Daftar Isi Postingan [Tampilkan]
Berada di lingkungan startup meskipun bukan menjadi pegiatnya, saya banyak belajar mengenai personal development & skills
dan manajemen dalam sebuah organisasi. Salah satunya adalah kreativitas
yang membutuhkan kedisiplinan, sebuah sikap mengenai profesional
apalagi kalau memang sudah berbicara visi yang sudah menjadi tujuan
bersama.
Dulu,
saya melihat kreativitas hanya sebagai alternatif lain dari arus utama
dalam bagian kehidupan. Seperti misalnya kurang bisa di akademik, tapi
jiwa seni jalan — dan mungkin beberapa akan tumbuh yang dinamakan passion. Padahal itu mungkin adalah perkara porsi di mana kamu lebih unggul, misalkan saja saya lebih ada engagement di bahasa dari pada angka. Kemudian berlanjut ke bidang lain seperti membuat artikel, menyukai narasi, hingga blogging.
sumber: unsplash |
Kemudian beranjak ke kuliah, kreativitas itu dapat bertumbuh menjadi personal branding
sendiri atau iming-iming passion. Nah ini ternyata jurang jebakannya,
misalnya awalnya ingin fokus dan mendalami, malah justru terjebak dan
tak membuka ruang untuk ilmu-ilmu dan perspektif yang lain.
Baca juga artikel saya di Why Catching Your Passion Isn’t Enough?
Mungkin
yang menjadi kaburnya kreativitas ini saat berada di bangku kuliah dan
sekolah adalah hilangnya pelajaran seperti menggambar dan mewarnai,
mengarang, atau membuat karya. Memang sih, nggak lagi harus disuapin dan
menjadi pengikut, bisa diteruskan secara mandiri dengan mengikuti
organisasi atau komunitas. Inilah, peran kreativitas itu sudah berubah
lagi fungsi dan bentuknya dalam jenjang seorang pembelajar. Seperti
membuat keputusan, berpikir kritis, dan mewujudkan atau mengolah
ide-ide.
Kreativitas itu dapat berubah menjadi softskill
yang kemudian berlanjut seperti bagaimana cara berkomunikasi dengan
orang dalam melayani maupun berinteraksi, cara memimpin sebuah tim, dan
cara membangun trust & engagement antar individu.
Ternyata, ilmu kehidupan memang kompleks ya.
Seperti
kalimat jangan habis karena ambis, mungkin akan sama juga dengan jangan
pasif karena kreatif. Benar, kreativitas yang beberapa menelurkan
karya-karya dapat menjadi suatu ekspresi atau cerminan akan individu yang idealis, atau yang ingin mengutarakan pesan-pesan. Saya kira dulu
juga kekreativitasan ya sesempit hanya akan ada di industri-industri
kreatif. Orang-orang yang dapat dengan bebas mengekspresikan diri dan
berkarya secara totalitas. Secara harfiah bener-bener sesukanya tanpa
suatu belenggu apapun, tapi ternyata tidak.
Ambil
aja contoh, bagaimana seorang pemimpin perusahaan akan melakukan
perubahan, yang beda dan atau lebih unggul dari kompetitornya? Ya harus
berpikir kreatif dan inovatif, dari ide hingga eksekusi. Nantinya
mungkin akan ada kolaborasi dengan partner, mencari
dukungan dari banyak media, dll. Atau guru, gimana biar metode ngajarnya
asyik? Atau organisasi kemahasiswaan satu dengan yang lainnya biar
prokernya nggak cuma formalitas dan cenderung sama? Atau, simpelnya aja
deh mahasiswa gimana nyampein hasil presentasi? Creativity starts from a very litle thing, I guess.
Kemudian
apakah kreativitas hanya dimiliki oleh mereka yang “dengan untungnya”
didatangi ide-ide, muncul begitu saja di kepala? Ya, tentu saja nggak
dong. Butuh dilatih untuk menjadi kebiasaan, nah kebiasaan itu perlu kedisiplinan.
Jangan serta merta merasa punya ide paling keren, terus ide orang lain
dianggap lebih di bawahnya — ya bukan. Ngelatihnya gimana? Biasa dengan
berpikir kritis terlebih dahulu kalau melihat, membaca, atau mendengar
sesuatu. Lekas analisa, akan sebab dan akibatnya. Banyakin baca dari
berbagai genre, ah ini serius deh simple tapi susah, perlu dibiasakan.
Kemudian jika sudah terbiasa berpikir kritis, jangan dibiarkan melempem juga dengan tak membiasakan habit ini. Disiplin,
dalam penerapan atau eksekusi, yang artinya kamu serius dengan hidupmu,
kamu tak main-main dengan waktumu, dengan itu satu mimpi ke mimpi
lainnya akan lekas tercapai. Kedisiplinan dalam kreatif ini juga akan membuatmu tuntas jika sedang mengerjakan sesuatu, time management misalnya. Nggak cuma berakhir pada itu saja, namun akan menciptakan value dalam diri, bagaimana kamu di mata orang lain sebenar-benarnya. Sekian.
***
Artikel sebelumnya telah dipublikasikan di Medium:Marfa U
Wah, saya jadi malu, nih, ada beberapa aktivitas yang saya tidak tuntas eksekusinya. Tidak serius belajar caranya juga ada. Padahal ilmu kehidupan sangat beragam.
BalasHapusMungkin karena itu beberapa dari kita mendelegasikan pekerjaan, ya. Dan bicara delegasi, bahkan yang ini pun butuh soft skill delegating, dan yang ini, saya sang virgo sulit melakukannya.
Kreativitas memang harus didukung dengan konsistensi agar terus berlanjut dan tidak hanya boom sesaat. Semangat untuk kita semua.
BalasHapusiya, kalau orang kreatif itu bakalan tekun loh. tekun alias disiplin.
BalasHapusmenekuni hobinya untuk mengasah jiwa kreativitasnya
Quote belakang yang dibold kuning itu makjleb banget :D
BalasHapusBener banget sih mbak aku nih kadang suka nunda2 jdnya kesempatan berlalu gtu aja heuheu. Kudu bener2 punya time management yang bagus supaya semua step bisa dilewati dengan baik dan cepat. Thanks sharingnya.
Disiplin ini sering banget di terapkan suamiku, dia time managementnya rapi sementara aku awut2an. Ternyata disiplin memang harus di biasakan ya mba
BalasHapusSegala sesuatu itu menurutku memang butuh disiplin ya mbak..contoh kayak mbak Agnes yang sekilas hadeuy cm nyanyi doang..ternyata nggak begitu. Skill ya terbangun dgn baik berkat kedisiplinan dia latihan, olah tubuh dll. Jadi setuju banget deh. Kreativitas harus didukung jg dgn disiplin
BalasHapusmemang disiplin jadi kunci segala macam permasalahan hidup termasuk kreatifitas. dengan rutin mengeluarkan ide kreatif otak jadi terus bekerja secara positif, Management hidup kudu banget diatur
BalasHapusJika ingin sukses dan berhasil setiap lini kehidupan, kunci utamanya adalah disiplin. Termasuk menimbulkan kreativitas, perlu kedisiplinan
BalasHapusI seee... disiplin dalam hal mengeksekusinya ya.. noted.
BalasHapusAku setuju banget.
BalasHapusIni yang bikin orang bisa sukses. Karena, aku percaya banget bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Ketampar banget akutu! Soalnya aku susah banget ngatur waktu :(
BalasHapus