Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Kusta atau lepra disebut sebagai penyakit kuno, kemunculannya sendiri telah ada sejak 3500 tahun yang lalu. Penanganan demi penanganan secara global sebetulnya terus membaik, namun hingga saat ini masih muncul angka kasus kusta. Bahkan Indonesia sendiri merupakan salah satu dari tiga negara dengan kasus tertinggi di dunia. Hal tersebut tentunya menandakan bahwa terdapat faktor lain-lain yang mempengaruhi penanganan dari kusta.
Target di Indonesia sendiri masih begitu jauh, yaitu 1 orang pasien kusta per 1 juta penduduk sedangkan saat ini masih berada di 6,6 orang per 1 juta penduduk. Namun hal tersebut tak menyurutkan langkah NLR Indonesia untuk gencar menyosialisasikan kusta sampai ke berbagai lapisan masyarakat. Penanganan kusta ini tentu saja bukan hanya tugas pemerintah, namun kita sebagai bagian dari masyarakat dapat berkontribusi dalam hal ini.
Kusta memang isu di bidang kesehatan, namun bukan artinya hanya sebatas pemerintah dan para tenaga kesehatan yang selalu harus mengedukasi. Begitulah yang saya dapatkan ketika menonton live streaming Gaung Kusta Bersama Babinsa dan PKK pada Rabu, 14 Juni 2023 lalu yang dilaksanakan oleh KBR Indonesia dan NLR Indonesia melalui Youtube.
Sosialisasi dan Edukasi Penyakit Kusta
Siaran langsung tersebut membawakan dua narasumber yaitu Ibu Elly Novita S. KM, MM (Wakil Ketua Pokja 4, TP PKK Kab. Tegal) dan Bapak Kapten Inf. Shokib Setiadi (Pasiter Kodim 0712/Tegal) yang berbagi cerita dan memberikan testimoni terhadap Leprosy Roadshow 2023 yang diselenggarakan oleh NLR Indonesia dan bertempat di Slawi, Tegal.
Roadshow tersebut sendiri telah terselenggara di bulan sebelumnya yaitu pada 30 Mei lalu yang melibatkan Babinsa Kodim 0712/Tegal dan PKK sebagai peserta dengan serangkaian kegiatan. Kegiatan tersebut dikemas dengan acara yang menyenangkan seperti mulai dari olahraga senam kemudian dilanjut dengan edukasi materi kusta dari dinas kesehatan mulai dari apa itu penyakit kusta, bagaimana penanganannya, dan apa dampaknya jika terlambat penanganan.
Menurut Bapak Kapten Inf. Shokib, kesan terhadap acara tersebut betul-betul mengedukasi peserta yang hadir. Di wilayah Tegal sendiri stigma terhadap penyakit ini juga masih ada, yaitu disebut sebagai penyakit kutukan dan menakutkan. Melalui edukasi dari roadshow tersebut, dapat membuka pemikiran dan pengetahuan.
“Kesan yang kami dapatkan ternyata di dalam pelaksanaan kegiatan kemarin itu memang betul-betul mau mengedukasi semua peserta yang hadir. Karena selama ini kan stigma kita ini bahwa penyakit kusta ini adalah penyakit yang menakutkan. Bahkan kalau orang seputaran di wilayah Tegal ini mengatakan bahwa kusta ini kan dulu orang imagenya adalah penyakit yang kutukan. Sehingga dengan adanya pembelajaran dan edukasi roadshow yang kemarin dilaksanakan di Slawi ini bisa membuka pemikiran kami, bisa membuka pengetahuan kami sekaligus kami ini Babinsa yang ada di wilayah ini bisa memberikan pendampingan terhadap petugas kesehatan yang ada di wilayah.” - Kapten Inf. Shokib Setiadi
Testimoni yang sama juga dirasakan oleh Ibu Elly bagaimana edukasi tersebut dapat membuka wawasan yang lebih luas terhadap kusta dari gejala sampai bagaimana penanganannya. Jika hal tersebut diketahui, maka kusta bukanlah hal yang menakutkan sehingga penderitanya tak perlu mengalami pengucilan sosial.
“Semua materi yang disampaikan berkesan sekali karena membuka wawasan yang lebih luas lagi, mulai dari pengertian kusta, bagaimana gejala penyakitnya apa, tipe-tipenya bisa dikenalkan, kemduian pengobatannya harus bagaimana apabila ada anggota masyarakat yang terkena. Kita ternyata juga bisa punya peran, yang paling penting yaitu deteksi awal.” - Elly Novita, S. M, MM
Edukasi kusta yang dilaksanakan pada roadshow lalu juga diikuti dengan antusias oleh para peserta pada sesi tanya jawab setelah mengetahui ciri-ciri maupun bagaimana penanganan yang sebaiknya dilakukan. Tentu saja hal ini merupakan hal yang baik karena dapat menjadi bekal yang dapat disampaikan oleh masyarakat oleh para penggerak PKK dan Babinsa. Hal tersebut karena keduanya sama-sama lekat berhubungan dengan masyarakat dalam kegiatan sehari-hari.
Ibu Elly juga menambahkan bahwa penanganan kusta ini memang menjadi concern bersama terutama di desa-desa termasuk para pamong desa dan puskesmas yang diharapkan dapat mendukung penanganannya ini. Kemudian penting juga untuk mengajak tokoh keagamaan di masyarakat untuk sosialisasi kusta ini karena biasanya memiliki pengaruh yang kuat. Berikut Bapak Shokib juga selalu melakukan pendampingan terhadap para tenaga kesehatan yang sedang melakukan edukasi maupun saat bertugas, melakukan koordinasi dan komunikasi terhadap dinas kesehatan dalam pengentasan kusta, serta mengajak masyarakat untuk turut serta mengedukasi agar tumbuh kesadaran bersama.
Tentang Kusta, Fakta dan Mitosnya
Penyakit kusta sendiri ini memang dapat menular, namun tidak mudah dalam penularannya. Jika terdapat anggota masyarakat yang terkena pun tidak perlu khawatir karena termasuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Hal tersebut memungkinkan sekali untuk pengobatan sampai sembuh akan ditanggung dan tentu saja gratis. Untuk itulah sosialisasi dan edukasi ini penting dilakukan untuk menghindari kecacatan akibat keterlambatan penanganan. Sosialisasi ini juga dimaksudkan bukan hanya agar tidak takut lagi terhadap penyakit ini, melainkan mengurangi stigma dan diskriminasi dengan orang yang pernah mengalami kusta.
Kemudian bagaimana jika ada yang terkena kusta? Maka segeralah pergi dan lapor ke petugas ke puskesmas terdekat untuk dapat ditindaklanjuti. Anggota keluarga lainnya yang serumah juga akan diberikan obat profilaksis sebanyak satu kali sebagai upaya pencegahan.
Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta
Leprosy Roadshow 2023 bukan hanya diselenggarakan di Slawi, Tegal melainkan juga di Cirebon. Program ini termasuk dalam program SUKA (Suara Untuk Indonesia Bebas Kusta) dari NLR Indonesia untuk gencarkan edukasi dan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan, penularan, serta pengurangan stigmatiasi pada orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).
NLR Indonesia memiliki misi untuk menanggulangi kusta dengan tiga pendekatan yaitu nihil penularan, nihil disabilitas, dan nihil ekslusi. Tagline NLR Indonesia sendiri yaitu Hingga Kita Bebas Dari Kusta. Yuk mari dukung bersama lawan stigma kusta!
***
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.