah akan hal tersebut. Rasanya jadi ingin selalu marah atau I’m always mad dan tak tenang. Saya kira begitu juga saya akan menghadapi hidup: akan selamanya marah dan menyimpan kekesalan.

Waktu yang akan menyembuhkan dan bertumbuh itu benar adanya. Hal-hal baik yang menjadi kebiasaan dalam hidup kita tentu saja bukan datang dengan sendirinya atau in a natural way. Kita perlu belajar, kita perlu menahan diri, berdamai dengan diri sendiri, dan itu perlu proses yang jatuh bangun. Saya pernah dengar juga untuk teruslah berbuat baik, karena bahkan orang yang jahat pun menyukai orang yang baik. Saya kira dulu ungkapan tersebut juga topeng dan palsu banget, namun memposisikan diri seperti itu ternyata ada baiknya. 

Buku ini juga mengingatkan akan cerita-cerita lama pada masa kita kecil dahulu. Kita pasti mengalami sampai usia sekarang banyak petuah dan nasihat dalam hidup namun kita nggak ngerti juga kenapa harus melakukan hal tersebut. Misalnya seperti jangan abai, jangan sombong, tetap sabar, dan lain-lainnya. Semakin kita berumur dan mengalami banyak pengalaman, akhirnya kita akan mengerti bahwa petuah tersebut bukan hanya aturan belaka. 

review buku bertumbuh
salah satu bagian yang paling saya suka, mohon maaf dan mohon izin agak spoiler ya karena sekeren itu!

Saya percaya juga orang nulis pengalaman itu bukan cuma berbagi untuk menginspirasi namun juga sebuah cerita preventif untuk orang-orang yang membacanya. Termasuk buku ini, untuk menjadi lebih bijak pada kehidupan dan tak melupakan banyak hal. Jangan hanya fokus pada diri sendiri, namun orang lain. Minimal akan siap jika terjadi hal yang di luar kendali.


“Kalau kamu ingin menjadi besar, kamu harus menyelesaikan banyak masalah, alih-alih menjadi bagian dari masalah.”

“Kadang-kadang, masalah juga perlu dicari. Maka, libatkanlah dirimu dalam sebuah masalah—ikutilah organisasi, majulah menjadi panitia di kampus atau di kantor, bergabunglah dengan kegiatan-kegiatan bersama tetangga. Tawarkan dirimu.”


Setidaknya, ada 5 poin besar yang berkali-kali disebutkan dalam buku ini dan mengapa mereka sebegitu pentingnya:

Jangan Khawatir Akan Nasibmu

buku bertumbuh

Mungkin ini personal juga sih mengenai keyakinan, karena siapapun yang percaya dan menggantungkan diri pada Tuhan tak perlu khawatir pada nasibnya. Maksudnya untuk terus berusaha namun juga berpasrah, untuk tak perlu menggenggam erat-erat segalanya karena semuanya bisa diambil kembali, untuk merelakan hal yang hilang padahal kita pikir baik dan untuk selalu percaya.

Bersyukur, bersyukur, dan bersyukur

Saya juga sebenarnya sudah tahu lama mengenai term bersyukur ini namun ketika belum merasa sampai hati itu belum bener-bener kerasa. Saya kira juga syukur itu alasan aja karena kita kalah dan tak mampu, namun bukan begitu ternyata. Nikmat dalam bentuk sekecil apapun itu ternyata akan lebih bertambah berkali-kali lipat saat kita benar-benar menghayati syukur tersebut. Syukur juga nggak selalu di hasil akhir aja namun juga bisa saat memulai.

Jangan Lupa Berinteraksi

Ini bangeet, saya paling suka bagian bab bertetangga dan rajin mengunjungi saudara atau silaturahim. Lagi-lagi saya kira dulu juga hanya untuk basa basi atau buang-buang waktu ternyata hal tersebut sangat bermanfaat, bukan semata untuk “cadangan” kalau tiba-tiba kita butuh pertolongan namun bagaimana sih kita menghidupi hidup? Nggak bakal bahagia kalau cuma mikirin diri sendiri, berbagi kebahagiaan dan cerita itulah yang akan membuat hidup kita bermakna dan memiliki pandangan yang luas. Contoh kecilnya aja kalau di kampus, betapa lebih enaknya kalau ngobrol dan diskusi dari pada pusing dengan pikiran sendiri kan? Kita juga bisa belajar banyak bahkan dari orang terdekat kita sekalipun, yang nggak terkenal, atau yang menurut kita biasa-biasa aja.

Lagi juga tentang media sosial sekarang, dunia yang seakan tanpa batas justru membuat kita jadi kurang peduli akan sekita dan hanya peduli pada tampilan akun medsos. Padahal kalau kelihatan keren atau baik di medsos aja kita bingung ngadepinnya di dunia nyata. Jadilah nyata!

iqbal hariadi buku bertumbuh


Terus Berbuat Baik

Sedikit seperti yang telah diulas di bagian pembuka, karena berbuat baik dan tulus itu nggak akan pernah ada ruginya. Dan berbuat baik nggak perlu harus yang gede banget, namun bagaimana kita tulus melakukannya. Ngga usah nunggu dijahatin atau dikecewain dulu baru berbuat baik juga, namun jadilah kebiasaan!

Tetap Membumi

Ajaran ini biasanya didapat dari yang lebih tua dari kita. Saya juga banyak bertemu orang yang luar biasa ke sana sini namun attitude tetap membumi, tetap sederhana. Ibu saya sendiri juga selalu mengajarkan untuk sederhana dan mengalokasikan uang dalam bentuk investasi yang bermanfaat. Lagi-lagi, sikap membumi sederhana ini memang tak kalah jauh dari yang namanya syukur.

Nah kira-kira itu, panjang juga ya. Menurut saya buku ini adalah hadiah bagi semua orang. Coba kalau saya ada dana banyak, bakal saya bagi-bagikan ke teman-teman saya yang wisuda nyahaha. Buku ini juga cocok untuk dibaca berkali-kali ya, jadi nggak cuma sekali. Cocok untuk dibaca sore-sore, atau saat sedang menjeda. Dijamin kalau baca buku ini akan banyak sekali halaman yang ditandai, nggak cuma satu dua kamu akan menemukan lini atau kutipan yang menarik bagimu. Terakhir, terima kasih pada para penulis: Satria Maulana, Kurniawan Gunadi, Iqbal Hariadi, Mutia Prawitasari, dan Novie Ocktaviane Mufti untuk telah menuliskan buku ini. Salam!
***

14 komentar

  1. Jadilah nyata. Satu hal yang sangat penting banget di era digital ini. Sekarang semuanya serba maya. Twitter Do Your Magic, berbagai repost tentang kepedulian di sosmed, dan segala macamnya. Semuanya sebenarnya maya. Tidak ada yang salah memang. Hal itu betul bisa membuat perubahan. Tapi jangan sampai kita malah rajin dengan hal yang maya tapi lupa dengan yang nyata.

    Selain peduli dengan saudara di seberang, lihat bagaimana tetangga sebelah. Apakah kita kenal dan tau namanya?

    BalasHapus
  2. Keren banget makna-makna yang tersirat di buku ini ya kak.
    Bahkan tantangan setiap umat adalah bersyukur, Sabar, Ikhlas, menyadari dan memaafkan keaadaan, berusaha selalu berpikiran positif. Terlihat sepele, tapi butuh usaha yang kuat buat melakukannya.

    BalasHapus
  3. Aku kok suka banget loh baca qoute-quote nya ya kak. Simple tapi makna nya dalem gitu.

    BalasHapus
  4. Aku baca spoilernya mbak, itu kasih spoiler lagi di halaman berikutnya dong mbak, ehh. hehheeee
    Semakin tumbuh dan tumbuh usia, semakin banyak yg perlu dipetik, dan dipelajari,
    Dan poin-poin yang tersemat pada buku ini erat kaitannya sama kehidupan di lingkungan sekitar ya mbak, ehh di kehidupan diri sendiri bisa untuk pembelajaran juga, Kalau aja bisa baca buku ini aku juga ga akan bisa baca cepat mbak,
    nemu quote bagus dikit, tulis dah di buku, gitu heheee

    BalasHapus
  5. Keren kak, dalem banget makna ceritanyaa. full bacaa :*

    BalasHapus
  6. Bukunya kayaknya seru banget. Aku juga selalu menyebut kata bertumbuh untuk menyebutkan suatu perubahan yang harus terjadi. Entah kenapa ya aku merasa setiap harinya ya kita harus bertumbuh selama kita masih hidup. Dan saya juga lebih ngena rasanya kalau baca tulisan seseorang yang berangkat dari pengalamannya. Rasanya kayak bisa 'melihat' sisi personalnya gitu dan lebih bisa dapet banget maknanya.

    Asli, kujadi pengin baca bukunya nih, Mbak

    BalasHapus
  7. Kayaknya makin banyak ya buku-buku yang memotivasi diri untuk lebih realistis soal hidup dan juga harus sayang sama diri sendiri. Kayaknya semakin banyak yang sadar juga bahwa hidup adalah sebuah perjalanan, bukan perlombaan. :)))

    BalasHapus
  8. Saya suka buku-buku yang isinya semacam inspirasi, motivasi dan pengembangan karakter. Seperti tema buku BERTUMBUH ini, semakin lama dibaca justru semakin menarik dan tdk ada rasa jenuh, bahkan ketika dibaca berulang2 pun rasanya tetap ada hal yang baru.

    BalasHapus
  9. Uwaw. Keren. Cocok banget untuk kita yg sedang down, atau minimal hendak bangkit. Bisa menumbuhkan kepercayaan diri

    BalasHapus
  10. Setuju banget dengan judul sub bab nya. Tidak iri dengan pertumbuhan hidup orang lain. terkadang dijaman sekarang ini sangat banyak sekali sifat ini yang tumbuh ya mba. Selalu iri dengan orang lain.

    BalasHapus
  11. Aku suka juga buku antologi yang memberikan banyak insight.
    Karena aku yakin, kita gak harus ngalamin sendiri untuk dapet sebuah hikmah.

    BalasHapus
  12. Untuk buku self help memang harus sesuai dengan selera pembacanya yah. Kalau aku, ke bukunya Kurniawan Gunadi agak kurang nyambung nilai-nilainya.

    Anyway nice info. Keep it up.

    BalasHapus
  13. Suka dengan kalimat, setiap tantangan adalah peluang dan kesempatan untuk memperkaya pengalaman. Aku jadi pengen baca buku ini secara lengkap nih karena pasti ada banyak filosofi bagus lainnya yang bisa jadi membuka pemahaman baru tentang kehidupan. Membaca buku kan sama aja dengan belajar dari pengalaman orang lain.

    BalasHapus
  14. Jadi penasaran nih, sama buku ini, terima kasih yaa reviewnya. sudah masuk wishlist aku
    Btw, salam kenal yaa, yuk mutualan!^^

    BalasHapus

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.