Bisakah Kita Memilih Duka Kita Sendiri? - SEOBOK Film Review

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Menginjak usia baru, menemui kejadian hidup baru yang banyak tak direncanakan yang tentu saja kadang tak diharapkan karena banyak hal yang belum terselesaikan membuat saya mengerti lebih jauh mengenai perasaan berduka.

Umumnya, duka lebih dikaitkan akan perasaan akan kehilangan dari orang terdekat. Hingga saya mengerti kalau dalam hidup, begitu banyak orang yang menyimpan dukanya masing-masing. Bukan selalu kehilangan orang terdekat, namun kesempatan-kesempatan dan hal-hal yang hilang. Rasanya seperti patah hati berulang kali dan mendalam, hidup rasanya tak bisa terlepas dari kabut dan mendung di kepala. Tentu saja, tak bisa jauh dari ketidakberdayaan di hadapan itu sendiri.

SEOBOK 2021
cr: SEOBOK 202, IMDB/CJ Entertainment

Bukan berarti tidak belajar berdamai agar bisa thriving, hanya saja esensi dari berdamai itu sendiri itu kan bukan menghilangkan kemudian masalah jadi selesai. Menerima atau berusaha menemukan subtitusi untuk penghiburan, rasanya tetap saja berbeda. Namun jika ada kesempatan kembali lagi setelah mengalami ini semua, tak tahu juga apakah perasaanya masih sama. Membingungkan. Kemudian, akan tetap ada saja yang memicu emosi tersebut muncul kembali, yang berbeda hanya tingkatan responnya. Hidup rasanya tak sama lagi, iya sih memang rata-rata juga sama mengalami namun haruskah? Bisakah kita memilih masalah dan duka kita sendiri?

"Bagaimana rasanya sekarat?"
"Tidak baik. Sebenarnya itu menyebalkan."
"Kenapa?"
"Karena kamu sedang sekarat, apa lagi?"
"Lalu apakah hidup terasa menyenangkan?"
(SEOBOK, 2021)

Akhirnya, ada rekomendasi film bagus lagi yang bisa saya tulis di sini—tentu saja menurut saya pribadi, ya. Kali ini merupakan film Korea dengan judul SEOBOK dengan peran utama Gong Yoo dan Park Bo-Gum. Film ini sebetulnya memiliki rencana tayang Desember 2020 lalu, namun diundur akibat dari pandemi ini. Sedangkan di awal 2021, kehadiran film Korea diawali dengan Space Sweepers yang dibintangi oleh Song Joong-Ki dan Kim Tae-Ri.

SEOBOK film
cr: SEOBOK 202, IMDB/CJ Entertainment

Film yang tayang di bioskop sejak 15 April lalu ini menyoroti tokoh Ki-hun (Gong-Yoo) (eks agen intel) yang ditugasi membawa spesimen manusia kloning pertama di dunia bernama Seobok (Park Bo Gum). Seobok sebagai manusia abadi diceritakan juga akan dapat menyembuhkan berbagai penyakit kritis yang diderita manusia normal, sehingga dalam perjalanan tersebut ternyata Seobok menjadi "rebutan" dan incaran banyak pihak.

Film ini memiliki genre action dan sci-fi, namun yang tak tercantum di sini justru pengalaman perjalanan singkat atas pertemuan dari dua karakter yang berbeda. Masing-masing memiliki dan membawa dukanya yang sedikit mempengaruhi bagaimana interaksi keduanya di perjalanan. Ki-hun sebagai tokoh berusia dewasa yang cenderung "pemarah" dan Seobok yang cenderung dingin, tertutup, namun sewaktu-waktu muncul karakter yang lebih bergejolak.

korean movie park bo gum gong yoo
cr: SEOBOK 202, IMDB/CJ Entertainment

Film ini banyak dikritik karena porsi antara action, sci-fi dan drama seakan bertubrukan sehingga terkesan tak fokus atau menimbulkan kesan yang tak tuntas. Mungkin karena preferensi juga, saya malah justru menikmati alur-alur lamban dalam film ini yang membawa penontonnya ke pertanyaan-pertanyaan dalam hidup. Film ini justru menegaskan perbedaan dengan tema serupa dengan film hollywood, khas sekali ala Korea Selatan yang selalu bisa membawa kita ke sisi emosional dan mengaktifkan sisi kelembutan sekaligus kerapuhan dalam diri. Untuk beberapa orang, mungkin ini bisa jadi membosankan dan bertele-tele.

"Apakah menurutmu sekarat itu benar-benar seperti tidur?"
"Mungkin"
"Lalu kenapa orang tidak takut tertidur? Itu seperti sekarat dalam sementara waktu"
"Karena mereka akan bangun keesokan harinya"
"Bagaimana mereka tahu itu?"
"Mereka hanya mempercayainya. Mereka yakin akan bangun di pagi hari"
...
"Apa yang harus aku yakini agar tidak takut?"
(SEOBOK, 2021)

Saya suka backsound, warna yang cenderung "dingin" pada film ini, serta scene dalam perjalanan itu sendiri. Tipikal film yang akan lebih mudah diresapi jika ditonton di tengah malam atau saat hening. Interaksi antara dua karakter tersebut sekilas memaksa ingatan untuk mencari dua tokoh serupa dalam film yang pernah saya tonton. Beberapa nama muncul seperti Sean & Will dalam Good Will Hunting, Stanhope & Raleigh dalam Journey's End, dan Don Collier & Norman dalam film Fury. Namun keempatnya berbeda, begitu juga dalam Seobok ini.

best korean movie 2021
cr: SEOBOK 202, IMDB/CJ Entertainment


Dibanding mengenai porsi genre, saya lebih merasa janggal akan manusia kloning yang seakan tak memiliki perbedaan dengan manusia pada umumnya kecuali kekuatannya. Maksudnya, saya kira karakter Seobok akan lebih dingin dan tak peka, namun ternyata memiliki perasaan juga. Jadi sepanjang film, dari pada membayangkan karakter Seobok sebagai "produk laboratorium", saya memandangnya sebagai anak remaja biasa saja yang kurang mengenal dunia hahah.

Ending film ini termasuk menggantung namun juga realistis. Overall, film ini menurut saya masuk dalam rekomendasi film yang harus ditonton 2021. Film ini sedikit menyelipkan mengenai apakah kita bisa memilih duka kita sendiri? Bisakah kita sedikit merasa adil dengan menapaki batas minimum "normal"? Dan apakah kita berhak marah atas hal-hal yang menimpa hidup dan membuat pribadi tak menjadi seperti sebelumnya?

14 komentar

  1. Beberapa review ttg film ini aku baca dan kebanyakan agak sedikit negatif. Tp ntah kenapa aku penasaran Krn ada Park bo gum hahaha. Aku lumayan ngefans Ama dia :D. Jd pengen sih nonton filmnya, walo mungkin alurnya agak bingungin. Tapi kalo endingnya memang pas seperti itu, bagus sih... Adakalanya suatu film jgn terlalu dipaksain happy ending

    BalasHapus
    Balasan
    1. WAAAH Mbak Fanny, samaan aku juga ngefans Park Bo Gum maka jadilah nonton ini film hahaha. Iya, mungkin memang udah berekspetasi kalau film ini penginnya lebih menonjolkan ke action dan scifinya ya, sedangkan di film ini lebih banyak ke alur lambat dan kontemplatif. Namun kalau di aku sih, nggak tahu kenapa tetap enjoy saja, mungkin karena memang suka yang kontemplatif2 gini :D

      Hapus
  2. Aku nonotn, tapi agak kriuk di tengah, jadi belum selesai.
    Rekomen yaa...kalau lagi tenang, kita nonton Seobok. Aku sebenernya menantikan film ini, meningat farewel party PBG sebelum wamil adalah drama Record of Youth dan fil Seobok. Plus lawan mainnya, boy....Gong Yoo.
    Perfect!

    BalasHapus
  3. Waaaaaah gong yoo dan park bo gum, ini film suka banget seliweran di timeline tiktok sama instagram, belom sempet cari tahu lebih lanjut jalan ceritanya kaya apa. Tapi agak kurang suka sih sama alur ceerita yang lambat, tapi gimana yaaa tetep penasaran karena dasarnya suka sama tipe tipe sci-fi. hahaha

    BalasHapus
  4. Sepertinya film ini alurnya lambat dan agak membosankan ya?
    Beberapa review yang saya baca juga kayaknya kurang memuaskan setelah nonton, hehe...

    BalasHapus
  5. Wah ada Gong Yoo! aku percaya setiap film atau drakor yang ada dia, pasti filmnya bakal bagus. Mau masukin list buat nonton deh, penasaran jadinya wkwk. Salam kenal ya Kak, baru pertama kali mampir

    BalasHapus
  6. Di balik pemeran film yang wow, ternyata ada hal-hal yang janggal juga ya kak. Tapi jadi pengen lihat filmnya secara langsung karena bacaan ini.

    BalasHapus
  7. Nah setuju, Film Korea itu emang punya ciri khas sendiri ya. Apapun genrenya, selalu bisa membawa kita ke sisi emosional. Sedikit banyak nonton Drakor atau film Korea ya mesti siap-siap baper hehehe. Btw ini sepertinya akan masuk list wajib nonton juga deh, kemarin sempat nonton yang Space Sweeper dan suka banget.

    BalasHapus
  8. Aku kadang suka skip klo ada film alurnya lamban, kalau lamban di tengah si ga masalah, tp kalau di aeal sudah lamban, kadang suka males nerusinnya 🙈🙈🙈
    Tp ku blum nonton ini sih, konsep alur lambannya dimana. Biar tahu betul, langsung gass nonton sejenak ya

    BalasHapus
  9. Aku belum nonton ini Mba, makasih rekomendasinya ya
    lagi ngabisin nonton move to heaven nih

    BalasHapus
  10. Wah kalau ada abang Gong Yoo aku jadi semangat hahahaha. Betah deh nontonnya apalagi ada Park Bo Gum. Paket lengkap! Terus kalau endingnya menggantung, jadi kita bisa bebas berimaginasi sebenarnya endingnya akhirannya seperti apa. Atau bakal ada sequelnya kah? Hmm...

    BalasHapus
  11. Aku baru mendengar film ini. Selama 2021 memang belum sempat nonton film sih, malah kebanyakan nonton serial. Membaca reviewnya di sini jadi tertarik untuk menontonnya juga....

    BalasHapus
  12. sepertinya kalau baca dari sinopsisnya saya wajib nonton film ini. sepertinya penuh dengan pesan moral hidup yang sangat baik untuk bisa kita resapi dan kita teraokan dalam hidup kita

    BalasHapus
  13. Sesungguhnya bukan penggemar film korea, nih.
    Tapi untuk film ini, saya suka genrenya secara umum...
    Barangkali saya akan mempertimbangkan untuk menonton film ini...

    BalasHapus

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.