Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Please, be kind. Especially when we don't know what's going on. - Waymond Wang
Sudah lama sekali ingin menuliskan film terfavorit tahun 2022 ini, yaitu Everything Everywhere All At Once. Kesan pertama setelah menonton film ini adalah; absurd, asing, nyeleneh, namun segar dan heartwarming—seakan menunjukan hal-hal aneh yang terjadi dalam film ini memang merepresentasikan hidup itu sendiri yang kalau nggak aneh ya aneh banget.
Pernah membayangkan atau terpikirkan pada akhirnya hidup memberikan closure atas semua kejadian dalam hidup yang kita alami, termasuk apa dan mengapa seakan harus kita lalui? Apakah pada akhirnya kita akan merasa lega, atau justru mengeluarkan amarah yang selama ini disimpan? Everything, Everywhere All At Once seakan memberikan closure jawaban tersebut bagi sebagian penontonnya.
Genre dan Everything Everywhere All at Once Bercerita Tentang
sumber gambar: IMDb |
Sedikit lama untuk dapat menjawab apa cerita dari Everything, Everywhere All At Once karena memang film ini memadukan banyak tema yaitu scienfe-fiction, fantasy, dengan tambahan action, namun juga menyinggung mengenai eksistensial dan nihilism. Tokoh utama dalam film ini yaitu Michelle Yeoh, membawakan karakter Evelyn yang dari awal film berjalan sudah ditunjukan dalam keadaan kalut di pagi hari yang sibuk. Mengurus struk-struk untuk keperluan pajak dari usaha binatunya, kedatangan anak perempuan bersama kekasih perempuannya (a queer), melayani sarapan sang ayah yang sudah berada di usia senjanya, dan sang suami yang terus mengajak berbicara untuk kemudian diketahui bahwa hal yang ingin dibicarakan mengajukan perceraian.
Di tengah urusan yang carut marut tersebut, sudahlah lebih dari cukup untuk terbagi fokusnya dalam satu hari dan menambah kerutan di dahi. Kendati demikian, tak tertera kapan ada hari sial di kalender atau bisa datang kapan saja—semaunya, sesukanya. Kebingungan dimulai saat Evelyn bertemu dengan Alpha Waymond dalam tubuh suaminya, Waymond Wang ketika sedang berada dalam lift kantor pajak. Alpha Waymond memberikan instruksi dalam waktu singkat bahwa dirinya adalah sosok Waymond di universe yang berbeda, bukan suaminya, dan memberi tahu bahwa akan ada bahaya mengancam kehidupan.
sumber gambar: metalocus.es |
Hidup sudah rumit dan gila-gilaan untuk dapat tetap waras, lantas mengapa harus peduli terhadap hal-hal yang tak akrab bahkan tak ada dalam realitas hidup sehari-hari? Namun pada akhirnya di tengah mendengarkan penjelasan staf pajak, Evelyn mengikuti instruksi dari suami dari belahan semesta lain tersebut. Bak adegan dalam mimpi, keberadaan Evelyn berpindah ke gudang kantor dan kembali bertemu dengan sosok Alpha Waymond dengan penjelasan yang lebih lanjut. Sembari membagi fokus karena satu pikiran terbagi dalam dua tubuh berbeda, pengalaman hidup baru Evelyn mulai dari sini.
Tokoh utama EEAOO ini digadang-gadang akan diperankan oleh Jackie Chan, namun karena berhalangan kemudian berganti menjadi Michelle Yeoh. Namun saya rasa inilah justru pas karena jadi mewakilkan bagaimana struggle seorang perempuan di keluarga Asia yang banyak tuntutan namun memilih jalannya sendiri. Isu generational trauma juga disampaikan di sini yang membuat sang tokoh utama Evelyn kebingungan menghadapi putrinya, sekaligus belum tuntasnya apa yang terjadi pada dirinya secara menahun.
Sebetulnya film ini sudah rilis sejak Maret 2022 lalu di mancanegara, namun di Indonesia sendiri baru tayang 24 Juni oleh CBI. Sedangkan di daerah saya baru tayang 29 Juni 2022 yang kemudian tak saya lewatkan, karena meskipun film ini rilis berkat banyak rekomendasi atas review positif namun penayangan di Purwokerto hanya beberapa hari, pun dengan hanya satu jam tayang.
Multisemesta dan Verse Jumping
Tak akan menemui kesulitan berarti untuk memahami konsep multiverse di film EEAAO ini untuk penonton, karena sudah digambarkan di Dr. Strange: Multiverse of Madness yang sudah lebih dulu tayang pada Mei 2022, series Marvel Loki, maupun film animasi Spiderverse. Kendati demikian, konsep multisemesta dalam Everything Everywhere At All Once ini bukan bercerita mengenai superhero melawan villain melainkan interaksi dari ibu dan anak untuk tetap mempertahankan cerita berjalan.
Cara untuk berpindah ke antar semesta lain dinamakan sebagai verse-jumping di sini. Jangan berharap adegannya akan begitu ilmiah, melainkan kadang aneh, lucu, dan....saru. Namun namanya juga film, tak perlu memiliki versi yang sama dan juga barangkali sesuai dengan kehidupan; aneh, lucu, aneh banget, lucu banget.
sumber gambar: IMDb |
Kekuatan film ini bukan terletak pada versi tokoh utama jika berada di semesta lain bagaimana, namun semesta itulah sendiri. Ada bentuk universe di mana hanya berisi batu dan tak ada kehidupan, begitu juga absurdnya manusia sebagai pemenang evolusi saat ini adalah yang memiliki jari-jari dalam bentuk hot dog.
Secara berurutan dan pergantian semesta, film ini juga menampilkan easter eggs beberapa film seperti Ratatouille, A Space Odissey, The Matrix, In the Mood of Love. Selain easter egg yang merujuk pada banyak popular culture di atas, film ini juga disisipkan footage asli Michelle Yeoh ketika menghadiri red carpet film Crazy Rich Asian sebagai salah satu alternate universe dari Evelyn. Film ini juga sekaligus kemunculan pertama kembali Key Huy Quan (pemeran Waymond Wang) setelah 36 tahun sejak berada di film terakhirnya yaitu The Goonies. Sejak 1997, Key juga keluar dari dunia akting setelah belum adanya role yang pas, sampai pada premiere Crazy Rich Asian di 2018 memberinya inspirasi. Gayung bersambut ketika mendapat panggilan proyek film yang dibintangi Michelle Yeoh, sosok yang menginspirasi untuk kembali ke dunia akting.
Every rejection, every disappointment, has led you here, to this moment. - Alpha Waymond.
Absurditas Kehidupan dalam Everything Everywhere All at Once
Film EEAAO ini disutradarai duo Daniel Kwan and Daniel Scheinert atau lebih dikenal sebagai Daniels. Konsep film yang absurd ala Duo ini bukanlah yang pertama kali, melainkan sudah ada terlebih dahulu dengan judul Swiss Army Man. Jenis film yang setelah ditonton membuat bertanya-tanya, apakah kejadian di film tersebut merupakan realitas utama ataukah hanya bentuk halusinasi maupun bentuk mimpi dari pribadi yang depresif. Namun yang lebih mengejutkan lagi bukanlah hal itu melainkan mengapa mempertanyakan hal tersebut.
Baru kali ini saya menemui film yang benar-benar susah untuk diekspresikan tepat dengan kata-kata, mungkin jika nanti ada yang paling pas mewakili, akan saya perbarui. Pada akhirnya film ini ya memang menceritakan dengan tepat sesuai dengan judulnya Everything Everywhere All At Once. Secara personal, saya memasukan pengalaman menonton film yang menyenangkan.
sumber gambar: metalocus.es |
Everything Everywhere All At Once dibagi menjadi tiga babak, yaitu I: Everything, II: Everywhere, dan III: All At Once. Pada awalnya memang terlihat seperti random dan berantakan, namun nanti akan saling menyambung hingga akhirnya bertemu konflik dan penyelesaiannya. Ada pun musik latar dari Son Lux yang membuat mood dan tensionnya lebih dalam dan emosional.
Yang menjadi unik di film ini bukan hanya banyaknya simbolisme mengenai kehidupan berikut dengan makna yang mengikuti, namun seakan rilisnya pas dengan momentum. Banyak pertanyaan di benak pada dua tahun terakhir dan tak menampik bahwa pandemi mengubah banyak aspek dalam hidup. Film ini semacam menunjukan universal truth pada segala usia, spesifiknya mulai kehidupan dewasa dan beragam latar belakang yang menyimpan trauma atau luka melalui sosok Evelyn Wang. Karakter yang seorang ibu dan tentu saja bukan lagi di usia belia, bukan publik figur yang menonjol seperti versi lain dirinya di dunia lain, yang sedang diselimuti berbagai hal yang cukup membuat sakit kepala.
'When I choose to see the good side of things, I'm not being naive. It is strategic and necessary. It's how I've learned to survive through everything.' - Waymond Wang.
Menyinggung Lubang Gelap bernama Depresi
sumber gambar: IMDb |
Air mata saya merebak di tengah film yang dari awal ini dipenuhi visual warna-warna ini menyiratkan dengan jelas walaupun tanpa disebutkan mengenai seseorang yang depresif. Frustasi, rasa marah, kepesimisan hadir di dalam tokoh Joy terasa familiar di tahun-tahun sebelumnya yang saya rasakan. Joy yang telah mengunjungi banyak semesta ini tak menemukan apapun yang berarti dan semuanya sama saja; tak menemukan poinnya. Salah satu hal yang belum pernah dikunjungi dan ada apa di baliknya ada pada Everything Bagel sebagai bentuk dari lubang hitam atas kumpulan rasa sakit yang disimpan. Joy berpikir bahwa opsi tersedot di dalamnya merupakan opsi yang akan memberi jawaban akan rasa penasarannya.
Untuk Apa Kita Berada di Sini
Film ini bukan hanya tentang Evelyn, namun juga suami dan anaknya yaitu Waymond dan Joy. Kehadiran Waymond yang lembut diperlihatkan dengan tegas bahwa ia adalah karakter yang memang cocok untuk melengkapi sosok Evelyn yang suka kepayahan dan memendam sendiri. Waymond semacam menjadi medium untuk Evelyn mampu menghadapi masalahnya sendiri dan juga menghadapi masalah antara ibu dan anak. Begitu juga dengan karakter pendukung di sini yang masing-masing sama-sama mendapatkan sepercik bagian closure atas apa yang hal-hal belum pernah didapatkan dan longing begitu lama.
Everything Everywhere All at Once ini sebenarnya (setidaknya bagi saya) dapat dikatakan sebagai spiritual experience yang diwakilkan oleh tokoh Evelyn Wang. Untuk terlebih dahulu sepenuhnya hidup, harus menerima, berdamai, dan menuntaskan masalanya sendiri terlepas tak semuanya efek dari perbuatannya sendiri. Film yang memberikan gambaran, mau seingin apapun versi diri sendiri yang ideal—semuanya memiliki "kutukan" strugglenya.
sumber gambar: IMDb |
Every failure here branched off into a success for another Evelyn in another life. Most people only have a few significant alternate life paths so close to them. But you, here, you’re capable of anything because you’re so bad at everything. - Alpha Waymond.
Evelyn dan kita semua tak pernah tahu mengapa diberikan wujud, pikiran, dan pengalaman sedemikian rupa dalam hidup. Bagi beberapa orang, sepanjang hidup tak pernah berhenti mempertanyakan hal ini dan mengapa tidak menjadi bukan dirinya sendiri saja; yang lebih baik, yang tak perlu mengalami hal seperti ini dan seperti itu. Film ini mengingatkan saya akan film LUCK dengan karakter utama yang selalu memiliki kesialan. Begitu juga dengan versi Evelyn yang living the worst you di sini yang jadi mengingatkan akan diri sendiri.
"Every new discovery is just a reminder— we're all small & stupid." - Evelyn Wang
Bagi yang belum menonton, saya merekomendasikan ini untuk menjadi salah satu film yang harus ditonton di tahun ini. Everything Everywhere All at Once sudah bisa ditonton di platform streaming film HBO Go. Jika sudah, bisa kembali lagi ke sini untuk berbagi padangan mengenai film ini. Termasuk, satu lagi pertanyaan:
"Sudah lega?"
***
Pas disebutkan nama Michelle Yeoh dan dibagian foto paling akhir, sepertinya ini film gak bikin ngantuk karena ada adegan action (Michelle Yeoh gitu kan, keren deh). Tinggal yang bikin penasaran itu, kenapa mbak Marfa sampai tidak bisa mengekspresikan film ini, berarti kudu dicoba tonton sendiri dah biar ketemu jawabannya hehe
BalasHapuswaahhh jadi ini film drama yang membuat kita banyak belajar dalam sebuah kehidupan dan menikmati setiap liku likunya. michelle Yeoh pasti apik nih memerankan tokoh evelyn, membuat penasaaran pengen menontonnya sendiri
BalasHapusSaya belum menonton film ini, Mbak. Makanya akan segera saya cari. Karena dari ulasan di atas, film ini memadukan banyak tema, terus tidak menyorot satu ganre saja, tapi kompleks. Dan saya semakin penasaran dengan kehidupan "aneh" yang mereka alami di film ini. Hidup ini memang kadang ajaib hehehe.
BalasHapusAku jadi penasaraaaan 😄😄. Jujurnya ngebayangin film ttg semesta gini agak mumet ya mba. Tapi di lain pihak curious juga bakal dibikin kayak apa. Ngebingungin atau ga. Cuma yg bikin aku LBH pengen nonton , Krn tokohnya
BalasHapuspuan Michelle yeoh 😍😍. Dari sejak aku msh stay di Malaysia, udh ngefans Ama aktris Malaysia ini ❤️. Dan kayaknya kalo diliat dr posternya ttp cantik kayak dulu Yaa 😍.
Jujur memang agak ruwet dan berasa berantakan di awal krn banyak bgt gt ditumpuk jd satu, tp makin ke belakang makin seru, aku aja lgsg rewatch waktu pertama kali nonton.
HapusKalau aku dr sini jd tambah ngefans sm Michelle Yeoh, trs baru tau jg kalau dr Malaysia :D selama ini nnton di Crazy Rich dan ShangChi cm tau-tau aja, tp berkat film ini aku jd sukaaak gt
Sepertinya ini film harus ditonton sih, ceritanya complicated ya kak? Penasaran pengen nonton lengkap
BalasHapuswow, ingin menonton film ini karena pesan di dalamnya. Setiap orang pasti pernah merasakan berada di jurang depresi dan gak paham bagaimana untuk keluar. Namun melihat keluar jendela melalui berbagai hal akan membuka wawasan tentang diri kita
BalasHapusBelum lega karena belum nonton mbaaaa huhu, jadi penasarannn. Thankyou ulasannya, jadi kayak merefleksikan diri sekaligus bersyukur kalau baca soal Evelyn di sini sih
BalasHapuswah keren nih, jadi pengen nonton, siaplah kudu ditonton :)
BalasHapusAku Roaming banget nih, Kak. Kayaknya film everything, everywhere all atau once nih bukan film favoritku deh. Kayaknya aku nggak bakal paham hanya dengan sekali nonton. Heheh
BalasHapusmakasih untuk ringkasannya, aku belum ada nonton padahal penasaan lho ama filmnya kwkwk
BalasHapusSaya suka sekali dengan pemain film Michael Yeoh aktingnya sudah tidak diragukan lagi selalu totalitas sekali tiap kali akting. Membaca selintas ceritanya menarik sekali untuk ditonton
BalasHapusWah baca review ini aku jadi pengen nonton film ini
BalasHapusBisa jadi tontonan di akhir pekan nanti
Keren nih film sciencefiction Everything all at once, saya lumayan suka sama film fiksi apalagi tentang multiverse. Auto masuk watchlist nih.
BalasHapusReviewnya lengkap banget dan jadi penasaran untuk nonton juga. Aku tertarik dengan lubang hitam yang dirasakan Joy. Ah, harus nonton sesegera mungkin. Thanks untuk rekomendasinya ya, kak
BalasHapusAseek filmnya seruu boleh dicoba nomtin nih. Makasih rekomendasinya ya bunn...(gusti yeni)
BalasHapusMendalami makna kehidupan dengan permasalahannya yang silih berganti memang membuat manusia kudu siap dengan segala ujiannya yaa.. Dan pantes banget film ini diberi judul "Everything Everywhere All at Once".
BalasHapusMembuat penonton deep thinking mengenai keputusan, keberhasilan dan jalan yang harus tetap diambil dalam hidup.
Wow, kombinasi yang epik saat science fiction digabung fantasy terus ditambah action. Pasti seru filmnya. Jadi pengen nonton, Kak
BalasHapusSepertinya bagus banget deh film ini, tapi nggak boleh meleng sedikipun, kalau nggak akan nggak paham ceritanya. Tapi jadi pengin nonton film ini.
BalasHapusLumayan ruwet ya ceritanya. Tapi seru. Wajib nonton bareng suami pasti seru.
BalasHapus