FOSA Talkshow 2019: Tentang Perjuangan, Merawat Mimpi, dan Kuliah di Luar Negeri

Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Minggu kemarin (8 September) saya berkesempatan dateng di acara talkshownya Festival of Study Abroad (FOSA). FOSA sendiri merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh BEM Unsoed yang berisikan serangkaian agenda mulai dari Workshop CV & Essay, TOEFL & IELTS Simulation, Expo, Cultural Night, dan Talkshow. Terakhir saya ikut acara FOSA kalau tak salah tahun 2015, dan bertemu dengan Agnes Harvelian—wanita inspirasi saya hingga saat ini.

talkshow fosa 2019 unsoed

Serangkaian acara FOSA sendiri memang dikhususkan sebagai penyedia bagi mahasiswa UNSOED dan mahasiswa yang ada di Purwokerto untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kuliah di luar negeri, mulai dari proses, beasiswanya, organisasinya, sampai pengenalan budaya-budayanya. Apalagi, expo dan cultural nightnya itu free HTM, sayang untuk dilewatkan untuk acara yang punya tagline break the limit, let’s study abroad ini. Kalau ke sini, motivasi buat lanjut kuliah di luar negeri jadi nambah lagi. Berasa pengin ngambil milestone buat mimpi-mimpi selanjutnya, buat jangan hanya berada di tempat satu ini.


Seperti yang telah disebutkan, salah satu acaranya adalah educational talkshow dan bintang tamu tahun ini adalah Gita Savitri Devi. Bener-bener deh, kemarin sampai pengin minta tanda tangannya buat di buku Rentang Kisah namun belum berkesempatan. Next time, semoga malah bisa ketemu in person atau acara lain hehehe. Selain Gitasav, ada pembicara yang lain juga yaitu Arihdya Caesar dan Akbar Nikmatullah Dachlan. Selama sharing session dengan tiga pembicara tersebut, saya mendapatkan banyak insight yang sangat bermanfaat. Jadi, dari pada menguap begitu saja lebih baik dituliskan di sini. Biar nggak cuma pesen tiket, dateng, udahan. Sebagai catatan bagi saya juga nantinya jika suatu saat nanti berhasil lanjut kuliah di luar negeri. Aamiinin dong, hehe. Pengin sesekali ke luar negeri buat pendidikan, wawasan, dan pengembangan diri minimal short course atau fellowship.

ARIHDYA CAESAR (MA in Education (Psychology), University College London, Trainer & Professional Coach)

 festival of study abroad bem unsoed

Poin-poin yang saya dapat dari Arihdya ini adalah motivasi dasar mengapa sih harus ke luar negeri lanjut kuliahnya. Kalau dalam agama yang dianut beliau, memang ada kepercayaan derajat seseorang akan diangkat ketika berilmu. Menemukan alasan untuk terus belajar, kepenasaran akan hal-hal yang belum diketahui. Kak Arihdya ngasih hal yang penting dalam proses lanjut kuliah di luar negeri ini, yaitu:

- Tips persiapan belajar. Menurutnya 2 jam setiap hari selama 7 hari itu lebih efektif dari pada 7 jam dalam 2 hari. Jangan terlalu ngoyo, percayalah kalau sedikit namun konsisten akan lebih berhasil. Pernah denger istiqomah lebih baik dari karomah? Nah, itu! Dalam belajar juga, harus lepas dari distraksi media sosial. 

- IPK penting, namun organisasi lebih penting untuk melatih dan memperkuat softskill. Bukan maksudnya IPK jelek organisasi cemerlang ya, namun selain punya IPK yang minimal memenuhi standar juga mengasah diri melalui organisasi. Karena nih, kalau mau apply beasiswa biasanya dipertimbangin bukan hanya pengalaman aja namun misi dari keberlanjutan pengalaman itu. Nyari calon awardee yang emang pernah terlibat secara aktif baik organisasi ataupun sosial terkait nantinya kontribusi ke negara setelah kembali. Mengasah softskill ini saya rasa penting bukan hanya untuk kuliah, beasiswa, bekerja, namun juga tindakan sehari-hari.

best softskills you have to learn and upgrade
sumber tertera

- BAHASA INGGRIS ITU PENTING, BANGET! Serius deh, kalau saran dari saya buat yang saat ini masih kuliah jangan sia-siain waktu buat ngisi feed media sosial aja. Lebih baik ikutin banyak konferensi, acara internasional, atau exchange. Iya sih, kesempatan emang banyak namun jangan ditunda-tunda karena berproses itu bertingkat. Apalagi buat kamu yang nantinya pengin nyoba short course, fellowship, exchange, atau bahkan melanjutkan kuliah. Menurut saya, belajar Bahasa Inggris itu lebih mudah dari bahasa lain, misalnya Jerman, Prancis, atau Mandarin. Kuncinya cuma rajin latihan dan membiasakan diri speakin’ in English. Nggak usah takut salah, karena kalau kita nyoba kan jadi tahu kekurangan kita di mana aja. TOEFL usahakan minimal 500, IELTS usahakan minimal 6.5! Kak Arihdya juga menambahkan bisa bahasa Inggris zaman sekarang itu bukan sebuah keistimewaan namun sebuah keharusan.

- Doa orang tua sangat penting, terutama doa Ibu. Kalian percaya nggak kalau Tuhan itu sangaat-sangaat baik mewujudkan mimpi-mimpi kita asalkan kita benar-benar berusaha. Jangan lupa untuk selalu minta doa dan restu orang tua, melalui merekalah kita bisa menjadi kuat dan yakin.

- HARUS BISA MERAWAT MIMPI. Disebutkan juga, sebenernya kesempatan kuliah ke luar negeri beserta beasiswanya itu banyak bangeeet. Namun, kita juga harus memiliki alasan, misi, dan motivasi yang kuat. Jangan hanya ikut-ikutan aja, nanti kan nasib di sana ditanggung sendiri. Niatkan betul-betul untuk mencari pengalaman lebih, relasi lebih, wawasan, serta pengembangan diri.
AKBAR NIKMATULLAH DACHLAN (Department of Economics, University of Birmingham, Executive Director of Sahabat Beasiswa)
 fosa 2019 unsoed

Kalau Ka Abay, lebih berbicara mengenai beasiswa kuliah di luar negeri yang amat banyak itu. Tabungan untuk modal ke luar negeri menurut Kak Abay yaitu: CV jangan kosong banyakin pengalaman, bisa Bahasa Inggris. Tapi Kak Abay juga memberikan poin lain bahwa sebenernya bisa aja ke nyari beasiswa yang ngga perlu ada sertif toefl maupun ngga perlu terlalu aktif organisasi atau fokus di akademik. Memang karena jenis-jenis beasiswa kan macem-macem, jadi selain kamu bisa mengetahui lebih dalam siapa kamu, juga ketahui benar jenis beasiswanya. Makanya sekali lagi, semua orang bisa kok mendapat beasiswa. Kak Abay sampai memberikan pertanyaan “jangan tanya mau kuliah di mana, tapi nggak pengin kuliah di mana?
Tabungan yang lain selain bahasa Inggris dan CV yaitu motivation letter yang basisnya berasal dari pengalaman pribadi dengan personal touch. Misalnya isu di dunia saat ini apa, kemudian yang ada di Indonesia bagaimana, dan dipersempit lagi dengan pengalaman personal.
Kemudian, CV jangan listing aja pernah berpengalaman di mana aja seperti misal ketua. Namun kasih sedikit deskripsi ngapain aja dulunya, ngapain aja tanggungjawabnya. Sama aja baik kuliah, maupun pengalaman kerja atau magang, terutama yang relate dengan jurusan yang dipilih. Jadi, meskipun pengalamannya banyak yang ditulis cukup beberapa aja. Terakhir, insight dari Kak Abay ini yaitu Tuhan tak meminta kita untuk menang, namun untuk berjuang tanpa henti. Ikhtiar aja dulu. 

GITA SAVITRI DEVI (BSc in Chemistry, Freie Universitat Berlin, Youtube Content Creator, Writer of Rentang Kisah)

 festival of study abroad 2019 unsoed


Kalau tadi udah ngomongin tentang serba-serbi kuliah di luar negeri, beasiswa untuk kuliah di luar negeri, saatnya cerita pengalaman langsung gimana mengalami pendidikan di luar negeri sejak awal kuliah. Hampir sama kaya yang ditulis di Rentang Kisah sih, jadi kaya jadi sharing session gitu. Kak Gita cerita pengalamannya selama di sana, tentang gimana bersosialisasinya, metode belajarnya, dan emang kudu bener-bener mandiri. Tips dari Gitasav kalau mau bersosialisasi itu paham isu global, karena di Jerman jarang orang ghibah yang nikmat itu ya kan.

 Ada yang menarik dari talkshownya Kak Gita ini, jadi peserta tuh yang dateng nggak cuma mahasiswa S1 aja, tapi ada mahasiswa postgrad, anak SMA, dan bahkan orang tua dengan membawa kedua anaknya yang masih SD. Ada sesi pertanyaan parenting tentang gimana para orang tua ini encourage anak-anaknya buat bisa berani ke luar negeri, pendidikan karakter seperti apa yang mereka tanamkan. Selain itu bahas juga tentang gimana muslim di luar negeri, tentang ibadah dan makanannya. Kalau dari Gitasav sendiri nyaranin juga kalau di luar negeri itu banyakin baca mengenai makanannya, halalnya bagaimana, dan diskusi dengan local ustadz. Sama juga dengan kedua pembicara sebelumnya, kalau udah mutusin buat kuliah di luar negeri ya mimpinya harus visioner. Berjuangnya jangan setengah-setengah karena hidup itu emang perjuangan dan butuh pengorbanan. Kenapa sih gitu? Ya bayangin aja kalau apa-apa gampang didapet, bakal jadi nggak menikmati dan menghargai proses lho. Butuh sabar, disiplin, tekun, dan dinikmati aja indahnya roman perjuangan.

 festival of study abroad 2019


Yang saya dapat dari talkshow kemarin adalah betapa memang kesempatan kuliah di luar negeri dan dapet beasiswa itu bisa menjadi milik siapapun. Udah bukan hal yang istimewa banget enggak, karena informasi sekarang kan mudah didapat, belajar juga bisa via daring. Namun inget itu hanya memudahkan, selebihnya kita tetep totalitas usahanya. Karena dengan mudahnya akses, seharusnya kita juga bisa lebih cepat belajar dan cepat adaptasi jika sudah di negara tujuan. Ketiga pembicara bisa sampai ada di panggung itu ya udah pasti usaha dan perjuangannya lebih banyak dari yang usahanya biasa-biasa aja. Inget, satu-satunya yang membatasi gerakmu ya dirimu sendiri. Semoga suatu saat saya juga bisa berada di sana juga seperti mereka bahkan melebihi, hihi. Nyicil mimpi aja dulu.

Nah itu kira-kira, semoga bermanfaat dan semoga yang membaca terkabul mimpi-mimpinya. Jangan lupa, kalau abis baca ini kemudian beberapa tahun lagi terkabul, silakan datang lagi ke postingan ini yaa. Selamat merawat dan meraih mimpi!
***

19 komentar

  1. Wah setuju banget nih Mbak, sesuatu yang indah tidak di dapat dari cara yang mudah

    BalasHapus
  2. Kak, aku lagi merawat dan coba raih mimpiiiii. Artikelnya keren, memotivasi. Mkasihyaa kak

    BalasHapus
  3. Waah, keren nih acaranya. Ada Gitasav juga. Menurutku, IPK yang baik juga harus diimbangi dengan kemampuan softskill yag baik juga. Pengalaman dari organisasi juga penting dicari dimasa-masa masih jadi mahasiswa.

    BalasHapus
  4. Dibookmark dulu nih blognya, udah kubaca semua tapi nanti pas mau apply beasiswa S2 kayaknya wajib baca lagi deh. Aku masih kurang banget soal Bahasa Inggris :(( kayaknya mesti belajar lagi deh. Semangat buat semua yang mau kuliah di Luar Negeri!

    BalasHapus
  5. Satu-satunya yang membatasi gerakmu ya dirimu sendiri, betul banget

    Aku dulu banyak mikir, banyak pertimbangan ini itu lalu akhirnya batasin diri. Sekarang serba mudah dan gampang aksesnya. Itu kalau saudaraku ada yg ke LN buat kuliah, aku ya dukung banget. Sekarang aku lagi belajar bahasa Inggris lagi

    BalasHapus
  6. Keren bgt BEM UNSOED mengadakan acara kayak gini .. Smga menebar manfaat bagi yang mengikuti acara trsbut. Aamiin

    BalasHapus
  7. Keren banget, jadi ikut termotivasi untuk mewujudkan mimpi-mimpi yg belum selesai.
    Thanks min infonya, sangat bermanfaat banget..

    BalasHapus
  8. Acaranya keren banget. Emang mantap juga sih penyelenggara nya . Mantap memang mantap

    BalasHapus
  9. Jadi ingat dulu saat berusaha mengejar beasiswa. Jadi beasiswa hunter sejati, mengejar nikai toefl, belajar membuat profile yang bagus sampai wawancara... Sukses lalunsusah mencari profesor yang mau membimbing. Padahal dulu awalnya cuman kepengen ngerasain hidup diluar negeri hehehe

    BalasHapus
  10. Dulu waktu SMA punya niat untuk kuliah di luar negeri, bahkan sampai zaman kuliah pun kepikiran hal yang sama. Namun, bedanya, aku belum tahu mau ngambil bidang apa buat di sana. Sekarang, sudah mulai ada bayangan mau ke mana, ngambil kursus mana. Semoga berhasil kelak. Amin!

    Benar juga tuh poin soal konsistensi, itu masih jadi kelemahanku. Kita memang sering banget kan pake jurus SKS, hahahah.

    BalasHapus
  11. Ooh aku tau acara ini. Diposting di ig nya kak Gitasav.

    Memang. Bhasa inggris itu penting. Aku aja kalk ngomonh bhs inggris masih gelagepan. Haha

    BalasHapus
  12. Amin mba... Kali aja mimpi Eny jadi nyata kan, semoga terkabul dan balik lagi postingan ini hhe

    BalasHapus
  13. Terkarang mimpi itu susah banget digapai akan tetapi ketika kita ada usaha dan selalu menjaga impian yang ingin diraih serta restu dari orang tua insyallah pasti tercapai ya kak

    BalasHapus
  14. Kuliah memang dambaan hampir semua orang. Apalagi mau kuliah ke luar negeri impian aku banget. Yang pasti harus bisa menyesuaikan diri ya.

    BalasHapus
  15. Aku baru tau loh kalo GitaSav itu melanjutkan studi di LN. Doi kan tenar karena ngeblog juga ya?!

    Itu quote dari ka Abay makjleb banget:
    Tuhan tak meminta kita untuk menang, namun untuk berjuang tanpa henti.
    Ikhtiar aja dulu..

    Semoga untuk kuliah di luar negerinya bisa terkabul ya, Marfa*

    BalasHapus
  16. Ayoo..bermimpi.
    Selama ruang gerakmu masih terbentang luas.
    Semoga dengan ridho kedua orangtua, kemudian sukses meraih apa yang selama ini di impikan.

    BalasHapus
  17. Wahh.. makin terinspirasi nih. gaya bahasa dan penyampaiannya juga seru, thanks

    BalasHapus
  18. Wahh acaranya seru banget. Makin termotivasi buat belajar bener-bener dan bisa apply beasiswa ke LN

    BalasHapus
  19. Dduh, yang tadinya aku terjatuh dan tenggelam tak bisa Bangkit lagi. Kini kembali Semaangat.

    Tulisannya memotivasi sekali... Terimakasi Kak..

    BalasHapus

Halo, terima kasih sudah berkunjung!^^ Mohon klik 'Notify Me/Beri Tahu Saya' utk mengetahui balasan komentar via email.