Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
28 Mei lalu, Nadin Amizah (atau
yang biasa dikenal dengan cakecaine/cahayarembulan/Ibu Peri) melahirkan
anak-anak yang berisi lagu-lagu dengan lirik-lirik yang manis dalam album
Selamat Ulang Tahun. Tell me, siapa
sih yang nggak suka dengan lirik dan nada-nada dalam lagu-lagu Nadin Amizah? Minimal pasti
ada satu lagu yang disuka dan merasa terwakili akan ceritanya.
Saya mulai kenal ((kenal)) Nadin
sejak lagu Rumpang dan langsung suka, dilanjut dengan karya-karya selanjutnya
yaitu Sorai dan Seperti Tulang yang selalu didengarkan berhari-hari sekalipun
tak sedang patah hati. Amazingnya
lagi, Nadin seumuran adik saya yang artinya, muda dan berbakat sekali. Cerita,
pesan, cintanya tersampaikan melalui lirik-liriknya yang magis. Sebelumnya,
saya memasukan lagu Rumpang dan Seperti Tulang di postingan 2019, Lagu-Lagu dan Menghidupi Hidup. Khusus untuk postingan ini, ingin mengulas sedikit beberapa lagu Nadin Amizah favorit saya di album Selamat
Ulang Tahun.
Album Selamat Ulang Tahun sendiri
adalah debut album bagi Nadin Amizah, bercerita mengenai orang-orang dalam
keluarga maupun teman-teman terdekat. Meskipun lirik-liriknya dibawa dari
perasaan personal, nyatanya seakan sama-sama bercerita mengenai si pendengar
termasuk saya. Karena album ini juga terlahir dari yang mulai memasuki usia
20tahun, jadi seakan menyimpan memori-memori masa remaja dalam bentuk lagu. Bagi
saya personal, karena album ini dirilis saat kondisi pergerakan sedang terbatas
karena anjuran di rumah aja, mendengarkan lagu-lagunya berhasil merecall memori-memori lampau. Apalagi ditambah
sekembalinya ke rumah dan bukan lagi
berada di dekat kampus, nostalgic bener.
Lagu-Lagu Nadin Amizah Favorit Dalam Album Selamat Ulang Tahun
1. Kereta Ini Melaju Terlalu Cepat
Malam, kota lamaku
Aku di sini untuk sebentarSaksi yang t'lah berlaluLalu tertinggalTerpaku ruangTawa yang telah pudar dan tua
Lagu pertama yang menjadi favorit
ketika telah mendengarkan seluruh lagu dalam album. Sesuai judul, memori seakan
dibawa ke pengalaman pertama kali naik kereta. Kemudian dilanjut dengan perjalanan-perjalanan selanjutnya yang
selalu menyenangkan meskipun ada juga dramanya. Kangan, kangen banget naik
kereta dan banyak merenung di dalamnya. Ingat masa-masa menginap di Stasiun
Senen dan beli mi instan cup panas, berada di Stasiun Kiaracondong untuk jadwal
pemberangkatan dini hari, lari-larian di Stasiun Purwokerto, salah naik kereta saat ke Yogyakarta, dan lain-lainnya.
Sepertinya memang benar, saya salah satu dari banyaknya orang yang jatuh cinta
dengan perjalanan di kereta.
Tapi, lagu ini bukan mengenai
kereta-keretaan banget sih. Lebih ke, waktu dan hidup kerasa cepat sekali.
Sebentar-bentar, saat ini juga sudah pertengahan tahun. Saya pernah membaca
bahwa seorang kakek ketika ditanya bagaimana cara menjadi kakek, maka
jawabannya adalah ya, tidak tahu. Mereka seperti tiba-tiba saja dari anak lelaki
kemudian menjadi usia 70 tahunan. Dan dalam perjalanan ini, tentunya kita
memilih beberapa memori saja yang diingat. Selebihnya, kadang kita sendiri juga memaksa
laju kita terlalu cepat namun merasa kosong.
Seakan pada akhirnya melalui lagu
ini, dikatakan hidup memang begitu sadis
namun juga membawa banyak keindahan.
Duh, ga sabar dengerin lagu ini
langsung di kereta. Pasti seperti itu juga nanti para pendengarnya kalau
situasi sudah normal kembali.
2. Mendarah
Bukan maaf yang kuminta
Tapi peluk yang kulupaIni cerita tentang rumah yang berbedaDan berjarak jauh, hanya tersentuh dalam jarak doa
Lagu ini langsung mengarahkan
saya akan dua kata “anak” dan “rumah”. Seketika juga ingat film Lady Bird, tentang seorang anak
perempuan pertama yang sedang memahami peran dan identitas dalam sebuah
keluarga. Secara personal mengingatkan akan perjalanan pribadi sebagai anak
perempuan dan anak pertama yang tentunya tak mudah. Konflik dengan orangtua
mengenai pilihan, permasalahan yang tak bisa dikomunikasikan, jarak yang
memberi jeda untuk kembali dan memaafkan,
cara pandang yang berubah dengan melihat
konsep yang lebih besar, sudut-sudut dalam ruang, doa-doa yang diharapkan, dan hal-hal yang lain
yang semoga masih menjadi utuh satu kesatuan.
3. Bertaut
Sedikit ku jelaskan tentangku dan kamu
Agar seisi dunia tahuKeras kepalaku sama denganmuCaraku marah, caraku tersenyumSeperti detak jantung yang bertautNyawaku nyala karena denganmu...Semoga lama hidupmu di siniMelihatku berjuang sampai akhirSeperti detak jantung yang bertautNyawaku nyala karena denganmu
Saya setuju dengan salah satu
komentar di YouTube lagu ini kalau mendengarkan lagu bertaut serasa langsung
dekat dan mencair dengan sang Ibu. Memang, kadang nggak sesuka dan banyak beda
pendapat, kita terlahir dari beliau. Mungkin tak perlu untuk dipaksakan sama
atau sejalan, namun saling memahami. Sekaligus mengingatkan saya akan puisi
Khalil Gibran favorit saya yang jika diterjemahkan kira-kira begini:
Anakmu bukanlah milikmu, mereka adalah putra putri sang hidup, yang rindu akan dirinya sendiri. Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau,mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.
Bait selanjutnya silakan dicari
sendiri :)
4. Paman Tua
Kalau mendengarkan lagu ini seakan
sedang membaca dongeng klasik. Sudah, sesederhana itu namun selalu sekali memutar
harus dituntaskan sampai akhir.
5. Cermin
Kubantu aku, tumbuh membaru, dengan lukaku
…Sudah tugasku, menjadi sembuh
Meskipun memiliki definisi yang
berbeda mengenai persona cermin, namun sepertinya membicarakan hal yang sama.
Setiap orang memiliki luka serta dosanya masing-masing, bergelut dengan dirinya
masing-masing setiap hari, serta masih banyak hal-hal lainnya yang tak dapat
diceritakan secara keseluruhan sekalipun pada yang paling terdekat. Memang sih
awal mengenal untuk berkawan dengan diri sendiri itu awalnya berat sekali,
setidaknya itu yang saya rasa. Selebihnya, masih berusaha dan berjuang.
6. Sorak Sorai
Magis karena bersama Syarikat
Idola Remaja! Dan seketika berandai-andai bagaimana rasanya menjadi sosok Nadin
barang sehari saja.
Selain judul-judul lagu yang disebutkan, masih ada judul lain dalam album Selamat Ulang Tahun seperti Taruh, Kanyaah, dan Beranjak Dewasa. Lirik-lirik yang bagus untuk menjeda.
Kalau kamu, lagu Nadin Amizah apa yang menjadi paling favorit?
jadi penasaran sama Nadin Amizah. buka2 di youtube dulu deh, hehe
BalasHapusini penyanyi malaysia ya? belum kenal, jadi pengen dengerin di yutub cari dulu
BalasHapusbukan kaaak, Indonesia kook :D
HapusLangsung kepo dong dengan lagu lagu Nadin Amizah, semacam memberikan pencerahan nih lirik liriknya. Coba aku dengerin dulu akh di youtube sekalian lihat video klipnya
BalasHapusSejujurnya aku belum kenal siapa Nadin Amizah ini? Tapi membaca syair lagunya, kok bagus2 ya...cari tau dulu ah
BalasHapusaku blom kenalan sama Nadin Amizah. Kenalin dong, Fa. Yakin abis komen ini aku buka youtube deh nyari tau dulu. nanti aku laporan lagi ya ke Marfa kalau udah kenalan.
BalasHapusKok saya baru dengar nama penyanyi yang satu ini ya :(
BalasHapusSaya jadi penasaran sama Nadin Amizah deh, cus ah dengar lagu-lagunya
Baca ini, saya cuma tahu ibu peri. Ga tahu kalau itu Nadin. Akhirnya jadi cek ke spotify judul Rumpang.
BalasHapushaiik kok aku nggak familiar ya dengan nama Nadin Amizah, Mba. terus lagu-lagu yang diatas aku juga nggak bisa nyanyiin... hmm brb youtube ah
BalasHapusyaampun.. aku cupu kayaknya gak tau siapa itu nadin amizah.. hehe
BalasHapusauto dengerin dulu ah lagu-lagunya.. siapa tau suka juga.. :D
lagu-lagu dari album nadin amizah terbaru enak semua
BalasHapusSaya pikir cuma saya aja yang kurang begitu familiar dengan Nadin Amizah, jadi penasaran liat di youtube hehehe
BalasHapusThanks for your sharing. Sama, aku juga kurang familiar dgn nama ini. Auto googling dan youtubean deh
BalasHapusAku baru tahu yang Rumpang aja sih, lirik-liriknya bagus sih ya, jadi penasaran jadinya pengen dengerin lagu-lagunya kaya apa
BalasHapusPenyanyi Nadin Amizah belum familiar buat saya, tapi penasaran juga sama lagu-lagunya.
BalasHapus