Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Kamu merasa keren banget pas lagi
apa kalau boleh tahu?
Halo, apa kabar?
Pertanyaan di atas sempat saya
tanyakan melalui insta story, dan
beberapa menjawab dengan sangat manis seperti ketika sedang menggambar di kedai
kopi, ketika sedang speak up, sedang
menyanyi, atau ketika bisa bermanfaat untuk orang lain. Ketika pertanyaan
tersebut dibalik pada sang penanya, dengan senang hati akan dijawab dengan MENULIS.
Sekitar semingguan yang lalu,
saya kembali menemukan satu hal dalam riwayat kepenulisan. Tapi eh sebelumnya
karena menulis di sini sangat luas, saya lebih suka menyebut menulis sebagai
aktivitas blogging baik di blog
pribadi maupun Medium. Bukan menulis buku, novel, essais, atau kolumnis.
Mengapa juga bukan ngeblog saja? Karena ngeblog aja ditanya pasti jenisnya
selalu dua, yang personal atau yang memang untuk ternak blog untuk cuan. Jadi,
saya kira lebih enak ketika menyebut hal tersebut sebagai menulis yang
bernarasi.
sketch by @rifaldiyusufs |
Terhitung sejak 2014 mulai
menyeriusi blog, kendati pertama dibuat pada tahun 2011. Banyak hal yang
berubah, banya hal yang dialami dan sepertinya beberapa sudah pernah saya
tuliskan di blog ini mengenai blogging itu
sendiri. Untuk tulisan kali ini akan saya ambil dari sisi menulisnya saja. Jadi,
tahun 2019 ini saya aktif sekali menulis dan itu sudah menjelma menjadi suatu
kebiasaan. Karena sudah tak ada mata kuliah, dari yang awalnya puas-puasin
ngeblog menjadi habit tersendiri. Bisa dikatakan setiap harinya dapat membuat draft.
Hal di atas bisa saya katakan
sebagai previlese, dan itu terjadi secara tak sadar. Dari dulunya untuk satu
postingan butuh minimal waktu seminggu untuk sampai publish, sekarang paling 2-3 hari sudah berbentuk postingan plus
beberapa draft. Saya jadi ingat
perkataan Dee Lesari pada Desember 2018, penulis itu nggak akan kekurangan ide—justru
ide-ide tersebut akan mengantri untuk segera dieksekusi. Kala itu saya sempat
meragukan, bisa nggak ya seperti dia? Dan sepanjang 2019 ini adalah jawabannya.
Hamdallah, ketika nulis kadang 2-3 ikut muncul dan segera saya buatkan
kerangkanya biar nggak lupa. Karena sekali kehilangan sense, kamu lupa akan menulis apa. Distraksi yang menyenangkan.
Terlalu asyik menulis sempat membuat
saya kaget dengan perubahan di dunia luar, jadi dari yang setiap hari saya
kurangi agar bisa social life. Haha,
kudu seimbang pokoknya. Dan Oktober ini baru ada 3 tulisan, memang 2 minggu
awal saya memutuskan untuk rehat sebentar dari ketak mengetik ini. Tentu saja,
dalam waktu tersebut satu lembar kertas sudah penuh akan ide-ide apa saja yang
nanti bisa menjadi tulisan di blog ini maupun di akun medium.
Dalam waktu 2 minggu tersebut
saya menyadari kalau saya nggak bisa jauh-jauh dari nulis. Karena nulis itu
seperti berinteraksi dengan diri sendiri, menyimpan percakapan-percakapan di
kepala yang bisa penuh, dan menjaga akal waras. Pantas saja, psikiater juga
menyarankan untuk membuat catatan bagi yang memiliki mental health issue—agar percakapan sendiri setidaknya tak memenuhi
isi kepala.
Dulu saya juga sempat menulis
bahwa blogging itu sebagai salah satu
cara relaksasi, ternyata semakin ke sini saya paham bisa untuk self-healing. Makin berumur, kita akan
banyak bertemu hal-hal yang kurang menyenangkan dan yang tak masuk akal. Maka
menulis, adalah medium untuk menjadi lebih tenang dan menikmati dengan diri
sendiri.
Berada di semester akhir juga jadi jarang berkumpul dengan teman-teman, untuk
membunuh waktu-waktu sepi tersebut, menulis adalah sebuah obat yang
menyenangkan. Kamu setuju? Gaara, dalam karakter Naruto itu pernah bilang bahwa manusia nggak bakal tahan sama
kesepian, itu benar dan menulis adalah salah satu membunuh sepi. Buseh Naruto,
saya sudah lama sekali tak mengikuti.
Saya juga sudah komit sebelum
wisuda jangan ke luar kota kalau sifatnya cuma backpackeran, jadi shifting dari
dulunya ikut ke acara-acara ya perlu diganti hal lain. Dengan menulis, kamu bisa
rasanya ke mana-mana—tentu saja dengan membaca juga. Juga, membaca tulisan orang lain bisa juga untuk belajar baik dari ilmu
maupun pengalaman.
Baca tulisan serupa:
- Catatan di Persimpangan Jalan- Text, Narration, Stories: Weapon of Digital Storyteller and Blogger
- Bloger di Masa Depan, Menolak Tergilas
- Menjadi Bloger Tangguh: Harus Terus Menerus Belajar!
- Lika Liku Luka Bloger: Teman Dalam Sebuah Perjalanan
Dengan menulis, saya percaya
hidup tetap akan berjalan baik-baik saja. Thank
you for stopping by!
Saya akan merasa keren ketika saya bisa mewujudkan apa yang saya inginkan dari usaha saya tersendiri.
BalasHapuskece, jadi terasa ya kak perjuangannya :)
BalasHapus"Penulis nggak akan kehabisan ide" betul tuh mbak. Saya sampai kewalahan. Di akun blog ada 49 draft, belum lagi ditambah ide-ide yang saya tamun di notes smartphone hehe.
BalasHapusKalau saya menulis memang karena ingin menumpahkan isi pikiran. Bila ada isu-isu kekinian, saya ingin juga speak up lewat tulisan
Hihi ayo kak draftnya diselesaikan! Menyenangkan kan ya menulis itu :3
HapusWah masih rajin nulis nih, aku jadi kepingin nulis lagi, terakhir ngeblog ketika LBI 2016 :)
BalasHapusWah kita seangkatan LBI dong hehe
HapusMenulis memang asyik dan menyenangkan
BalasHapusAsyik dan menyenangkannya gimana nih?
HapusWah keren sih ini mah..
BalasHapusAku baru mulai rajin nulis lagi sejak 2019 kak,, itu juga masih sering ilangan haha..
Jangan lupa untuk keep drafting aja sih kak hehe :)
HapusWah tulisannya indah tentang persepktif menulis. Aku juga pernah membuat sebuah tulisan di blog yang judulnya menulis memberikan kebahagiaan dan membawa kebahagiaan (kalau tidak salah ingat). Dan aku sependapat kalau menulis tuh serasa 'terapi' untuk diri sendiri. Selain itu juga kadang kalau lagi di masa-masa sulit terus baca tulisan-tulisan lama malahan memantik semangat lagi.
BalasHapusAku juga tidak seproduktif dulu, tapi emang selalu berusaha untuk menulis walau seringnya mentok di nulis status aja sih hahahaha
Wah aku mau baca perpektifnya juga kak hehe. Gapapa nanti kumpulin jadi postingan yaa :)
HapusAku merasakan hal yang sama mbak, hehe. Sebagai introvert aku susah cari teman, dan ketika teman-teman lama nggak lagi didekat kita tu rasanya sepi.. banget. Akhirnya nulis, nulis dan nulis. Sekalian juga sekarang bisa diduitin meskipun nggak naik cetak di penerbit, hehe.
BalasHapusSemoga selalu bisa menulis ya kak hihi
HapusMenulis adalah candu ,menulis adalah terapi , ya! Mnulis adalah suatu hal yang menyenangkan y mbak . Btuk bvt kata mbak. Manusia gxda yg suka sepi. Dan menulis adalah salah satu cara membunuh sepi .
BalasHapusIya, namun tetap berusaha untuk punya kehidupan sosial
Hapusaku kalo liat orang yang dah konsisten buat nulis tuh rasanya kayak keren banget. Aku juga nulis, tapi memang belum bisa konsisten buat publish brp artikel seminggu. kadang ngikutin deadline aja. kalo lagi sempet ya nulis.
BalasHapussebenernya di kepala tu banyak banget idenya, kalo lagi jalan kadang tiba-tiba pengen nulis ini itu, tapi pada akhirnya ya gak semua terealisasi dalam bentuk tulisan.
Kadang pas mau mulai nulis, ada aja halangannya, entah itu mager, males, stress karna deadline lain dah numpuk, juga karna banyak kerjaan lain yang gak bisa ditinggalin.
aku baca cerita kakak jadi terpacu buat konsisten n rutin nulis lagi, tapi kira-kira mulai dari mana dulu ya? masih bingung cara bagi waktunya juga antara nulis sama kerjaan lain.
awal kenal blog pas 2009-2010an. Mulai coba bikin blog dari ecek-ecek sampe berakhir di tld. Menulis blog itu refreshing banget menurutku. Kita bisa berbagi banyak hal untuk orang lain dengan cara, pemikiran dan kreatifivitas kita.
BalasHapusBeda-beda tiap orang sih. Aku akan merasa keren ketika bisa menulis yang bermanfaat entah untuk sekarang atau kedepan sih. masih belajar juga soalnya wkwk
BalasHapusSenang ya pastinya kalau menulis bisa sekaligus bermanfaat, hati kerasa penuh :D
HapusHai Marfa, salam kenal yaa..
BalasHapusDulu saya bikin blog itu sejak kuliah jg, cuma belum tahu kalo blog akan semenyenangkan ni, menyenangkan dalam arti menambah wawasan, pertemanan, bahkan memperluas keduanya.
Saya suka sekali dengan kata-katamu tadi, ide yg muncul utk menulis itu adalah distraksi yang menyenangkan. Saya pun merasakan hal demikian.
Yang sering muncul ide itu sebenarnya kalo lagi nggak pegang hp, pasti muncul. tapi gatau nih efek umur, mesti pas mau nulis idenya di hp suka kelupaan, haha