Ini merupakan terjemahan dari
tulisan yang sebelumnya saya publikasikan di Medium, postingnya Januari tanggal
2 lalu. Intinya, 2019 berjalan cepat dan melelahkan sekali namun ajaibnya
banyak juga mimpi-mimpi kecil yang terwujud. Taun ini taun saya banyak memilih
dan beberapa pilihan terlalu berani—karena tanpa memikirkan resiko alias modal
yakin saja nyahaha. Istilahnya ala-ala learning
by doing gitu pakainya insting, jadi langsung praktikal aja nggak melihat
teori atau nasihat dari pengalaman-pengalaman orang sebelumnya. Wow mantap
tida?
Saya mencoba memupuk pondasi keberanian di
masa muda, biar nanti kalau sudah menua tak rewel, suka menyalahkan sekitar,
dan menyebalkan. Menjadi idealis harga mati untuk diri sendiri dengan tetap
memegang prinsip tak merugikan orang lain, perjalanannya tentu saja tak mudah.
Berat, sering saya dibuat lelah karena kadang merasa gagal namun gagal yang tak
mengusahakan apa-apa. Bertahun-tahun belajar berdamai dengan diri sendiri dan
tak menyalahkan apa yang ada juga sebuah proses yang jatuh bangun.
![]() |
cr: pixabay, 3888952 |
Proses ini sih saya namakan
sebagai unlearning atau belajar
kembali kenapa sih manusia harus membuat jadwal misalnya—padahal saya suka
tantangan, lebih asyik spontanitas. Atau mengapa sih manusia harus memiliki
tujuan dan pertanyaan-pertanyaan lain yang seakan kita udah ngerti cara-cra
untuk bertahan hidup sejak SD. Tapi kan nih, kalau belum mengalami sendiri jadi
abstrak rasanya, iya nggak? Ah masa sih? Nah pertanyaan-pertanyaan semacam itu
untuk kembali hidup, kembali menata ulang.
Naaaah, kira-kira setelah 2019
dengan penuh ups and downs itu kira-kira
saya belajar berikut ini:
1. Don’t talk anything for the things you didn’t do or done before even you “feel” like you can handle or master it.
Gampangnya ngomong kalau udah
bisa ngelakuin atau bisa menguasai aja, proses belajar ada waktunya untuk tetap
dalam keadaan silence atau jangan
digembor-gemborin dulu. Pengalaman saya kemarin gitu, dikasih amanah yang
kelihatannya susah langsung ngeiyain bakal jadi rampung dan bukan “saya coba
dulu”—hasilnya jadi messed up alias mambrah-mambrah ma fren. Kalau misal
belum tahu jangan langsung mengiyakan namun coba dulu gitu meskipun kamu merasa
bahwa kamu bisa.
Dari sini juga saya belajar
ternyata buat prioritas itu penting, nggak ngeiyain semua walau kelihatannya
semuanya sangat-sangat bagus. Prioritas itu ya penting buat yang pengin punya
mimpi seterusnya, nggak hanya jangka pendek alias beriringan. Dari sini jadi
lebih paham mengapa harus fokus, punya jadwal karena produktif itu berbeda dari
sibuk.
2. Sometimes, you know your best but you choose not to listen and do it. Now, listen to yourself more.
![]() |
cr: pixabay, 3888952 |
Yep, kita sebenernya udah yang
paling ngerti siapa diri kita sebenarnya dan apa yang sedang kita tuju beserta
segala kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Nah tapi selalu ada keraguan
misalnya takut dipandang jelek kalau gagal, padahal kebanyakan hal yang
berkembang itu awalnya malah dari kegagalan. Atau kamu lagi kurang dukungan aja
karena di sekitarmu, sekalipun yang paling dekat nggak ngerti apa yang kamu
lakukan, nggak mendukung—nah ini yang suka bikin down. Tapi kalau udah kaya gini kamu sendiri yang harus dikuatin
kedua kakinya, punggungnya, hati dan tekadnya.
Lebih percayai diri sendiri lebih
dalam, dengarkan lebih dalam tujuanmu, dan menjadi mindful terhadap apa yang akan menjadi misi-misimu.
3. The very first step of self-love is accepting, includes all of your weaknesses. You may erase it but you can control it.
Konsep mencintai diri sendiri
ternyata masih jauh sekali dari yang saya kira, karena langkah yang pertama aja
masih naik turun: berdamai dengan diri sendiri. Hal pertama untuk self-love memang menerima diri sendiri
dari kekuatan hingga kelemahan diri yang selemah dan seburuk-buruknya. Tapi
kalau udah menerima diri sendiri nih secara penuh, kamu akan terkejut karena
hidup bukan hanya menjadi lebih lega namun menjadi lebih mudah.
4. Go execute with a minimal plan!
Makin gede makin ngerasa kok
kalau mau ambil keputusan lama bener ya, terlalu detail di perencanaan tapi
eksekusinya jauh dari harapan. Nah semangat masa muda ini yang mau saya bangun,
udah jalan aja dulu dengan plan yang minimal.
5. Don’t cry over the spilt milk for all the things you passed or you didn’t take/choose it. It helps a lot to give you progress.
Akhir tahun 2019 saya memutuskan
untuk nggak menyesali kesempatan-kesempatan yang tak saya ambil sekalipun itu
kesempatan yang sangat bagus. Kan karena udah fokus jadi nggak usah terpaku
menyesali gitu, membantu banget biar terus maju karena nggak perlu overthink mengenai masa lalu.
6. Keep being humble and kind whoever you are and what you have been through.
![]() |
cr: pixabay, sakulich |
Kadang ada masanya pengin banget
sombong sebagai balas dendam, tapi itu berarti tak menjadikan saya sebagai
sesuatu yang baru atau sama seperti mereka yang dulu bertindak buruk dong.
Susah sih, tapi kalau dilatih ya worth banget.
Inget kalau hidup itu sangat membutuhkan orang lain, sekalipun kita udah
bener-bener usaha berdiri di atas kedua kaki sendiri. Hidup bukan film yang
dengan mudah menyakiti orang yang dahulu menyakiti dirimu, jadi kill them with kindness aja. Ini bukan
hipokrit, namun tentang menjadi manusia dan bagaimana kita hidup.
7. Living in the present moment.
Belajar untuk move on dan kemudian terlalu menyiapkan
apa yang ada di masa depan juga ternyata kurang baik. Kuncinya memang hiduplah
hidup saat ini, nggak hidup di masa lalu atau nggak terlalu visioner juga.
Kalau terlalu memikirkan masa depan jadi banyak takut dan anxiety, kalau di masa lalu bikin nggak berkembang. Jeda sejenak,
rasakan bagaimana kita bernapas, dan kerjakan apa yang benar-benar ada di depan
mata sekarang.
Yak kira-kira begitu, sebagai
pengingat diri sendiri bahwa pernah melakukan kesalahan namun pernah juga
begitu berani, asal selalu melihat peluang namun tetap berada di jalur gitu. 2020 lebih
awesome ah yuk! Happy joyful 2020 everyone~~
Tiap orang punya pengalaman tersendiri yang bisa dijadikan pelajaran, bagiku penting banget notes kayak gini. Bukan cuma terus belajar dari pengalaman orang lain, tapi juga penting melihat kejadian ke belakang dan mengevaluasi diri sendiri
BalasHapusMba, mungkin kata re-learning lebih tepat digunakan daripada un-learning untuk mendeskripsikan belajar kembali.
BalasHapus7 pesannya sudah saya catat di notes untuk dilihat kembali di kemudian hari. Terima kasih inspirasinya mba
Merenungi penyesalan ini yang paling enggak guna, betul, hidup tanpa penyesalan, buat kita cepat untuk move on.
BalasHapusAku baru mencoba mbak menulis wishlist dan membangun afirmasi positif. Karena ternyata memang sekuat itu ya pengaruh menulis prioritas ini
BalasHapusMasya Allah.. aku belajar banyak dari anak muda sepertimu, Marfa. Hidup penuh muhasabah dan sekaligus optimis juga semangat. Aku coba mengambil poin-poinnya, ya :)
BalasHapusAku juga pernah berada di masa pengen banget sombong buat balas dendam. Rasanya pengen bikin doi kapok udah meremehkan daku. ��
BalasHapusSemoga makin berkah di 2020 ya mbak Marfa. ��
Tulisan yang menginspirasi, Mbak. Bisa dijadikan sebagai pengingat diri. Selalu optimis untuk hari ini, belajar dari masa lalu dan tidak terlalu visioner untuk masa depan.
BalasHapusBenar tahun lalu jadikan plajaran utk lebih baik. Semangat mba marfa utk 2020 ini!
BalasHapusBanyal pelajaran berharga dari renungan Mbak Marfa kali ini.
BalasHapusKadang kita tahu jika bisa melesat lebih jauh tapi kita meragukan busurnya. Padahal kata hati kita berteriak, "Mampu!"
Sangat menginspirasi, bisa jadi panduan saya dalam menjalani tahun ini :) terimakasih atas informasinya Mbak
BalasHapusPoin pertama tentang dengan lekas mengiyakan itu jadi pelajaran juga untuk saya. Banyak menargetkan diri sendiri pada akhirnya keteteran dan kelelahan lalu hasilnya bisa jadi nggak maksimal.
BalasHapusKadang memang siiih, yang terlewat keinget, coba gini coba gitu. Tapi tak ada gunanya juga keleus...Yawsudah, move on saja. Hal-hal yang terjadi di tahun 2019 kemarin menjadi pengingat perjalanan sejarah hidup kita sendiri...
BalasHapusDan satu hal yang saya pelajari dari sharingnya mb marfa ini adalah move on suatu hal yg pasti dan akan selalu berlangsung dalam hidup kita. Tapi masa lalu juga terus mengikuti kita. Jadi jangan pernah terjebak dengan masa lalu namun pelajari dan resapi agar tak terulang kembali
BalasHapusPengin sih kapan-kapan bikin artikel yang reveiw atau kilas balik di tahun-tahun sebelumnya biar bisa evaluasi dan refleksi seperti artikel ini agar next tahunnya bisa lebih baik lagi. Duuhh inspiratif banget sih, sukses untuk 2020 yaa, semoga semakin bahagiaaaa :D
BalasHapusIni keren sekali, Mbak. Jadi dalam perjalanan yang sudah dilalui, bisa ditarik pelajaran. termasuk poin nomor 5 yang sering saya alami. Dan awalnya saya agak menyesali. Duh, kenapa tidak bisa menikmati kesempatan ini, duh.. sayang lepas, duh. padahal saya ingin sekali.
BalasHapusSekarang saya anggap belum rezeki saja, karena Insya Allah akan ada rezeki pengganti.
7 pelajaran hidup yang buat aku juga tergelitik. Pelajaran sekali juga buatku. :") Kita memang selalu bisa belajar dari masa lalu kak ya.
BalasHapus“It is easier to forgive an enemy than to forgive a friend.”
BalasHapus― William Blake <<< kalau aku, quote ini pelajaran terbesar sepanjang 2019 :)
Hiyaaah, langsung kejedot di poin number one. Kayanya related sama aku, hiks. Tapi maksud aku sih bukn mau gembar gembor, tapi lebih ke menyemangati diri sendiri, kamu harus selesaikan apa yg kamu mulai. Gitu doank sih niatnya,
BalasHapusTapi, iya juga ya... Kalo belum master it, bagusnya silent aja dulu kali ya. Hiks, habis baca ini kujadi maluu sendiri
Menarik bgt 2019 nya..
BalasHapus2019 bagiku setahun yang bener bener penuh pembelajaran mbak..
Belajar sabar belajar legowo. Belajar ambil keputusan yang nggak njlimet juga kayak mbakkkkk.. ☺️ faktor umur paling aku nih
Mantap nih hikmah-hikmah yang diambil di tahun 2019. Keren banget sih anak muda tapi deep banget thinkingnya. Semoga di 2020 semakin banyak hal yang akan menempa hidupmu ya mbak.
BalasHapusKatanya ketika kita tau hal yang sebelumnya kita lakukan itu salah, artinya kita sudah mengalami satu tahap kedewasaan. Semangat mbaknya.
BalasHapus