Menonton Film Noktah Merah Perkawinan dari Kacamata Seorang Anak

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
"Gua heran, kenapa masih banyak orang yang mau nikah. Cinta?"

Kutipan Film Noktah Merah Perkawinan
cr: Rapi Film, trailer

Beranjak di usia yang mulai wajar mendengar satu dua teman menikah dengan seseorang, membuat saya lebih concern membaca pelbagai hal perihal kehidupan pernikahan. Paling dekat sih tentunya melihat dari orang tua sendiri sebagai semacam untuk studi kasus sebagai pengamat. Selebihnya membaca mengenai pengalaman pasangan dengan beragam usia pernikahan tertentu di media sosial.

Meskipun belum menikah, dari dulu selalu tertarik 'membaca' perihal kehidupan pernikahan ini. Soalnya ya memang sekompleks itu dari dua insan yang bersatu ini. Membawa latar belakang, bagaimana selama ini nurturingnya, sampai berimbas pada pola asuh jika memutuskan untuk memiliki anak. Sebelum menonton Noktah Merah Perkawinan, saya mengingat-ingat kapan terakhir kali menonton atau membaca perihal kehidupan pernikahan ini. Ingatan tersebut mengerucut ke buku Lebih Senyap dalam Bisikan. Sudah lama juga rupanya.

Noktah Merah Pernikahan ini merupakan remake dari sinetron lawas dengan judul yang sama. Film ini disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie dan diperankan oleh Marsha Timothy sebagai Ambar, Oka Antara sebagai Gilang, dan Sheila Dara Aisha sebagai Yuli. Film ini menceritakan tentang terjadinya sebuah masalah atau konflik pada kehidupan rumah tangga Ambar dan Gilang yang sudah berjalan selama 11 tahun. 

"Waktu yang sempit tuh kadang bisa ngubah banyak hal"

Tiket Rajawali Cinema Purwokerto

Menonton Noktah Merah Perkawinan di September lalu menjadi salah satu keputusan terbaik sih. Sebenarnya awalnya nggak memasukan film ini ke daftar tonton, memang nggak kepo terlebih dahulu. Walau kalau melihat dari judul ini sepertinya mengambil cerita lama, yang memang ternyata benar. Selepas membaca banyaknya ulasan positif, tak sengaja mendengarkan podcast Marsha Timothy di The Friday Podcast, dan kebetulan tiket di Rajawali Cinema sedang promo 20rb saja, akhirnya jadi menonton. Beruntung masih menjumpai di layar lebar ini karena film ini termasuk tak awet jadwal tayang di bioskopnya, sayang sekali huhu.

Awal film, saya masih cenderung berada di pihak Ambar untuk memosisikan diri sebagai istri. Namun lambat laun film ini mengajak penontonnya untuk menjadi pengamat di antara tiga tokoh ini yaitu Ambar, Gilang, dan Yuli. Noktah Merah Perkawinan ini memperlihatkan masalah yang terus menggunung karena tak pernah diselesaikan.

Film ini tak langsung merujuk pada pentingnya komunikasi dan pemahaman komprehensif dalam hubungan kemudian sudah. Tak semudah itu langsung menemukan titik terang, bahkan pernikahan Ambar Gilang hampir berada di ambang perceraian. Selama menonton, saya diajak untuk merasa gemas pada Gilang yang tak bisa menjelaskan dengan tepat dari cara komunikasinya namun juga sekaligus frustasi. Begitu juga dengan Ambar selalu diliputi kemarahan ketika menginginkan komunikasi dengan suaminya. Susah untuk melihat titik tengahnya tanpa meninggalkan hal yang mengganjal di antara keduanya.

Di awal film diperlihatkan bahwa Ibu Ambar meminta bantuan Gilang untuk membantu sang kakak ipar karena masalah ekonomi yang sedang menimpa. Permintaan bantuan yang tak sesekali itu disembunyikan Gilang dari Ambar. Masalah mulai merembet ketika Gilang ternyata curhat kepada ibunya, alih-alih mendapatkan masukan yang solutif, ibu Gilang malah menyindir Ambar sebagai istri dan ibu saat sedang berkunjung di rumah Ambar dan Gilang.

Bukan tak ada usaha, Ambar terlebih dahulu mendatangi konseling pernikahan dan kemudian mengajak suaminya. Namun Gilang merasa bahwa masalah tersebut sebaiknya diselesaikan berdua saja, berbeda dengan Ambar yang menginginkan pihak ketiga untuk melihat lebih jelas dan tidak bias atas apa yang terjadi pada mereka berdua. Hasilnya? Sepertinya memang sudah tabiat Gilang untuk menghindar dalam menyelesaikan masalah dengan keluar ruangan dan tak menyelesaikan sesi konseling.

Ambar Gilang Noktah Merah Pernikahan
cr: Rapi Film, trailer

Masalah bertambah dengan kehadiran Yuli sebagai orang ketiga di hubungan Ambar dan Gilang. Awalnya Yuli ini merupakan murid kursus potterynya Ambar, suatu hari pacar Yuli ingin membuka kafe dan mempasrahkan Yuli mengatur bagaimana konsepnya. Kebetulan Gilang ini merupakan arsitek lanskap dan akhirnya meminta bantuan Gilang untuk konsep kafe. Singkat cerita Yuli menemukan kenyamanan emosional dan jatuh cinta pada Gilang, seiring dengan hubungan tak sehatnya yang kandas dengan pacarnya. Gilang sendiri sebenarnya tak sampai selingkuh, namun memang tak memberi batasan secara kuat sehingga kedekatan emosional ini terbentuk.

Yuli ini digambarkan sebagai tokoh yang abu-abu gitu ya, jadi bukan langsung menunjuk "wah, ini sosok pelakor.". Perihal yang disebutkan inilah dalam ulasan positif sebelumnya dan menjadi tambahan alasan mengapa saya menonton film ini. Dandanan dan tampilannya juga bukan dengan stereotipe pelakor yang mencolok, namun biasa saja dan cenderung lugu.

Ambar yang akhirnya memergoki Gilang dan Yuli di tempat yang sama, akhirnya tak mempertimbangkan kembali untuk mencoba mempertahankan rumah tangganya ini meskipun sebetulnya salah paham. Sampai sini sebetulnya membuat saya bertanya-tanya, bagaimana film ini akan diselesaikan. Ternyata eksekusinya melegakan secara indah dan hangat sekali, naik turunnya perasaan saat konflik ke konflik tak diletakkan menggantung.

Review Film Noktah Merah Perkawinan
cr: Rapi Film, trailer

Nonton Noktah Merah Perkawinan ini tuh berasa lagi dapet sesi konseling pernikahan tipis-tipis. Di sini yang jadi konselornya yaitu tampilnya cameo Ayu Azhari, yang dulunya jadi Ambar di versi sinetron Noktah Merah Perkawinan. Dibawakan dengan tutur kata yang lembut, tak judgemental, namun juga tak langsung memvalidasi. Sebagaimana tugas konselor memang membantu kliennya memecahkan masalahnya sendiri.


Bagas Ayu Noktah Merah Perkawinan
cr: Rapi Film, trailer

Saya agak luput waktu ada adegan sang anak pertama, Bagas mengalami ruam yang tak sembuh-sembuh meskipun rutin dilakukan pengobatan. Ternyata itu adalah manifestasi efek stres yang dipendam karena melihat pertengkaran antara orang tuanya. Memang anak ini mau mencoba tak sepeduli apapun karena kehidupan pernikahan ini milik mereka  berdua, namun ketika berada di atap yang sama tentu saja terpengaruh terutama pada mentalnya.

Noktah Merah Perkawinan ini bagi saya tak hanya cocok untuk ditonton pasangan yang sudah menikah saja, namun bagi yang menuju ke pernikahan bahkan yang berstatus single. General saja lah sebenarnya, tak terhenti karena judulnya mengandung "perkawinan".

Selepas saya menonton ini, rata-rata pasangan yang menonton jadi menunjukan kasih sayangnya selama di jalan keluar. Seperti menunjukan bentuk kasih sayang seperti pelukan, atau berjalan dengan lebih dekat. Rasa hangatnya ini turut terasa, apalagi tak mungkin bahwa menonton film ini tanpa mengeluarkan air mata. Jadi selama menonton ini kalau berpasangan seakan-akan sedang ditunjukan bagaimana sih masalah kita namun dilihat dari sisi orang lain. Misalnya saja seperti celetukan "wah, Gilang harusnya responnya nggak gitu", "kamu tuh, kalau ngambek begitu", "kamu tuh, kalau komunikasi mirip banget begitu", "oh kalau ada masalah ini, sebaiknya seperti itu". Nah kalau saya sendiri, berasa ingin bawa orang tua untuk menonton film ini hahaha. Seperti yang saya bilang di atas, memang seperti mendapatkan konseling pernikahan namun gratis dengan cara nonton film. Bagus untuk yang saling mengupayakan hubungan yang sehat dan saling suportif.

Noktah Merah Perkawinan saat ini belum berada di platform streaming legal. Jika nanti sudah tampil, saya mau rewatch lagi untuk mengingat detail yang terlupa. Plot Noktah Merah Perkawinan ini rapi dan masing-masing karakter mendapat character developmentnya. Selain itu, color grading yang ada di film ini apik banget, rasanya ikut sejuk dan hangat. Jika nanti sudah rewatch, tambahan maupun perbaikan akan ditulis di postingan ini. 

Overall, saya merekomendasikan Noktah Merah Perkawinan sebagai salah satu film yang oke untuk ditonton di tahun 2022 ini.
***

1 komentar

  1. Barusan saya menonton film ini. Ahh hangat sekali film ini. Makasih sudah bikin saya mengingat kembali alur filmnya :)

    BalasHapus

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.