Halooo, apa kabar?
Kalau dihitung, ini adalah ketiga
kalinya saya nulis tentang Gitasav. Bedanya, dua tulisan terakhir nggak penuh-penuh
amat, yang pertama dengan judul Book to Movie Adaptation Wish List di mana saya memasukan buku Rentang Kisah untuk
harapan dijadikan film dan yay ternyata sedang proses. Kemudian postingan yang
kedua dengan judul FOSA Talkshow 2019: Tentang Perjuangan, Merawat Mimpi, dan Kuliah di Luar Negeri dibuat ketika
Gitasav dateng ke Purwokerto buat
ngisi acara tersebut. Untuk postingan yang ketiga kali ini adalah review bukunya yang ketiga dengan judul A Cup of Tea, yay!
Ketika diumumin buat pre-order, saya beruntung bisa langsung check out kali ini. Kalau dulu yang
Rentang Kisah itu belinya udah cetakan ketiga dan nabung-nabung dulu, jadi
ketika mau review udah sedikit hilang
excitementnya. Mana pas order dapet bonus buku dari yang jual,
dobel senengnya! Akhirnya sampai juga nih buku ke rumah dan dihabisin dalam
waktu dua hari ketika dini hari, sebenernya sekali duduk bisa sih buku ini.
Ternyata dibaca di jam-jam segitu juga feelnya
dapet. Mumpung masih seger di ingatan dan masih ada excitementnya, saya mau nulis ulasan sedikit mengenai ACOT ini. Detail
buku dulu yuk mari:
A Cup of Tea: Mencari untuk Menemukan
Penulis: Gita
Savitri Devi
Editor: Ry Azzura
Penyelaras aksara:
Tesara Rafiantika
Penata letak:
Putra Julianto
Desainer sampul:
Agung Nurnugroho
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 141 BW + 31 FC hlm
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 978-979-780-957-7
Harga: Rp77.000,-
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 141 BW + 31 FC hlm
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 978-979-780-957-7
Harga: Rp77.000,-
Blurb:
“Mulut lo nggak sesuai sama jilbab lo.“
“Sekolah di Jerman tapi akhlaknya nol.“
“Bad influencer! Di mana manner lo?!“
“Halah banyak bacot lo. Dasar attention seeker!“
“Lo nggak dididik dengan benar sama orang tua lo.“
Kita nggak butuh pisau untuk membunuh seseorang. Kata-kata yang
ditujukan ke gue itu tentu bikin gue down. Semuanya ingin gue hilangkan dari
ingatan, tapi nggak pernah berhasil. Nggak mengacuhkan omongan orang lain
ternyata nggak mudah. Gue udah coba segala cara; self healing, curhat ke teman,
curhat ke psikolog, semuanya. Namun, sampai sekarang kejadian itu masih terasa
fresh di otak, seakan-akan baru kemarin menimpa gue.
Cyber bullying ini salah satu yang gue ceritakan di A Cup of Tea.
Selain itu, gue menuliskan tentang perpisahan yang gue lewati, perjalanan yang
mengubah diri, kehidupan setelah pernikahan, hingga kebahagiaan yang gue cari.
Lewat buku ini gue berharap kita mendapat kekuatan untuk terus jalan, dan
mencari untuk menemukan. “We are a fighter. Don’t let other people say
otherwise.”
Ah iya, buku A Cup of Tea ini akan lebih baik jika membaca buku sebelumnya dulu
yaitu Rentang Kisah. Sebenernya bukan kelanjutannya sih, namun karena ini
kumpulan catatan dari sosok Gita jadi bisa melihat proses perjalanan
bertumbuhnya. Namun jika ingin tidak dulu membaca juga tetap tidak masalah. Di ulasan
selanjutnya saya juga akan membandingkan dengan buku Rentang Kisah sebagai
acuan.
COVER
Karena judulnya A Cup of Tea, jadi nuansa warnanya
cokelat gitu. Cukup simpel karena hanya terdiri judul, tagline, nama penulis dan logo penerbit saja. Judulnya diambil dari
nama judul blognya Gitasav yang berisi catatan perjalanan dan berbagai
opininya. Well, selain ngikutin
videonya di YouTube saya juga suka baca tulisan blog Gitasav dari jaman belum
ganti domain, nyahaha. Tapi isinya bukan tulisan ulang di blog sih kali ini. Kesan
pertama setelah baca terhadap cover berbeda nih, awalnya netral aja namun
ketika selesai membaca ternyata isinya kebanyakan tentang hal-hal yang didapatkan
ketika Gita sedang berada di berbagai tempat. Jadi kalau menurut pendapat saya
pribadi, perlu hint semacam mungkin ilustrasi pesawat, peta, dan buku biar lebih mewakili bukan hanya catatan perjalanan biasa.
Semoga cetak ulang lagi nih, biar bisa dikasih sedikit pembaharuan. Hihi.
Kemudian untuk cover belakang, suka sekali dengan
desainnya—cukup itu. Untuk tagline juga
saya suka sekali, cocok buat mewakili isi tulisan di buku ini.
ISI
Kalau menurut saya, buku ini bisa
dibilang sebagai bagian dari bertumbuhnya Gitasav. Dari buku pertama saya jadi
tahu nih ternyata seorang Gita juga manusia biasa yang juga mengalami struggling apalagi bagian di
pendidikannya. Eh iya, to mention nih
Gitasav juga salah satu tokoh perempuan yang saya idolakan tentang mimpinya,
tentang untuk mencari hal-hal yang ingin dijawab mengenai diri sendiri dan
kehidupan.
“…Padahal seharusnya kita adalah satu-satunya orang yang mengenal diri kita paling dalam. Harusnya hanya kita yang mengerti apa yang sebenarnya kita rasakan. Harusnya kita nggak didikte oleh orang-orang asing apa yang harus kita lakukan terhadap diri sendiri.” (89)
Ada banyak kutipan yang saya
tandai di buku ini dan yang saya suka adalah ada lembar-lembar berwarna serta
gambar di setiap peralihan bab. Buku ini isinya bisa dikatakan random sih, kalau kamu suka baca blog personal kira-kira seperti itu.
Kebanyakan di buku ini adalah cerita apa yang Gita dapat ketika mengunjungi
sebuah negara, berbicara mengenai agama, perspektif, dan orang-orang.
Selebihnya, ada bagian perihal menikah, cyber
bullying, dan pengembangan diri.
Baca ACOT ini enak, kaya ada
seorang temen yang sedang bercerita di depanmu setelah melalui perjalanan.
Sebagai overthinker yang kadang suka
perfeksionis juga, buku ini relate banget
di beberapa bagian. Ikut “kerasa” juga pas Gita cerita bagian cyber bullying yang pernah terjadi di
masa lampau, saya salah satu yang banyak membaca komentar-komentar jahat di
internet tanpa tahu, dan tanpa mengenal. Memang internet bisa sejahat itu usernya, yang lebih parah adalah turut
menjatuhkan dan out of topic alias
manas-manasin. Dear Gita, kalau kakak baca ini—semoga lukanya lekas pulih, ya!
“Gue merasa akar dari kebahagiaan adalah rasa syukur dan jujur terhadap diri sendiri. Menerima diri dan keadaan yang kita punya sangat berperan penting untuk menumbuhkan ketentraman hati kita.” (103)
Ew, berbicara mengenai beberapa tempat yang dilampirkan di buku ini
jadi membangkitkan mimpi saya juga buat bisa kuliah di luar negeri. Dari buku ini nambah pengin karena memang
untuk menambah wawasan studi yang lebih luas, juga belajar bermasyarakat dengan
kultur yang berbeda. Traveling ternyata di saya juga memberi dampak positif untuk
menemukan diri sendiri dan belajar memaafkan. Melalui buku ini, kamu akan
sedikit dibawa untuk mengenal dunia dengan cerita yang mengalir. Kalau dari
saya personal yang memang suka belajar dari pengalaman oranglain, saya belajar
untuk bermurah hati, menjadi pengasih, dan selalu belajar serta aware ke sekitar.
Hal lain yang saya suka dari buku
ini adalah pemilihan font yang nyaman
dan minim sekali typo kecuali di
bagian akhir. Sayangnya, isi buku ini bagi saya terkesan acak dari bab ke bab. Memang
sih karena isinya catatan, mungkin bisa dikelompokan berdasarkan topik yang serupa.
Ditambah lagi tidak ada daftar isi, jadi kalau mau nyari bagian bingung sendiri
sedang di bab mana. Nah, karena acak ini ada bagian topik yang seharusnya bisa
lebih panjang jadi terkesan sangat pendek dan hanya menjadi bagian kecil dari
buku ini sebagai pengembangan diri seorang Gita (nggak dibahas bagian mananya
biar nggak spoiler :p). Namun at the end
of the story, keseluruhan isi cocok dengan taglinenya; Gita yang ke mana-mana, belajar menemukan diri sendiri,
mencari di mana bisa fit in, dan
selalu ada hal-hal menakjubkan dalam hidup.
“…Gue mau lebih sering mengekspresikan diri gue sejujur-jujurnya dan nggak takut untuk terlihat vulnerable. In fact, being able to be vulnerable is very empowering. Ada kekuatan yang gue dapatkan dengan berani menghadapi kerapuhan diri dan menerima bahwa diri kita nggak selalu kuat, nggak selalu optimis, maupun positif. Lagi, pada akhirnya gue hanya manusia biasa.” (149)
Lastly, buku ini cocok untuk mereka yang suka merasa tersesat, yang memiliki begitu banyak pertanyaan di kepala mengenai apapun; diri sendiri, pandangannya terhadap dunia, dan lain-lain. Sesuai judulnya, cocok juga dibaca sambil ditemai secangkir teh hangat. Kamu, bulan ini tertarik untuk membaca A Cup of Tea?
Setuju, font tulisan emang ngaruh, kak. Bikin jadi betah dan senang nyelesain bacaan. Ngomongin buku, udah jarang beli buku cetak. Hehehe..
BalasHapusSaat merasa tersesat. Lha aku jadi kepo Mbak, apalagi yang sekolah ke luar negeri tuh. enar banget bisa nambah wawasan. Covernya cantik ya. Kayaknya rekomendasi memang manis untuk dikoleksi dan dibaca ini...
BalasHapusAku baca cerita kak marfa aja deh , tulisannya bagus, jenis font nya juga bikin mata enak melihatnya, jadi pengen coba juga bikin tulisan seperti ini, sebab tulisan di blog aku monoton
BalasHapusCover dan judulnya menarik...
BalasHapusIni semacam buku pengembangan diri yg dikemas secara simple ya kak? Biar mudah dipahami
Jadi pengen baca nih Mbak.. sepertinya menarik. Aku suka banget dengan kisah2 orang yang survive hidup di luar zona nyaman, apalagi kisah kuliah di luar negeri.
BalasHapusMemang, kita gak bisa selalu kuat, nggak selalu positif karena kita adalah manusia biasa.
BalasHapusBelum pernah ke blognya Gitasav, apalagi baca bukunya.. mampir ah ke blognya. Tapi saya suka sama quotenya,, sepertinya banyak inspirasi. :)
penasaran aku sama buku satu ini, doi juga traveler ya terlihat ada foto di salah satu kota london tuh, atau memang tinggal di negeri ratu elizabeth ?
BalasHapusBagian blurb nya itu dalam banget untuk ditelaah bahwa terkadang ya ada aja orang yang julid. Kalau keadaan sudah kondusif mau juga nih cari bukunya di toko buku, sekalian melepas rindu di toko buku
BalasHapusWah ada temen nih, aku juga suka ngikutin youtube channel dan blog nya gitasav. Ngeliat kak gita ngomong dan ngeluarin pendapatnya yg lancar gitu mewakili unek unek di otak.
BalasHapusBtw bagus reviewnya kak. Salam kenal ya :>
Masih ada jg ya mereka bug hobi baca buku cetakan. Kukira serba digital beralih ke layar smartphone. Sepintas cerita cukup bagus sih dgn pilihan kata yg cukup menusuk dan pastinya bikin penasaran untuk tuntaskan bacaan
BalasHapusGercep nih Mbak Marfa. Aku belum beli bukunya. Aku jg mengikuti Gitasav di bukunya, IG-nya, blognya, dan youtubenya. Dan aku ngefans juga sama dia.
BalasHapusSejujurnya aku bakalan bilang kalo aku gak akan cocok baca buku ini hehehe. Melihat apa yang terjadi sama Gita, cyber bullying is really bad and looking how Gita handle it is really interesting. Well let's see if there is discount or somethig so i can read the book eheheh
BalasHapusAku pernah baca sekilas buku ACOT Gitasav punya teman. Bahasanya enak dan mudah dipahami. Abis baca artikel ini, jadi pengen baca bukunya full.
BalasHapusPenasaran jadinya setelah baca review ini deh, ingin baca juga bukunya.
BalasHapusQuote yang keren, motivasi yang kuat untuk terus bergerak maju ke depan apapun yang terjadi. Buku yang keren ini boleh nanti dicoba baca dulu.
BalasHapusDuh baca reviewnya bikin aku penasaran pengen baca langsung bukunya
BalasHapusSepertinya beneran banyak quote menarik yang bisa jadi motivasi diri untuk bengkit dan tetap bersemangat menjalani hidup
Meski tidak terlalu mengikuti perjalanannya, tapi sering lihat yotubenya. Gitasav salah satu youtuber idola anak-anak. Nanti bakal beli bukunya ah
BalasHapusWaah FOSA... dua taun berturut2 saya kesana, maklum pernah jd pengurus PPI. Kangen fosa dan purwokerto haha
BalasHapusAku belum pernah baca bukunya, baik yang sebelumnya, juga yang ini. Tapi, aku rasa, aku sepemikiran sama Gitasav, setelah kufollow IGnya.
BalasHapusKisah tentang seseorang yg tinggal di luar negeri yg budayanya berbeda dg negeri asalnya memang sepertinya menarik untuk diikuti ya
BalasHapusBelum baca, tapi baca paragraf terakhir Umi bikin aku jadi penasaran. Apalagi aku memang tipe orang yang pikirannya selalu riuh sama berbagai pertanyaan tentang hal apa pun.
BalasHapusAku enggak begitu mengikuti Gitasav sih, tapi beberapa kali enggak sengaja lihat dia di media sosial aku tahu kalau dia perempuan yang hebat dan emang menginspirasi.
Aku pun kadang suka termotivasi sama kisah hidup orang lain. Kayak yang seru dan menarik aja buat disimak dan ditarik pelajarannya. 😊
Gita tokoh yang struggle perlu dicontoh sama anak-anak muda jaman skr nih. Aku belum pernah baca karyanya Gitav nih padahal sebelum2nya aku suka penulis2 perempuan. Mau coba baca bukunya deh mumpung masih di rumah aja
BalasHapusCukup menarik ya bukunya
BalasHapusCyber bullying tuh gak banget dan banyak yang akhirnya jatuh karena ini. Semoga kita jauh2 dari itu yaaa
Duh, finally i read a review of A Cup Of Tea. Sebelumnya saya juga sudah baca buku Rentang Kisah dan tertohok pun setuju di beberapa bagiannya. Bahkan turut berjuang tegar seperti yang Gitasav sampaikan di buku sebelumnya. Jadi makin tergoda untuk beli buku ini. Eh tapi harus nabung dulu deng.
BalasHapusBahkan buku Rentang Kisah saja belum sempat saya tulis pengalaman bacanya di blog saya, Kak.
inspiratif banget ya mbak bukunya, aku juga suka nih buku tentang kisah nyata gini. Bisa memotivasi karena banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari si penulis ya
BalasHapusIni bacaan ringan yang asyik, ya. Belajar menemukan diri sendiri dari pengalaman dan penemuan Gita Savitri.
BalasHapusMungkin saya perlu sesekali menikmati bacaan ringan. 2 tahun ini saya selalu baca buku dan jurnal sejarah. Yang ringan hanya bacaan postingan teman sehingga kadang menikmati benar membaca opini/sharing di blog gini.
Karena gak boleh kemana-mana, aku jadi cari e-booknya Gitasav.
BalasHapusDan gak nemu yang gratisan, huhuu... Adanya di Google Play dan itupun yang Rentang Kisah.
Dari segi konsep, bagus buku pertama atau kedua, Marfa?
hmm menarik sepertinya buku ini. Bahas tentang cyber bullying, aku paling kesal kalau baca komen netizen yang seenaknya udel nya :((
BalasHapusWah aku yang merasa tersesat ini kyknya jd penbgen baca bukunya haha. Coba nanti kalau ada di toko buku online aku coba cari ah :D
BalasHapusBTW semoga impiannya kuliah di luyar negeri tercapai ya mbak, kita gak ada yang tahu masa depna, yg penting usaha :)
Kalau baca reviewnya, saya sepertinya menangguhkan dulu untuk membaca buku Cup of Tea ini. Karena saya tidak suka jika harus tersesat dan memiliki banyak pertanyaan di kepala hihihi
BalasHapusIngin bacaan yang ringan dan berbumbu romansa aja, deh!
Bisa dibilang buku ini adalah isi blog yang dibukukan? Apakah benar begitu, Mbak? Karena gaya berceritanya seperti tulisan di blog ya?
HapusGitasav ini salah satu wanita yang isi kepalanya itu kece banget! Aku jadi gasabar sih buat baca bukunya ini, yg ternyata setelah rentang kisah, Gitasav udah terbitin buku lagi, kece abis!
BalasHapusbuku yang menunjukkan kisa perjalanan seorang Gisav yang berisi proses pendewasaan. Pasti banyak sekali cerita tentang bagaimana terpuruk, bangkit, menata hidup dan membuat semuanya menjadi baik kembali serta membangun harapan untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik
BalasHapusPercaya ga, gue tuh ga pernah melirik Gitasav, cuma sebatas tahu aja selama ini. Yahhh gue emang tipe bodo amet sih. Dan kmaren itu beli ACOT ini karena nongol di timeline di saat otak lagi jenuh butuh bacaan baru yang ringan tapi dalem. But I love it. Mungkin ini salah satu buku yang gue ga kecewa belinya dalam beberapa tahun terakhir. Belum tamat sih, karena pas hari pertama baca, dapet separonya, malemnya mimpi aku jadi berat banget. hufhhhh sekarang bacanya pelan pelan deh. ga mau tenaga saat tidur terkuras karena mikir dalam mimpi
BalasHapusaku udah baca yang rentang kisah
BalasHapusdan sekarang jadi penasaran sama buku barunya yang ini
pengen tahu sosok Gita, terlebih mengenai sudut pandangnya
semoga suatu hari bisa baca
Baca resensi buku A Cup of Tea jadi ingat buku tulisan Ollie yang juga diterbitkan Gagas Media. Tentang pencarian diri dan self-healing. Cuma kayaknya cakupan bahasa lebih luas Gita Savitri. Dah lama nih ga baca terbitan Gagas, makasih ya udah diperkenalkan dengan buku ini.
BalasHapusWah, seru ya bukunya, aku jadi pengen beli, heheu..
BalasHapusHihi, simpel dan benef banget covernya menarik!!
Jadi pengen baca aduuuuh sumpahh gimana inii :D
BalasHapus4 tahun yang lalu aku sempet ngikutin Gitasav di youtube channelnya
BalasHapusKapan ya terakhir beli buku cetak lupa euy. Suka dengan kata kata hal 89☺
BalasHapusQuotes-nya ngena banget! Kemasan bukunya pun sepertinya lucu. Aku udah lama ga baca buku, sih. Udah ketagihan novel-novel online jadi jarang beli novel baru juga. Tapi buku ini sepertinya menarik untuk dibaca, seperti yang Marfa bilang, cocok untuk dibaca oleh orang yang dalam pikirannya penuh pertanyaan, tentang hidup.
BalasHapusSudah lama banget beli buku bacaan buat diri sendiri (cetak kertas) lebih sering beliin buat Caca, sekarang lebih sering beli OL atau donasi Patreon ke beberapa web novel seperti di wuxiaworld.
BalasHapusquote2 dalam kek gini jadi keinget buku Let Go dan Sabda dari persemayaman
Saya Juga mengidolakan Gitasav karena dulunya suami sya jga ngidolain dia pas dia bisa kuliah di Jermah suka jga liat di YouTube dia sama suaminya. Tapi kok blm pernah baca bukunya. Hmmmm
BalasHapusKamu pasti menjiwai banget saat membaca buku ini ya, aku ingat betul kok usia-usia seumuran kamu itu adalah masa pencarian jari diri, penuh dengan semangat yang kadang pasang surut.
BalasHapusIngin segera mencoba hal baru, tapi kadang muncul ragu dalam diri, apakah aku bisa melangkah ke dunia luar. Setidaknya aku dulu gitu, kalau misal kita gak sama, no problem.
Tapi saat ini aku juga kadang merasa hilang arah.
Penasaran juga sama A cup of tea ini, oke cek dlu saldo atm, semoga ada jatah jajan.
Buku yang sepertinya menarik isinya, semacam banyak insight dan pencerahan, cocok banget dinikmati selama dirumah aja. Mau nyari dulu dah onlinenya biar dikirimin ke rumah sih
BalasHapusSeru ini buku, bisa langsung dibaca ditengah masa pandemi begini agar tambah termotivasi diri ya
BalasHapusga nyangka perkembangan gitasav sudah sejauh ini, dulu sering ngikuti vlognya, tpi akhir2 ini jarang. jadi kepo nih
BalasHapusReviewnya komplit mbak. Jadi penasaran isi lengkapnya.
BalasHapusWah keren ini Mba Gita, berawal dari bloger ya sudah punya buku sendiri. Kita bisa memetik pelajaran dari siapa saja. Apalagi ini bukunya bisa menjadi positive vibes buat perempuan dalam perjalanan kita mengembangkan diri.
BalasHapusBaca review ny aja bagus banget apalagi isi bukunya ya. Bnyk hal menarik di dalamnya yg bs di jadikan bahan kajian
BalasHapusKalau saya baca buku ini pasti bingung juga. Baru sekarang kayanya dapat info kalau buku ga ada daftar isinya
BalasHapusNtar mau nyari halaman berapa tentang apa bingung kan ya
Dari covernya terlihat sangat hangat.. apalagi judunya.. mmm... nampak bisa menikmati isi buku ini sambil santai menikmati secangkir kopi ini ya mbak.. gitasav ini hijabers yang sangat fenomenal
BalasHapusWaw, bisa menerbitkan buku sesuatu banget, keren banget mbak
BalasHapusSering dengar gitsav tapi belum benar2 kepoin tentangnya. Menarik juga bukunya ya, relate dengan pencarian banyak orang. Abis ini kepoin ahhh
BalasHapusBacaannya ringan tapi sarat makna ya. Bisa menjadi bahan refleksi dari kenyataan yang dialami penulis, cara untuk bangkit dari bullying lalu meemukan solusi dengan berdamai dengan diri sendiri..cool
BalasHapusJadi pengen baca ni mbak. Penasaran aku sama buku ini. Baca quote aja udah semangat dan memotivasikan aku. Makasih reviewnya.
BalasHapus“Lo nggak dididik dengan benar sama orang tua lo.“ <<< auto aku tampol kalau ada yang berani ngomong gitu depanku ... aku jadi kepengen baca buku ini sampe habis deh, sepertinya menarik
BalasHapusSepertinya menarik ya kak.. bisa menjadi bacaan dikala senggang seperti ini..
BalasHapusFilosofi bukunya keren, karena kita memang harus mencari untuk menemukan jawaban yang kita cari
BalasHapusBelum pernah baca buku ini, tapi jadi tau dengan ulasan du atas. Font tulisan terkadang menjadi daya tarik sendri untuk membaca, apalagi ga ada typo, makin betah ya kak bacanya.
BalasHapusMenarik nih cover Sama font nya, isi nya juga mirip kirim Sama yang akun rasakan sekarang
BalasHapusBukunya bisa untuk memotivasi diri juga nih. Langsung cari e-booknya ahhh. Penasaran.
BalasHapusPenasaran deh sama bukunya jadi pengen baca
BalasHapusCover bukunya keren dan judulnya menggelitik banget. Isinya menarik juga mba, jadi pengen baca bukunya. Bisa nmbh wawasan gmn sih kuliah di LN...mksh review nya .
BalasHapusMenarik nih kayanya. Netizen emang kalau komen suka nggak pakai mikir. Ntar kalau dilaporin baru deh nangis2 minta maaf. Huff. Masih pada kurang edukasi soal adab bermedia sosial.
BalasHapusBtw aku suka bagian ini -- “Gue merasa akar dari kebahagiaan adalah rasa syukur dan jujur terhadap diri sendiri. Menerima diri dan keadaan yang kita punya sangat berperan penting untuk menumbuhkan ketentraman hati kita."
Setuju soal itu.. syukur dan menerima diri sendiri.. penting banget.
halo ka, makasih reviewnya =, aku blm baca buu gita yang a cup of tea, garagara baca review kaka jadi pengen belideh wkwk
BalasHapussala kenal ya ka aku juga suka eview buku di blog aku lho, kalau sempat mampir https://deeponyourmind.blogspot.com/
Entah, sampe sekarang Masi suka aja baca buku cetak dibanding bentuk digital.. apalagi kalo pas lagi pertama beli wkwk
BalasHapusHai! terima kasih banyak yaa reviewnyaaa, aku baru nemu blogmu ini, semoga bisa mutualan yaa, hehee, aku juga ngefans banget sama Kak Gita nih, makanya jadi baca bukunya juga^^
BalasHapus