Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
“Di
segala bidang, manusia mempertanyakan segala sesuatu, menggali,
mengorek-ngorek, membongkar dan bereksperimen sesuka hati. Manusia sudah
tak puas lagi dengan kondisi apa adanya. Semua harus bisa dibuktikan,
harus ada saksi, statistik dan eksperimennya.” (hlm 102)
Judul Buku: Perfume: The Story of a Murderer (Das Parfum – Die Geschichte eines Mörders)
Penulis: Patrick Süskind
Penerbit: Dastan books (ID)
Penerjemah: Bima Sudiarto
Penyunting: Pray
Jumlah halaman: 404 hlm
ISBN: 978-979-3972-46-6
Harga: Rp 59.000,- (ID)
Sinopsis:
Pembunuhan
berantai yang misterius. Dua puluh lima gadis perawan tewas mengenaskan.
Pakaian beserta rambut dan kulit kepala mereka hilang. Tubuh mereka benar-benar
layu, seolah tak pernah hidup sebelumnya. Seakan seluruh daya hidup yang pernah
ada telah terisap tak bersisa. Semua pembunuhan identik. Dilakukan dengan amat
rapi dan terencana. Masterpiece seorang seniman genius. Jean-Baptiste
Grenouille lahir tanpa bau tubuh namun memiliki indra penciuman yang luar
biasa. Ia mampu memilah-milah seluruh bau yang ada. Dari seorang ahli parfum
ternama, ia mewarisi seni meramu berbagai minyak dan tumbuhan. Namun kegeniusan
Grenouille melampaui itu semua. Setelah "menangkap" aroma seorang
perawan cantik, ia terobsesi untuk menciptakan 'parfum terbaik' beraroma perawan!
Dituturkan dengan amat brilian, Perfume adalah kisah yang sungguh memikat
tentang pembunuhan dan kegeniusan yang menyimpang. Novel bestseller yang
eksotis dan sensasional ini membangkitkan rasa penasaran yang menakutkan
tentang apa yang terjadi ketika bakat, hasrat, dan kecenderungan seseorang akan
bau dan aroma mengubahnya menjadi seorang pembunuh. Membunuh demi 'parfum
terbaik'.
***
Diterbitkan tahun 1985, diterjemahkan di Indonesia tahun 2006, dan saya
baru membaca di tahun 2017.
THIS BOOK IS SICK!
KILL ME!
Okay, sorry for my overeact to this
book but yeah it’s truly sick. I can say that, karakter Grenouille di sini sangat kuat melalui
keunikannya. Sebelumnya, adakah yang pernah jatuh cinta karena feromon? Bau
khas dari individu manusia? Saya pernah, itulah mengapa saya tertarik membaca
buku Perfume setelah membaca berbagai rekomendasi. Dus, penulisnya juga berasal
dari Jerman, jadi setelah kemarin nonton film Jerman bertema hacker, sekarang pindah ke buku.
Kembali ke Perfume, setelah membaca keseluruhan, pembunuh dalam judul yang
memberi kesan mencekam justru tidak saya temukan. Adalah Grenouille, manusia
yang terlahir tanpa bau tubuh. Membuat dirinya dikucilkan—tentu saja dari
lahir, tak diinginkan, tak ada yang mencintai, tepatnya tidak ada yang dapat
mencintai karena keberadaanya saja “tak terlihat”.
“Sungguh mengerikan melihat kenyataan bahwa seorang jujur sampai terpaksa mengambil jalan tercela. Betapa mengerikan melihat kenyataan bahwa hal terpenting dari eksistensi manusia, yaitu kehormatan, bisa dikotori oleh keburukan seperti ini.”
Karena keunikan akan dirinya yang tanpa bau tubuh, jadilah hidungnya sangat
peka terhadap aroma sampai ke detail dan dari jarak tertentu, untuk itulah dia
tak bermasalah dengan kegelapan, karena dia dapat melihat hanya dengan bau.
Tentu saja, sedari kecil dia sudah menghafal aneka macam aroma. Kemudian pada
suatu hari dia menemukan aroma yang sangat unik dan berbeda, dia begitu menyukainya
yang ternyata aroma gadis perawan yang baru mengalami pubertas. Ibaratnya
seperti bunga yang baru mekar. Di sinilah titik poin kehidupannya, dia membunuh
gadis tersebut hanya untuk dinikmati aromanya. Lama kelamaan, dengan segala let’s say, keberuntungan dan
diberkatinya atas kutukan menuntunnya dari dibuang di rumah penitipan Madame
Gaillard, bekerja sebagai tukang samak kulit di tuan Grimal, menjadi murid dan
belajar mengasah kemampuannya pada ahli parfum Baldini membuat serangkaian
kisah di kehidupannya. Setiap dia pindah
dari satu orang ke yang lain, selalu ada kematian yang menyertai. Saya justru
melihat Grenouille sebagai pembawa nikmat terakhir sebelum orang yang dia
tinggali berjumpa dengan Tuhannya.
“Takdir menuntun ke jalan hidup yang keras dan sadis, tapi terbukti memang jalan yang benar.” (hlm 150)
Daripada dikatakan sebagai cerita seorang pembunuh, saya lebih suka tentang
cerita tentang perjalanan memilih hidup. Tentang bagaimana Grenouille memilih
sendiri kehidupannya, menjadi diri sendiri bahkan memilih sendiri kematiannya
dan dia seakan tidak menyesalinya. Bahkan beberapa pembunuhan dan proses
pembuatan parfumnya justru dilakukan dengan sangat damai, tidak seperti
manusia-manusia kebanyakan.
Dua hal yang menonjol dalam Perfume ini adalah passion dan perempuan, sedikit mengingatkan saya akan The Da Vinci
Code. Sebuah novel yang sangat menarik untuk dianalisis bahkan diteliti. Karena sebenarnya yang ditonjolkan bukan hanya Grenouille dan pilihan hidupnya saja, namun sebuah kritik sosial akan tatanan masyarakat pada saat itu. Tentang manusia dan ketidakpeduliannya, ambisinya. Oh
iya, udah ada filmnya juga dan ada Alan Rickmannya! Sebagai fans Harry Potter
tetep kudu excited dong, nyahaha! XD
Mungkin gara-gara terlalu fokus baca, saya nggak memerhatikan kesalahan
penulisan dalam terjemahan Dastan ini. Perfume, karya sastra yang menarik,
bahkan saya merasakan sendiri kok suramnya Grenouille saat melakukan pembunuhan
perdana, merasakan hawa bebas bersama Marquis, depresi dengan Baldini, dan hawa
cerah saat Grenouille menyatu dengan alam. Kamu sudah baca Perfume? Boleh dong
bagi-bagi komentar. Hihi.
Tidak ada komentar
Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.