Lingkungan Mempengaruhi Perilaku Keuangan Kita
Sejak kecil beberapa dari kita pasti sudah diajarkan savings secara sederhana berupa menabung yang dititipkan di guru ketika sekolah. Kemudian dari pengalaman pribadi, pengaruh lingkungan dalam semangat mengelola keuangan secara bijak ini sangat besar. Misalnya ketika sedang berada di lingkungan usaha online kecil-kecilan, jadi turut ikut menabung hasil jualan dari pada membelanjakan. Ketika berada di lingkungan belajar investasi pemula, maka turut dapat belajar dan praktik mengenai investasi.
Beruntung di masa sekarang
sebetulnya sudah banyak sumber yang bisa diakses untuk belajar mengenai
keuangan baik mengenal produk keuangan maupun pengelolaan. Misalnya melalui
artikel di internet maupun konten-konten yang dikemas secara menarik seperti podcast dan konten video. Meski tentu
saja sih harus belajar dari ahlinya yang sudah berpengalaman agar kita belajar
secara maksimal dan tepat sasaran. Secara teori sih dengan kemudahan akses ini bisa jadi mudah dipahami dan
diterapkan, namun kalau pengalaman pribadi susah dalam praktik dan perlu
terus-terusan dievaluasi ulang. Apalagi sebagai salah satu dari generasi milenial, latte factor alias
bocor-bocor tipis namun sering itu benar adanya.
Manfaat Belajar Literasi Keuangan Sejak Usia Muda
Pada umumnya, manfaat yang sering
dibicarakan adalah jaminan hidup yang lebih aman di masa mendatang serta
persiapan akan risiko yang bisa sewaktu-waktu terjadi produk keuangan. Namun
produk keuangan hanya salah satu dan masih banyak jenis produk dan layanan jasa
keuangan seperti misalnya dana darurat, sumber pemasukan pasif, investasi, asuransi
unit link, dan lainnya.
Manfaat jika sudah mengedukasi
diri lebih awal tentunya akan dengan bijak dalam memilih produk keuangan dengan
tepat dan memiliki kesehatan finansial yang baik. Hal ini akan mempengaruhi ke aspek
kehidupan selanjutnya misal kebiasaan yang telah terbangun dari masih masa
lajang hingga ketika memutuskan untuk berkeluarga. Jika sudah memutuskan untuk
menikah maka memang sebaiknya sudah mengerem kebiasaan buruk untuk keperluan
pribadi dan dialokasikan ke kebutuhan yang lebih penting.
Review Buku Pas Butuh Pas Ada: Bijak Mengelola Keuangan Keluarga
Menambah insight perihal keuangan bisa dicari dengan membaca literatur
seperti buku-buku finansial seperti buku Pas
Butuh Pas Ada yang ditulis oleh Ditto Santoso. Buku yang terbit pada Oktober
tahun ini berisikan kumpulan tulisan terutama pengalaman bagaimana penulisnya
menerapkan disiplin pengelolaan keuangan keluarga.
Buku yang memiliki 112 halaman
ini 24 judul dengan masing-masing topik, misalnya seperti Generasi Milenial vs “Galau Keuangan”, Dinamis dengan Bisnis Rumahan, dan
Keluarga Sejahtera: Berkat bagi Sesama. Buku
Pas Butuh Pas Ada ini meskipun
topiknya mengenai keuangan, gaya bahasa yang dibawakan tidak kaku dan justru
malah seperti tulisan santai namun memiliki esensi. Memang sesuai dengan yang disebutkan
di kata pengantar bahwa tulisan di buku ini berasal dari tulisan sharing di Grup WhatsApp yang
dikumpulkan menjadi sebuah buku. Walaupun gaya tulisannya lebih ke
narasi, untuk poin-poin penting seperti “bagaimana cara”, “tips”, “persiapan-persiapan”
ditulis dengan poin-poin tersendiri sehingga tak bosan atau pembaca dapat
langsung melihat poin pentingnya terutama bagi yang suka fast-reading.
Pas Butuh Pas Ada memiliki desain kover yang simpel—tipikal tipe kover yang saya suka, namun sayangnya saya kurang nyaman dengan tulisan paragraf yang tak rata kiri-kanan dan justru rata kiri. Hal tersebut jadi membuat kesan tak imbang dan menyisakan bagian-bagian kosong. Kemudian selanjutnya jika buku ini dicetak ulang, lebih baik juga membagi judul-judul menjadi beberapa bab sesuai dengan topik yang sama. Karena sayang sekali jika sebenarnya inti dari tulisan tersebut berisi poin-poin yang bermanfaat, namun karena tak ada pengelompokan judul secara personal saya kurang fokus karena seperti melompat satu ke yang lainnya.
Poin Penting dalam Mengelola Keuangan Keluarga ala Ditto Santoso
Melihat dari kacamata seorang yang
belum menikah (ciah), saya mendapat beberapa poin dalam buku yang perihal
keuangan keluarga, yaitu:
1. Disiplin dari Diri Sendiri Terlebih Dahulu
Sama seperti bagaimana kita harus
sudah selesai dengan diri sendiri sebelum melangkah jauh berkomitmen dan
berkeluarga, saat lajang lebih baik untuk disiplin terlebih dahulu dalam
manajemen keuangan. Jika dalam diri sudah terbentuk pola kebiasaan dari
manajemen keuangan ini, maka akan lebih mudah bagaimana nanti merencanakan
keuangan keluarga di masa kini dan masa depan.
2. Komunikasi dan Evaluasi Bersama Pasangan
Karena rumah tangga terdiri dari
dua orang, maka tentu saja harus bekerja sama. Saya menyukai poin suami istri kelola
keuangan bersama dengan kesetaraan baik dalam berkontribusi maupun dialog
kesetaraan dalam pengambilan keputusan. Jadi kalau saling sama-sama setuju
dengan diskusi yang sehat tak akan menjadi beban bagi salah satu saja. Jangan
lupa bukan hanya komunikasi saja yang terus dilakukan namun evaluasi secara
berkala.
3. Keuangan Keluarga Sehat Membawa Sejahtera
Nggak hanya sekali dua kali
mendengar rumah tangga menjadi tak sehat karena keuangan, setelah komunikasi
dan selanjutnya saling bekerja sama—harapannya memang keuangan keluarga dapat
stabil. Yess, ketika sudah berkeluarga
pasti keuangan berpengaruh besar pada kehidupan. Jika sudah dapat mengelola
dengan benar dari berbagai sumber pemasukan, niscaya juga memberikan
kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga.
4. Jangan Sepelekan Tabungan Pendidikan Anak
Maksud dari tabungan pendidikan anak di sini bukan sekadar menabung sebanyak-banyaknya untuk persiapan anak
saat akan berada di jenjang pendidikan namun sudah melihat secara visioner dalam
perencanaanya juga. Kalau dari pengalaman pribadi memang nggak enak banget sih
memiliki keterbatasan biaya ketika sekolah dahulu. Tentunya masih berkaitan
dengan poin nomor tiga, pendidikan bagi anak adalah salah satu yang dapat
dipengaruhi.
Dalam buku ini tak hanya disebutkan
juga bagaimana pentingnya persiapan ini, namun turut juga melibatkan anak dalam
pengembangan belajarnya karena beasiswa prestasi juga bisa dijadikan peluang.
Beasiswa ini bermanfaat sekaligus karena selain dapat meningkatkan motivasi
belajar anak juga meringankan biaya pendidikan, tentu saja dengan tak
memaksakan dan memperhatikan kenyamanan anak.
5. Bekerja Keras Boleh, Namun Persiapkan Juga Masa Pensiun
Fenomena sandwich generation masih banyak ditemukan, baik suami dan istri yang
bijak mengelola keuangan keluarga penting untuk perencanaan dana dan kegiatan
masa pensiun. Menyiapkan masa pensiun di sini maksudnya juga bagaimana rencana-rencana
produktif di masa mendatang sebagai pengganti aktivitas terutama bekerja saat
ini.
6. Jangan Berpikir Dua Kali Untuk Sedekah
Kita sudah banyak tahu ya mengenai
keajaiban dari sedekah ini, bukan semata agar mendapatkan balasan namun
bagaimana kita melatih dan merawat hati agar tetap menjadi manusia. Sedekah
terutama dalam topik ini yaitu secara materil dan diusahakan jangan sampai
terlewat. Ingat karena dalam rezeki kita, ada rezeki orang lain juga.
7. 8. 9. dst selengkapnya ada buku Pas Butuh Pas Ada yaaa! Barangkali poin ini bisa kamu temukan jika membaca buku ini.
Selebihnya, buku ini ringan dan tetap
mudah dipahami baik untuk pasangan muda yang baru menikah, bagi yang ingin
melanjutkan ke pernikahan untuk belajar, atau tetap juga dapat masuk ke pembaca
umum seperti saya—ya tentu saja membaca ilmu keuangan sebagai bekal kelak nanti
nggak ada ruginya.
Buku ini cocok juga bagi yang ingin belajar keuangan keluarga untuk pemula dengan gaya bahasa story-telling, kan bosen tuh misal kalau baca secara teori terus. Tak lupa ada lampiran untuk contoh tabel anggaran keuangan keluarga dan neraca di bagian lembar akhir. Nah kalau belajar dari cerita pengalaman yang memang benar mengalami di mana praktik bisa saja tak sejalan dengan teori, buku Pas Butuh Pas Ada bisa menjadi teman belajarmu. Nah, ke mana bisa pesan?
Untuk pemesanan buku Pas Butuh Pas Ada karya Ditto Santoso, kamu dapat melalui kontak 082110184140 (Sales Rumah Bangga) dengan harga 70rb saja yaa!
kita memang harus bijak dalam mengelola keuangan. apalagi kalau sudah menikah dan punya anak. ternyata banyak sekali kebutuhan yang perlu di persiapkan oleh orangtua. jangan sampai anak-anak kita tidak terarah pendidikannya karena minim biaya. akupun dulu ngerasain susahnya pendidikan karena keterbatasan dana. dan jujur itu berat dan sedih banget untuk anak. apalagi kalau anak punya semangat yang tinggi dalam meraih impiannya.
BalasHapusoya salam kenal ya, kalau berkenan follow back biar makin akrab.
Bukunya gaul ya Mbak Marfa. PEnampakannya menyenangkan, isinya juga cara bertuturnya bersahabat, nggak kaku jadi membacanya menyenangkan. Keren.
BalasHapusJadi penasaran sama bukunya kak. Kemarin sempat lihat buku ini tapi kepending karena belum masuk prioritas. Tapi skrg kayaknya harus dianggarkan jadi prioritas, penasaran sama lengkapnya kek gimana.
BalasHapusPas butuh pas ada. Semuanya berharap demikian pastinya. Soal keuangan memang hal yg sangat krusial, kita kudu bener bener mempersiapkannya ya
BalasHapusBuku pas butuh pas ada ini resume dari perencanaan keuangan yang baik bahasanya sederhana dan menarik untuk jadi pegangan seorang ibu rumah tangga dalam mengatur keuangan
BalasHapusIni sih impian semua orang yaa mba, finansial goals banget, kalo pas butuh pas ada uangnya tuh, memang harus dimulai deh mengatur keuangan yang baik
BalasHapusmengatur keuangan saat pandemi mah penting banget , apalagi pemasukan berkurang dan kita harus menjaga pengeluaran tetap stabil dan aman. Bagus nih buat dibaca
BalasHapusBuku yang bagus, ini, karena penulisnya sangar-sangar. Dan ya, ada cukup uang untuk semua orang tapi tak cukup untuk keserakahan mereka.
BalasHapus